Pagi hari menjelang siang,ketika hangatnya mentari mulai pudar, berganti sinar matahari yang berkilau. Cahayanya yang terang,menerobos masuk melewati kaca depan hingga kedalam kabin kendaraan.
Beruntung pandangan saya tetap aman tidak terganggu dengan silaunya sinar itu, karena hanya menyorot  permukaan dasbor depan dan hanya mengenai sebagian badan.
Dari kejauhan nampak dua orang berdiri ditepi jalan,saya menduga mereka mungkin merasa ragu,takut dan kesulitan hendak menyebrang jalan.
Ketika jarak sudah semakin dekat,saya putuskan untuk memperlambat laju kendaraan dan berhenti ditempat berdirinya kedua orang itu.Sekedar memberi mereka kesempatan untuk lewat menyebrang jalan.
Dugaan saya ternyata benar,mereka mulai melintas didepan saya dan terlihat menganggukkan kepala, mungkin sebagai tanda ucapan terima kasih diberi jalan untuk menyebrang.
"Sabar banget si Abang!" komentar Ibu penumpang dari kursi belakang.Mendengar itu,saya jadi ge-er alias gede rasa,padahal cuma berhenti memberi jalan tapi malah dapat predikat sabar.
Rupanya penumpang saya merasa senang dan  tindakan yang saya lakukan.Menurutnya,sikap itu masuk kategori sedekah amal yang bila dilakukan pasti akan menerima ganjaran.
"Tuhan akan memudahkan jalan bagi seseorang yang membantu dan mempermudah urusan orang lain"Ibu penumpang menambahkan.
Terus terang,saya merasa bukan tipe orang yang sabar seperti yang penumpang katakan.Saat berkendara, saya hanya berusaha mengikuti aturan yang ada.Bukankah ada aturan untuk memprioritaskan pejalan kaki dan pesepeda?
Semua orang tentu setuju,berkendara bukan hanya mengandalkan keahlian, keterampilan dan memiliki mental jalanan tapi juga sangat membutuhkan kesadaran dan kesabaran.
Sabar sudah jadi hal klise yang dibicarakan dalam kehidupan sehari hari ,tidak heran jika saya sering mendengar ungkapan banyak orang,seperti ;
"Dasar orang gila,enggak sabaran"
"Woi,jadi orang yang sabar! jangan asal serobot jalan"
"Orang sabar pantatnya lebar!"
"Sabar dong!sudah tau macet"
"Orang itu sabar banget!"
"Jadi orang kudu sabar"
Ungkapan-ungkapan  itu membuat saya termenung lalu membayangkan jika seandainya semua pengendara memiliki kesabaran tapi tidak memiliki kesadaran berlalulintas.Atau sebaliknya,jika semua pengendara memiliki kesadaran berlalulintas tapi minim kesabaran.Kira-kira apa yang bakal terjadi?
Daripada berandai-andai lebih baik saya mulai mengulik dan menelisik tentang sabar dan sadar terutama saat bekerja dijalanan.Pasalnya banyak pengemudi seperti saya, lebih dari 12 jam dalam sehari,bahkan sampai ada yang sehari semalam berada dijalanan.
Saya awali dengan mengutip Kamus Besar Bahasa Indonesia.Menurut KBBI, Sadar memilik arti insaf;merasa;tahu. Sedangkan sabar berarti tahan menghadapi cobaan;tidak lekas marah,tidak lekas putus asa.Adapun arti lain sabar adalah tenang;tidak tergesa-gesa.
Â
S-a-b-a-r memang hanya terdiri dari 5 huruf bahkan jika merujuk versi gramatika Arab,sabar berasal dari kata kerja Sha- Ba-Ra (baca:Shobaro) yang hanya terdiri dari tiga huruf saja dan memiliki arti menahan.
Konon katanya ada sekitar 103 jumlah kata sabar beserta turunannya yang disebutkan dalam Al-qur'an.Sangat banyak bukan?hal ini bisa menjadi tanda bahwa sabar tidak sesederhana dan tidak semudah yang saya pikirkan.
Sabar sangat mudah dan gampang untuk diucapkan tapi berlaku sabar tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan  dan jadi sebuah tantangan.
Apalagi bagi para pengemudi online yang setiap hari keluyuran,wara-wiri dijalan,mesti mampu menahan diri dari segala bentuk kesulitan, kesusahan dan berbagai hal yang tidak disukai selama perjalanan.
