Malam semakin larut dan haripun berganti,waktu menunjukkan sudah pukul 01.30 pagi.Saya bergegas menuju Stasiun Senen untuk meraih dan mendapatkan order disana.
Saya datang dari arah Tanah abang menuju Petojo dibilangan Jakarta Pusat.Saat akan melintas persimpang atau perempatan Rumah Sakit Tarakan,lampu pengatur lalulintas masih menyala hijau.
Seketika meluncur dari arah belakang sebelah kanan,sebuah sedan berwarna merah dengan kecepatan tinggi melintas dan melewati saya yang berada dijalur tengah.
Ketika sedan melewati lampu merah di perempatan besar itu, tiba tiba muncul sepeda motor dari arah kanan.Lalu terdengar bunyi suara benturan keras.
Dengan tempo yang begitu cepat,tabrakan tak terelakkan dan saya menyaksikan insiden kecelakaan itu terjadi.Mengerikan!
Traffic Light atau lampu pengatur lalulintas biasa disebut "lampu merah".Digunakan untuk mengatur kendaraan yang lewat dan berhenti secara bergantian dari segala arah.
Entah kenapa yang disebut hanya merah?padahal ada kuning dan hijau.Saya khawatir kuning dan hijau membentuk koalisi menjadi Jingga,agar bisa menjegal merah sebagai pilihan utama walaupun sampai saat ini belum pernah terbukti hasilnya.
Setiap orang memiliki  gaya  yang berbeda dalam berkendara.Tapi tetap saja harus mematuhi dan melaksanakan aturan lalulintas yang sama.
Rambu lalulintas dan marka jalan termasuk lampu merah ,merupakan teman dan sahabat setia saya selama berkendara dan bekerja dijalan. Kenapa sahabat setia?
Karena rambu dan marka jalan selalu konsisten dan tidak pernah bosan menemani saya di setiap waktu dan keadaan dijalan.
Selalu mengingatkan,mengarahkan dan memberi informasi penting yang saya butuhkan walaupun tidak bisa memberi pundaknya untuk saya bersandar.