Pengemudi Progresif Dapat Meningkatkan Ketertiban Dan Keselamatan Dalam Berlalulintas
Pada bulan Agustus tahun 2016 silam saya mendaftarkan diri sebagai pengemudi online pada salahsatu aplikator terkemuka kala itu.
Sejak saat itulah,saya mulai menekuni profesi sebagai mitra pengemudi online dan terdaftar resmi melayani order diwilayah Jabodetabek,sesuai dengan area pendaftaran.
Menjadi pengemudi online selama lima tahun tentu bukanlah perkara mudah dan pasti banyak tantangan yang mesti saya hadapi.Pasalnya latar belakang saya yang bukan sebagai pengemudi apalagi sambil melayani penumpang.
Anggapan mulai dari nol,sangat minim pengalaman dan kemampuan tentu tidaklah berlebihan.Karena hanya dengan bermodalkan SIM A dan kendaraan pinjaman dari seorang teman yang juga tetangga samping rumah,saya bisa menjalani pekerjaan ini.
Sebagai pekerja profesional dalam bidang jasa transportasi online,tentu saya diharapkan untuk selalu memberikan pelayanan terbaik dan mengutamakan keselamatan berkendara.
Oleh karena itu,sebelum turun kejalan,biasanya seluruh mitra pengemudi dibekali dengan berbagai hal dan Informasi yang berkaitan dengan standar pelayanan,keamanan dan keselamatan dalam berkendara.
Bukan hanya itu,saya juga mendapatkan informasi tentang kode etik menjadi mitra pengemudi online.Apa saja yang boleh dan apa saja yang dilarang saat berkendara dan melayani penumpang.
Semua informasi penting tersebut bisa didapatkan melalui pelatihan atau training yang disediakan dan difasilitasi pihak aplikator,baik dilaksanakan secara online maupun offline.
Learning by Doing
Setelah mendapatkan pelatihan seputar pelayanan dan keselamatan berkendara, barulah akun saya aktif dan mulai bisa menerima order.
Satu persatu order mulai masuk dan saya jalani,saat itulah saya bisa langsung mempraktekkan semua bekal yang didapatkan.
Saya terus belajar,menambah wawasan dan pengetahuan dalam pelayanan dan berkendara.Terus mencoba mematuhi aturan dalam berlalulintas dan turun kejalan untuk meraih rejeki bekerja antar jemput penumpang.
Pelayanan Penumpang
Senyum salam dan sapa merupakan hal yang wajib bagi saya mitra pengemudi.Sebuah usaha awal untuk menjalin komunikasi yang baik dengan penumpang.
Komunikasi yang baik tentu akan membuat pelanggan alias penumpang merasa aman dan nyaman.Sehingga tercipta suasana perjalanan yang harmonis dan menyenangkan.
Namun ada saja hal yang berkaitan dengan pelayanan,salahsatunya seperti memperhatikan keamanan titik penjemputan (pick up point) dan  lokasi saat akan menurunkan penumpang (Drop Off point).
Karena tidak jarang saya menerima permintaan dari penumpang yang justru kalau diikuti malah bisa mengganggu ketertiban bahkan menimbulkan bahaya.
Pernah saya menolak permintaan penumpang untuk menjemput diperempatan, karena lokasinya persis disamping tiang lampu pengatur lalulintas alias lampu merah.Ada juga yang menunggu ditempat yang ada rambu larangan berhentinya.
Karena sudah menjadi tuntunan,saya melakukan konfirmasi dan menawarkan solusi dengan mengarahkan penumpang agar menuju lokasi yang lebih aman seperti di halte terdekat.
Tentu saja hal tersebut menuai beragam respon dan komentar dari penumpang.Ada yang merasa keberatan dan kecewa hingga membatalkan order.Namun tidak sedikit yang yang merasa senang dan setuju dengan solusi yang saya tawarkan.
Dalam hal ini,bukannya saya tidak mau dan beralasan untuk menolak order,melainkan hanya menjalani aturan untuk tidak berhenti disembarang tempat.
Berhenti sembarangan juga merupakan bentuk pelanggaran yang tertuang dalam pasal 41 Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 5 tahun 2012.
Tidak tanggung-tanggung biaya dendanya juga terbilang mahal, yaitu sebesar 500.000/hari jika sampai saya kena derek petugas Dishub DKI.
"Mending berhenti dilokasi aman atau parkir ditempat yang telah ditentukan meskipun bayar,daripada kena derek.Bisa bikin kita boncos!"saran Om Agung, mitra senior yang tinggal di Bekasi tidak bosan mengingatkan.
Mempersiapkan kendaraan
Masuk kedalam mobil lalu menyalakan mesin dan langsung ngegas, mungkin dulu pernah saya lakukan.Sekarang?tentu berbeda.
Ada beberapa hal yang mesti saya siapkan sebelum berangkat kerja,mulai dari cek STNK dan SIM sampai pengecekan kendaraan.
Diawali melakukan pengecekan ban termasuk ban cadangan atau ban serep,apakah ada yang kempes dan kurang angin?Atau malah sudah menipis,botak dan harus dilakukan penggantian.
Kendaraan yang sudah berusia dua tahun lebih atau kendaraan yang memiliki jam terbang dan mobilitas tinggi,sangat dianjurkan melakukan penggantian ban.
Kemudian dilanjutkan cek kelistrikan dan lampu-lampu kendaraan.Mulai lampu utama,lampu senja dan sein dibagian depan sampai lampu rem,lampu mundur dan lampu sein bagian belakang.Sukurlah semua berfungsi dengan baik dan tidak ada bohlam yang mati
Dilanjutkan membuka kap mesin untuk memeriksa air karburator,air aki,air wiper dan minyak rem.Jika cukup tentu tidak perlu dilakukan penambahan.
Tidak ketinggalan kunci roda dan dongkrak untuk mengganti ban serta segitiga pengaman yang bisa digunakan untuk kondisi darurat saat ban kempes atau mogok ditengah perjalanan.
Terkadang pengemudi lupa, bahkan ada saja yang tidak tau dimana letak dongkrak dan bagaimana cara penggunaanya.Karena dulu saya kesulitan,kebingungan dan banjir keringat mengalaminya.
Lantas bagaimana dengan nasib kotak P3K yang kadang terabaikan?Aman,selalu tersedia dan saya letakkan bersama buku servis dilaci dasbor depan.
Persiapan diri
"Mens sana in corpore Sano"
Berkendara dengan aman tentu membutuhkan kondisi fisik yang prima.
Agar fisik bugar dan selalu fit, tentu saya  menjaga pola makan teratur dengan gizi seimbang.Adapun porsinya bisa disesuaikan dengan selera dan kapasitas perut masing-masing.
Saya termasuk orang yang tidak bisa makan banyak,maka dari itu saya menghindari makan-makanan berat seperti tang,obeng,kunci inggris dan dongkrak.Loh!
Tidur dan istirahat yang cukup menjadi pilihan utama ketika saya sudah terlalu lama berkendara dan mengalami kelelahan.
Bukan hanya letih dan kelelahan,berkendara dibawah pengaruh alkohol dan obat-obatan juga mesti saya hindari.
Penggunaan Peta Digital (Maps)
Maps memang banyak digunakan bukan hanya  bagi saya mitra pengemudi tapi juga hampir semua pengendara roda dua maupun roda empat.
Meskipun kita hafal seluk beluk jalan namun tetap saja maps perlukan.Sekedar untuk mencari rute alternatif, mengecek jarak tempuh dan memantau kemacetan secara real-time.
Saya menghindari terlalu sering melihat maps karena bisa saja mengganggu pandangan dan konsentrasi saat berkendara. Menempatkan perangkat pada posisi yang tepat tentu sangat dianjurkan.
Sekarang profesi ini menjadi pekerjaan utama untuk menafkahi keluarga.Bukan lagi kerja sampingan seperti yang dibilang dan disangka banyak orang termasuk penumpang yang pernah saya layani.
Menjaga ketertiban dan keselamatan bukan hanya tugas kepolisian dan petugas Dinas Perhubungan melainkan tugas kita bersama.
Semoga para pengemudi bisa jadi pelopor ketertiban serta menjadi duta dalam keselamatan berlalulintas.
Salam.
#SebuahCatatanDariJalanan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H