Selain itu, Angkatan Udara Amerika Serikat juga melakukan kerjasam dengan Angkatan Laut guna mengintegerasi submarine-launched ballistic missiles atau missile ballistic yang diluncurkan dari Kapal Selam yang juga merupakan bagian dari Nuclear Triad atau Segitiga Nuklir dengan Strategic Air Command.Â
Beberapa submarine-launched ballistic missiles seperti Polaris dan Trident, sebelumnya berada penuh di bawah kendali Angkatan Laut Amerika Serikat. Namun sekarang Angkatan Udara Amerika Serikat dan Angkatan Laut Amerika Serikat bekerjasama guna mengendalikan Polaris dan Trident submarine-launched ballistic missiles di bawah kendali Strategic Air Command.
Latihan Red Alert dan siap siaga Strategic Air Command yang sekarang dikenal dengan sebutan "Global Shield" juga terus dilaksanakan secara rutin. Pada Tahun 1975 kekuatan Strategic Air Command mencakup beberapa unit armada Bomber Strategis B-52 Stratofortress dan F-111 Aardvark dan juga beberapa unit missile ballistic antarbenua atau Intercontinental Ballistic Missile seperti Minuteman dan Titan.Â
Sedangkan beberapa pesawat bomber strategis sudah mulai dipensiunkan, seperti Boeing B-47 Stratojet yang sudah mulai dipensiunkan pada tahun 1969 dan Convair B-58 Hustler yang juga sudah mulai dipensiunkan pada tahun 1970.
Pada tahun 1974, Strategic Air Command kembali mendapatkan pesawat bomber strategis terbaru. Pesawat Bomber Strategis yang terbaru kali ini bernama Rockwell B-1 Lancer yang juga dilengkapi dengan kecepatan supersonic yang memungkinkannya untuk menjangkau hampir seluruh penjuru dunia dalam waktu yang cukup singkat.
Proyek B-1 Lancer ini memang digagas guna mengganti pesawat bomber strategis Convair B-58 Hustler yang sudah obsolete. Pesawat Bomber Strategis Rockwell B-1 Lancer mampu terbang mencapai kecepatan 2,2 Mach lebih atau dua kali kecepatan suara dan juga dilengkapi dengan sistem persenjataan yang lebih canggih dibanding B-58 Hustler.
Melihat kemampuan dan teknologi yang dimiliki oleh Pesawat B-1 Lancer, membuat pemerintahan Presiden Gerald Ford, pengganti Presiden Richard Nixon, semakin menekan Senate dan Kongress untuk mengeluarkan anggaran guna proyek pembuatan pesawat B-1 Lancer yang mampu memberi kekuatan pesawat bomber strategis yang paling unggul di seluruh dunia pada saat itu.Â