Sedangkan Boeing KC-135 Stratotanker juga mampu menjangkau jarak terbang yang lebih jauh dibandingkan KC-97 Stratofreighter dan dapat terbang lebih lama karena sudah dilengkapi dengan mesin jet terbaru, serta mampu terbang dengan ketinggian jelajah yang lebih tinggi. Juga dengan kemampuan mengudara yang lebih lama dan ketinggian jelajah yang lebih tinggi, Boeing KC-135 Stratotanker dapat memungkinkan untuk mensupport B-52 Stratofortress guna mengudara selama 24 jam atau bahkan lebih dan juga bahkan menjangkau seluruh belahan bumi, di mana Boeing KC-135 Stratotanker yang memang digunakan untuk mengisi bahan bakar pesawat ketika di udara.
Kedua Pesawat ini memang sangatlah legendaris di Angkatan Udara Amerika Serikat. Bahkan hingga hari ini baik Boeing B-52 Stratofortress maupun Boeing KC-135 Stratotanker masih terus digunakan dan beroperasi di Angkatan Udara Amerika Serikat.
Pada tahun 2019 Angkatan Udara Amerika Serikat berhasil mendapat persetujuan dari Senate dan Kongress Amerika Serikat untuk anggaran guna memodifikasi armada-armada pesawat Boeing B-52 Stratofortress yang masih beroperasi di Angkatan Udara Amerika Serikat agar armada-armada pesawat Boeing B-52 Stratofortress tersebut dapat terbang beroperasi untuk jangka waktu yang lama hingga tahun 2050 ke atas.Â
Tepat pada 15 April tahun 2022 lalu, Boeing B-52 Stratofortress telah genap beroperasi dalam Angkatan Udara Amerika Serikat selama 70 tahun dan merupakan pesawat bomber strategis tertua yang masih beroperasi hari ini. Â
Ketika menjabat sebagai Komandan Strategic Air Command, Jenderal LeMay, yang notabene adalah Pilot dengan jam terbang yang sangat tinggi di Angkatan Udara Amerika Serikat, juga tidak jarang untuk menguji coba langsung setiap armada-armada pesawat di Strategic Air Command dengan menerbangkannya sendiri, baik pesawat bomber strategis maupun pesawat tanker.Â
Pada suatu momen, ketika Jenderal LeMay menerbangkan Pesawat Boeing KC-135 Stratotanker dalam rangka uji coba, Jenderal LeMay yang sangat sering merokok cerutu pun juga terus merokok cerutunya yang khas di cockpit pesawat pada saat penerbangan.Â
Ketika salah satu test pilot dari Boeing yang merupakan perusahaan manufacture dari KC-135 Stratotanker menyuruh Jenderal LeMay untuk mematikan cerutunya, Jenderal LeMay pun lantas bertanya kepada pilot tersebut mengapa ia harus mematikan cerutunya.Â
Sang pilot uji coba pun menjelaskan jika api dari cerutu Jenderal LeMay dapat membahayakan pesawat dan kemungkinan bisa menyebabkan kebakaran di dalam pesawat jika cerutu Jenderal LeMay mengenai bagian komponen yang sensitif terhadap api.Â