Apakah sifat sabar dimiliki oleh setiap orang?
Saya meyakini bahwasannya Sang pencipta (khalik) pasti sudah memberi software pada  setiap ciptaan (makhluk) ,sesesuai dengan kehendak dan sifat penciptanya.
Sayapun menyadari,manusia merupakan entitas tuhan yang maha kuasa,maha agung,pencipta  alam semesta dan segala isinya.
Satu diantara banyaknya keagungan tuhan yakni "Ash-shaabir" zat yang maha sabar.Manusia sebagai makhluk atau ciptaan dilahirkan sudah berbekal sifat sabar agar selamat dalam menjalani kehidupan.
Jadi teringat,seorang guru pernah mengajarkan tentang keistimewaan sabar, bahwa tuhan memberi perintah sabar 2 kali secara berurutan.Berbeda dengan perintah lain pada umumnya.
Yaitu "Ishbiruu wa shaabiruu",yang kurang lebih bermakna  sabarlah kalian dan kuatkan kesabaran kalian.
"Ishbiruu"atau sabarlah merupakan sebuah fase, dimana seseorang terus berusaha mewujudkan sabar dengan berbagai usaha,tindakan dan perilaku.
Upaya dan usaha yang dilakukan bisa menggunakan beragam cara,seperti dengan wawasan,keahlian dan keterampilan hingga pengalaman dan ilmu pengetahuan yang dimiliki.
Mungkin fase inilah yang sedang saya jalani sekarang,kesadaran berlalulintas dengan mematuhi aturan lalulintas hingga menumbuhkan benih-benih kesabaran.Bila saya mampu dan berhasil melewatinya barulah saya masuk menuju ke fase selanjutnya.
Fase "Shaabiruu" atau kuatkan kesabaran kalian adalah perintah lanjutan dari "Ishbiruu" dengan perilaku sabar yang terus menerus dilakukan menjadi semakin kuat.
Pernah saya menahan diri untuk terus bersabar dalam sehari,seminggu hingga berbulan-bulan lamanya. Namun ujung-ujungnya tetap saja teriak dengan mengatakan "selama ini saya sudah sabar menghadapi kamu!".
Tanpa  saya sadari perkataan itu menunjukkan kesabaran yang dipupuk dari awal hingga tumbuh dan berkembang namun pupus tidak sampai tujuan untuk menjadi orang yang sabar.Mengaku sabar tapi malah emosional!
Walhasil,kesabaran yang selama ini dilakukan,belum bisa menguatkan kesabaran untuk masuk derajat orang-orang yang sabar. Meskipun kita semua tahu "Sabar itu indah" dan "sabar itu tiada batasnya".
Namun demikian,sesulit apapun sabar tidak akan menghentikan saya untuk terus meraih dan menggapainya. Karena saya meyakini dalam setiap kesulitan pasti ada kemudahan.
Melatih kesabaran dengan kesadaran
Banyak kecelakaan lalulintas yang terjadi bukan hanya dipicu faktor kurangnya kesabaran.Akan tetapi bisa juga disebabkan faktor minimnya kesadaran para pengguna jalan dalam mematuhi aturan lalulintas.
Kesabaran dan kesadaran merupakan dua hal penting yang tidak terpisahkan saat berkendara.Keduanya memiliki ikatan erat yang saling berhubungan dan tidak bisa dipertentangkan.
Kesabaran dan kesadaran tidak serta merta dapat terwujud tanpa adanya niat dan usaha yang kuat.Tentu saja kesabaran dan kesadaran juga membutuhkan latihan.
Cara yang saya tempuh untuk melatih kesadaran berlalulintas,salahsatunya dengan terus menambah wawasan berlalulintas serta berusaha mentaati rambu dan marka jalan selama berkendara.Sebab bagaimana sabar jika tidak sadar!.
Kesadaran berlalulintas akan membuat kesan,seseorang jadi terlihat sabar. Seperti yang Ibu penumpang itu bilang.Ya,setidaknya kesadaran berlalulintas yang dilakukan bisa berdampak positif serta mengurangi resiko terjadinya angka kecelakaan.
Semoga dengan membangun kesadaran dalam berlalulintas bisa membuat kita selamat diperjalanan,  jadi semakin sabar dan  menjadi orang-orang sabar.Karena "sesungguhnya tuhan bersama orang-orang yang sabar".Amin
Salam kesabaran dan kesadaran.
#sebuah catatan perjalanan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI