Pada saat Perang Dunia Kedua, pasukan Nazi Jerman menginvasi Ukraine dan menduduki Ukraine atau yang biasa dikenal sebagai “Reichskommissariat Ukraine.” Namun pasukan Soviet berhasil memukul balik pasukan Nazi Jerman di Ukraine dan Soviet pun merebut kembali Ukraine, di mana Ukraine menjadi basis utama Soviet dalam penyerbuan Soviet ke Polandia yang waktu itu masih diduduki oleh Nazi Jerman.
Setelah berakhirnya perang dunia kedua pada tahun 1945 dan dimulainya perang dingin di tahun 1947, Ukraine menjadi gabungan dari anggota Negara Konstituen Uni Soviet dan dikenal sebagai “Ukrainian Soviet Socialist Republic” atau “Republik Sosialis Soviet Ukraina.”
Namun pada 26 April 1986, sebuah insiden terjadi di reaktor nuklir Chernobyl yang terletak tidak jauh dari kota Pripyat, Ukraine, di mana pada waktu itu terjadi kebocoran pada reaktor nuklir. Akibat dari insiden ini adalah terjadinya kebocoran radiasi Nuklir di wilayah sekitar Chernobyl hingga ke kota Pripyat yang mengakibatkan seluruh warga kota Pripyat harus dievakuasi.
Banyak yang menyebutkan jika insiden Chernobyl ini merupakan awal dari pemicu kejatuhan Uni Soviet dan merupakan pemicu utama yang menyebabkan Ukraine memilih untuk berpisah dari Uni Soviet. Namun di sisi lain banyak juga pihak Soviet yang menyebutkan bahwa berita insiden Chernobyl ini sengaja dibesar-besarkan guna mendiskreditkan Soviet yang pada akhirnya menuntun pada pecahnya Uni Soviet.
Putin dan Soviet Playbook
Hari itu adalah hari Natal pada 25 Desember tahun 1991. Tetapi hari natal pada tahun 1991 tersebut dunia menyaksikan suatu sejarah yang terjadi di salah satu negara adidaya waktu itu, Uni Soviet. Pada hari itu, 25 Desember 1991, bendera negara yang pernah menjadi salah satu negara adidaya dan merupakan saingan utama Amerika Serikat selama era perang dingin yang berlangsung selama 44 tahun dari tahun 1947 hingga 1991, diturunkan untuk terakhir kalinya dari Istana Grand Kremlin di Moscow dan digantikan oleh bendera Negara Federasi Russia.
Hari itu menjadi tanda berakhirnya negara kesatuan Union of Soviet Socialist Republics atau yang sering disingkat U.S.S.R. atau Uni Soviet, setelah Presiden Uni Soviet Mikhail Gorbachev mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Presiden pada hari itu dan menyerahkan tampuk kekuasaan kepada Presiden Russia yang baru, Boris Yeltsin.
Namun pada tiga tahun terakhir sejak tahun 1988 hingga 1991, gejolak dan konflik memang sudah berlangsung yang pada akhirnya menuntun pada runtuhnya Uni Soviet. Titik balik dari gejolak ini ditandai dengan beberapa Negara Anggota Konstituen yang merupakan bagian dari Uni Soviet mendeklarasikan kemerdekaan mereka dan memisahkan diri dari konstituen Uni Soviet, seperti Estonia, Georgia, Belarus, Kazakhstan dan Uzbekistan. Salah satu Negara Anggota Konstituen yang juga memerdekakan diri dan resmi memutuskan untuk berpisah dari Konstituen Uni Soviet adalah Ukrainian Soviet Socialist Republic atau yang sekarang lebih dikenal sebagai “Ukraine.”
Seiring berjalan waktu beberapa negara pecahan Uni Soviet terus semakin berkembang dalam membina kemandirian mereka dan tidak terlalu terikat campur tangan dari Russia. Beberapa negara pecahan Uni Soviet pun juga mulai turut ikut serta dalam beberapa organisasi Internasional seperti menjadi anggota dari Uni Eropa dan juga North Atlantic Treaty Organization (N.A.T.O.) atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara, seperti Estonia, Latvia dan Lithuania.