Mohon tunggu...
Erwindya Adistiana
Erwindya Adistiana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Learning by Experience

Penulis pemula yang tertarik pada hal-hal seperti sejarah, militer, politik dan yang lain-lannya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

The Berlin Airlift: Operasi Jembatan Udara Terbesar Dalam Sejarah

29 April 2022   16:25 Diperbarui: 29 April 2022   16:27 3428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembangunan Tembok Berlin yang memisahkan Kota Berlin Barat dan Kota Berlin Timur pada 20 November 1961 | Sumber Gambar: web.archive 

Tentara Soviet ketika berjaga di sekitar aksess masuk menuju Kota Berlin yang tengah di-blockade Soviet pada 24 Juni 1948 | Sumber Gambar: pbs.org
Tentara Soviet ketika berjaga di sekitar aksess masuk menuju Kota Berlin yang tengah di-blockade Soviet pada 24 Juni 1948 | Sumber Gambar: pbs.org

Puncak kemarahan Stalin terjadi pada 24 Juni 1948, di mana Stalin memerintahkan agar seluruh aksess menuju Berlin baik melalui jalanan darat, rel kereta hingga kanal di tutup guna memblokade Berlin. Blokade ini menyebabkan pasokan-pasokan pangan dan pasokan untuk pembangkit listrik yang dikirim dari Jerman Barat tidak dapat memasuki Kota Berlin.

Sedangkan di kota Berlin zona Amerika, Perancis dan Inggris masih sangat bergantung pada pasokan dari Jerman Barat karena lokasi Berlin yang jauh terletak di Jerman wilayah Soviet. Bahkan listrik di kota Berlin juga dimatikan, dikarenakan pembangkit listrik kota Berlin memang terletak di sektor Soviet. Berlin pun bagaikan kota mati dan sekutu barat pun dihadapkan oleh dua pilihan. Pilihan pertama adalah angkat kaki dari Berlin, namun hal ini justru akan memperkuat posisi soviet yang nantinya bisa membuat ketiga negara sekutu barat justru harus mundur dari Jerman hingga membuat Soviet dapat menguasai seluruh wilayah Jerman dengan sepenuhnya. Pilihan kedua adalah mengirim pasukan untuk menyerang tentara-tentara Soviet yang menjaga blokade aksess masuk ke Berlin, namun hal ini justru dapat menyebabkan konflik yang lebih besar dengan Soviet dan dapat memicu peperangan.

Di Washington D.C. Presiden Amerika Serikat pada saat itu Harry S. Truman pun kebingungan akan dilema ini. Banyak penasihat militernya menyarankan agar sebaiknya Amerika angkat kaki dari Berlin. Tetapi jika Amerika Serikat, Perancis dan Inggris angkat kaki dari Berlin, hal ini hanya akan membuat posisi negara-negara sekutu Barat terlihat lemah dan seperti menyerah dengan Uni Soviet dan bisa menjadi awal dari langkah Soviet guna menguasai seluruh Jerman.


The Berlin Airlift

gambar-8-626ba78def62f651cb0b07b5.jpg
gambar-8-626ba78def62f651cb0b07b5.jpg
Komandan Pasukan Amerika Serikat di Jerman, Jenderal Lucius D. Clay yang juga penggagas Operasi Berlin Airlift | Sumber Gambar: Getty ImagesPresiden Truman pun tidak mau tinggal diam dan berusaha mencari solusi guna menyelesaikan krisis Berlin ini. Truman pun mendapatkan usulan untuk opsi ketiga guna menyelesaikan krisis Blockade Berlin ini dari Komandan Pasukan Amerika Serikat di Jerman pada waktu itu yaitu Jenderal Lucius D. Clay. Jenderal Clay pun memberikan masukan untuk solusi ketiga dalam mengatasi krisis blockade Berlin ini, selain mundur dari Berlin atau menyerang pasukan Soviet, dan dapat mengirimkan logistik dan pasokan kembali ke Kota Berlin. Menurut Jenderal Clay mengingat peran pesawat udara yang sangat penting dalam perang dunia kedua, Jenderal Clay pun akhirnya mengusulkan satu ide kepada Presiden Truman, yaitu bagaimana jika pasokan-pasokan dari sektor Negara-negara sekutu barat dikirim menuju kota Berlin melalui jalur udara dengan menggunakan pesawat terbang.

Usulan Jenderal Clay ini sebenarnya sempat diragukan oleh para Presiden Truman, para petinggi negara-negara sekutu barat dan juga penasihat militer Truman lainnya. Namun pada akhirnya Presiden Truman pun menyetujui gagasan Jenderal Lucius D. Clay tersebut dan mencoba untuk menggunakan jalur Udara guna mengakses kembali Kota Berlin. Apalagi akan lebih susah untuk menghentikan pesawat udara dibanding menghentikan transportasi darat dan satu-satunya cara untuk menghentikan pesawat udara yang hendak masuk Berlin adalah dengan menembaknya hingga jatuh, yang mana hal ini dapat memicu konflik yang lebih besar.

Pesawat-Pesawat Douglas C-47 Skytrain Angkatan Udara Amerika Serikat di Bandara Tempelhof pada saat Operasi Berlin Airlift | Sumber Gambar: af.mil
Pesawat-Pesawat Douglas C-47 Skytrain Angkatan Udara Amerika Serikat di Bandara Tempelhof pada saat Operasi Berlin Airlift | Sumber Gambar: af.mil

Negara sekutu-sekutu Barat pun setuju dengan usulan Presiden Truman dan Jenderal Lucius D. Clay satu ini, mengenai Operasi Jembatan udara atau Berlin Airlift guna mengakses kembali Kota Berlin. Truman pun dengan segera menginstruksikan Jenderal Lucius D. Clay dan komandan Angkatan Udara Amerika Serikat di Eropa Jenderal Curtis LeMay untuk mengkoordinasikan operasi Jembatan Udara Berlin atau Berlin Airlift satu ini. Menurut Clay dan LeMay operasi Jembatan Udara Berlin memang sangat efektif untuk menjangkau kembali Kota Berlin dari kota-kota di wilayah negara-negara sekutu Barat di Jerman.

Sayangnya operasi tersebut sepertinya juga memiliki beberapa hambatan. Hambatan dari Operasi Jembatan Udara Berlin ini adalah, Kota Berlin tidak memiliki banyak Landasan Udara yang mampu menampung banyak Pesawat Terbang, kecuali di Bandara Utama Kota Berlin Barat pada waktu itu yaitu Bandara Tempelhof. Selain Bandara Tempelhof ada pangkalan udara Gatow yang terletak di Berlin Wilayah Inggris, namun Gatow juga tidak memiliki banyak space untuk mengakomodasi pesawat dalam jumlah banyak. Maka dari itu pihak Perancis setuju untuk membangun Bandara baru di daerah Tegel yang kelak akan terkenal menjadi Bandara Berlin Tegel dan memerintahkan pembangunan landasan sepanjang 2.428 meter. Groundbreaking untuk pembangunan Bandara Tegel juga landasannya pun dilakukan pada 5 Agustus 1948 dan hanya memakan waktu yang cukup singkat, di mana 90 hari kemudian pada 5 November tahun 1948, Pesawat Douglas C-54 Skymaster Angkatan Udara Amerika Serikat menjadi pesawat pertama yang mendarat di Bandara Tegel tersebut.

Penduduk Berlin ketika menyaksikan Pesawat Douglas C-54 Skymaster Angkatan Udara Amerika Serikat yang hendak mendarat di Berlin| Sumber Gambar: af.mil
Penduduk Berlin ketika menyaksikan Pesawat Douglas C-54 Skymaster Angkatan Udara Amerika Serikat yang hendak mendarat di Berlin| Sumber Gambar: af.mil

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun