Mohon tunggu...
Erwin Faza
Erwin Faza Mohon Tunggu... Administrasi - Berkeluarga dengan 5 anak. Bekerja dan tinggal di Perth

Berkeluarga dengan 5 anak. Bekerja dan tinggal di Perth

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Muhasabah Qur'aniyah - Syafaat Ayah yang Sholeh

29 November 2014   22:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:30 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

أَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ذَلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا ( 82 )

"Adapun dinding itu, adalah milik dua anak yatim yang di dalam kota itu, yang di bawahnya ada "sesuatu yang terpendam " bagi mereka berdua. Dan ayahnya adalah seorang yang sholeh. Maka Tuhanmu menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan keduanya mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Apa yang kuperbuat itu bukan menurut kemauanku sendiri. Itulah keterangan perbuatan perbuatan ku yang engkau tidak sabar terhadapnya" ( QS 18 : 82 )

Wahai saudaraku,

Ayat ini adalah menerangkan penjelasan dari Nabi Khidr a.s tentang mengapa ia menegakkan dinding yang hampir roboh itu. Mengapa ia berusaha memperbaiki dinding yang hampir runtuh. Bahwa dinding itu adalah milik dua anak yatim di kota itu. Di bawahnya ada "sesuatu yang terpendam " bagi mereka berdua. Apakah yang sesuatu terpendam itu ?

وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا اخْتَلَفَ النَّاسُ فِي الْكَنْزِ

Bahwa di bawahnya ada sesuatu yang terpendam untuk keduanya, maka para ulama berbeda pendapat tentang sesuatu yang terpendam itu

أنه كان ذهباً وفضة، رواه أبو الدرداء عن رسول الله صلى الله عليه وسلم. وقال الحسن، وعكرمة، وقتادة: كان مالاً

Yang pertama, sesuatu yang terpendam itu adalah emas dan perak. Di riwayatkan oleh Abu Darda' , dari Rasulullah SAW. Telah berkata Al Hasan, dan Ikrimah, dan Qatadah, bahwa itu adalah harta. Imam Al qurthubi menyebutkan Maalan Jasiiman, (كَانَ مَالًا جَسِيمًا ) atau harta yang besar / banyak.

وَقَالَ الْعَوْفِيُّ عَنِ ابْن عَبَّاسٍ : كَانَ تَحْتَهُ كَنْزُ عِلْمٍ . وَكَذَا قَالَ سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ ، وَقَالَ مُجَاهِدٌ : صُحُفٌ فِيهَا عِلْمٌ

Yang kedua, telah berkata Al Afiy dari Ibn Abbas, adalah di bawahnya tersimpan perbendaharaan ilmu. Demikian pula  telah berkata Sa'id Ibnu Zubair, dan telah berkata Mujahid " Lembaran di dalamnya terdapat ilmu "

كَانَ لَوْحًا مِنْ ذَهَبٍ مَكْتُوبًا فِيهِ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ، عَجِبْتُ لِمَنْ يُؤْمِنُ بِالْقَدَرِ كَيْفَ يَحْزَنُ ، عَجِبْتُ لِمَنْ يُؤْمِنُ بِالرِّزْقِ كَيْفَ يَتْعَبُ ، عَجِبْتُ لِمَنْ يُؤْمِنُ بِالْمَوْتِ كَيْفَ يَفْرَحُ ، عَجِبْتُ لِمَنْ يُؤْمِنُ بِالْحِسَابِ كَيْفَ يَغْفُلُ ،  لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ

Yang ketiga, bahwa sesuatu yang terpendam itu adalah papan dari emas , di dalamnya ada tulisan " Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Aku heran kepada orang yang beriman dengan taqdir, bagaimana dia bisa bersedih, aku heran kepada orang yang yakin kepada rezeki, bagaimana ia kepayahan dalam mengejar rezeki, aku heran kepada orang yang yakin akan kematian, bagaimana dia bisa bergembira, aku heran kepada orang yang beriman kepada Hisab, bagaimana dia bisa lalai, tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah"

Yang menarik, bahwa Allah SWT menjaga Harta yang terpendam itu, menjaga ilmu yang terpendam itu, karena ayah keduanya yang sholeh.

قَالَ سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ : حُفِظَا بِصَلَاحِ أَبِيهِمَا ، وَلَمْ يُذْكَرْ لَهُمَا صَلَاحٌ ، وَتَقَدَّمَ أَنَّهُ كَانَ الْأَبُ السَّابِعُ

Telah berkata Sa'id Ibnu Zubair dari Ibn Abbas, telah di jaga simpanan yang terpendam itu oleh Allah SWT karena kesholehan dari ayah keduanya, dan tidak di sebutkan bahwa kedua anak yatim itu sholih. Dan bahwa ayah yang sholeh ini adalah 7 ayah ke atas dari keduanya.

فَفِيهِ مَا يَدُلُّ عَلَى أَنَّ اللَّهَ - تَعَالَى - يَحْفَظُ الصَّالِحَ فِي نَفْسِهِ وَفِي وَلَدِهِ وَإِنْ بَعُدُوا عَنْهُ ; وَعَلَى هَذَا يَدُلُّ قَوْلُهُ - تَعَالَى - : إِنَّ وَلِيِّيَ اللَّهُ الَّذِي نَزَّلَ الْكِتَابَ وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِينَ

Maka di dalam ayat ini mengandung dalil bahwa Allah SWT menjaga orang yang sholih dirinya dan juga pada keturunannya walaupun keturunanyan itu jauh darinya. Ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al a'raf : 196,  "Sesungguhnya pelindungku adalah Allah yang telah menurunkan alqur'an. Dia melindungi orang orang yang sholeh ".

Wahai saudaraku,

Itulah ayah yang sholeh. Yang dari kesholehannya, Allah SWT menjaga harta dari anak keturunannya. Yang dengan kesholehannya, Allah SWT menjaga anak anak keturunannya di dunia dan juga di akhirat. Dengan kesholehan ayahnya itu, bisa mengangkat derajat anak cucu mereka dan mempertemukan mereka di dalam syurgaNya. Allah SWT berfirman :

وَٱلَّذِينَ آمَنُواْ وَٱتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ أَلَتْنَاهُمْ مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَيْءٍ كُلُّ ٱمْرِىءٍ بِمَا كَسَبَ رَهَينٌ

" Dan orang orang yang beriman beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dengan keimanan, maka kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka  ( di dalam syurga ) dan Kami tidak mengurangi sedikitpun pahala amal kebaikan mereka. Setiap orang terkait dengan apa yang di kerjakannya ( QS 52 : 21 )

Wahai saudaraku,

Allah SWT mengabarkan kepada kita tentang karuniaNya, kemurahannYa, anugerahnNya, kelembutanNya dan kebaikanNya, bahwa sesungguhnya orang orang mu'min itu, jika keturunannya ( anak cucunya ) mengikuti mereka dengan keimanan, maka allah SWT akan menemukan mereka dengan ayah ayah mereka di dalam satu tempat, walaupun amalan amalan mereka itu tidak seperti amalan ayah ayah mereka.

قَالَ الثَّوْرِيُّ ، عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : إِنَّ اللَّهَ لَيَرْفَعُ ذُرِّيَّةَ الْمُؤْمِنِ فِي دَرَجَتِهِ ، وَإِنْ كَانُوا دُونَهُ فِي الْعَمَلِ ، لِتَقَرَّ بِهِمْ عَيْنُهُ ثُمَّ قَرَأَ : ( وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُمْ مِنْ عَمَلِهِمْ مِنْ شَيْءٍ )

Telah berkata Imam Ats Tsauri, dari Amr Ibn Murrah, dari Sa'ad ibn zubair, dari Ibn Abbas, dia telah berkata : Sesungguhnya Allah SWT akan mengangkat derajat keturunan orang beriman di dalam derajat yang sama dengannya, walaupun anak keturunannya tidak memiliki amal seperti amal ayah mereka, agar menjadi senanglah dengan kehadiran mereka itu, kemudian dia membaca " Dan orang orang yang beriman dan anak anak keturunan mereka yang mengikuti kepada keimanan...."

قَالَ الْحَافِظُ الطَّبَرَانِيُّ ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ - أَظُنُّهُ عَنِ النَّبِيِّ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - قَالَ : " إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ الْجَنَّةَ سَأَلَ عَنْ أَبَوَيْهِ وَزَوْجَتِهِ وَوَلَدِهِ ، فَيُقَالُ : إِنَّهُمْ لَمْ يَبْلُغُوا دَرَجَتَكَ . فَيَقُولُ : يَا رَبِّ ، قَدْ عَمِلْتُ لِي وَلَهُمْ . فَيُؤْمَرُ بِإِلْحَاقِهِمْ بِهِ ، وَقَرَأَ ابْنُ عَبَّاسٍ ( وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِإِيمَانٍ ) الْآيَةَ

Telah berkata Al Hafidz At Thobarani, dari Sa'id Ibn Zubair, dari Ibn Abbas, dari Rasulullah SAW, dia telah berkata " ketika seseorang masuk kedalam syurga, dia bertanya tentang ayahnya, istrinya dan anak nya. Kemudian di katakan kepadanya, sesungguhnya mereka tidak sampai kepada derajatmu. Kemudia dia berkata, Ya Rabb, Sungguh aku telah ber'amal untuk ku dan juga untuk mereka. Maka di perintahkan oleh Allah SWT untuk mempertemukan mereka. Dan Ibn Abbas membaca " Dan orang orang yang beriman, dan anak cucu mereka yang mengikuti dalam keimanan...."

Wahai saudaraku,

Maka mari lihatlah diri kita, apakah kita ingin Allah SWT menjaga anak keturunan kita? apakah kita ingin Allah menjaga harta mereka, kemuliaan mereka, kondisi mereka? maka mari kita berusaha untuk bisa menjadi orang yang sholeh. Bukan hanya itu, kita juga perlu meng "sholeh"kan anak anak kita. Karena, bisa jadi , kita akan diangkat kedudukan nya kelak karena kesholehan anak anak keturunan kita. Di riwayatkan dalam sebuah hadist :

، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ - : " إِنَّ اللَّهَ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ : يَا رَبِّ ، أَنَّى لِي هَذِهِ ؟ فَيَقُولُ : بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ "

Dari Abu Hurairah r.a, dia telah berkata, Rasulullah SAW bersabda " Sesunggunya Allah SWT akan mengangkat derajat  hamba yang sholeh di syurga nanti, maka dia berkata " Wahai Tuhanku, dengan apa aku mendapatkan ini? maka Allah SWT berkata " dengan permohonan ampun ( istighfar ) anakmu untukmu" ( sanad sahih ).

Wahai Saudaraku,

Marilah kita memperbaiki diri kita , menyolehkan diri kita ( Ishlaahun nafs ), kemudian mari kita membentuk keluarga muslim ( takwiinu baiti muslim ), dengan membina istri dan anak anak kita menjadi sholeh. Semoga  Allah SWT menjaga anak anak kita dan mempertemukan anak keturunan kita kelak di dalam syurgaNya.

Wa akhiru da'wana 'anil hamdulillahi robbil 'alaamin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun