Pak tua itu lalu tersenyum. Setelah itu dia menyeringai. Gigi taringnya makin membesar. Kevin dan Dean  langsung berbalik dan berlari ke arah yang di maksud. Mereka sempat menoleh ke belakang. Sosok tua itu sudah menghilang. Dia berubah menjadi kabut yang ganas dan mulai mengejar mereka.
Kevin dan Dean berlari semakin kencang. Namun mereka kalah cepat. Badai kabut menggulung tubuh mereka hingga melayang-layang di udara. Keduanya berteriak dan berpegangan erat. Lalu tubuh keduanya jatuh dihamparan rumput.
Dengan wajah letih dan nafas ngos-ngosan keduanya berdiri. Di seberang sungai Kevin dan Dean melihat pembina pecinta alam sedang membantu dua orang anak kecil yang tak sadarkan diri.
"Kevin, Dean... ayo, bangun. Kita pulang. Hayolah!" Beberapa kali pembina itu menepuk-nepuk pipi mereka. Sedangkan teman-temannya hanya menunggu dengan perasaan cemas.
"Tidak apa-apa. Denyut nadi dan jantungnya masih ada. Mereka terlalu banyak  menelan air minum, dan mungkin kepala mereka terantuk batu tadi. Terima kasih kalian sudah menyelamatkannya. Sebentar lagi bantuan tiba."
Kevin dan Dean saling pandang. Â
Di sebuah pepohonan, seorang perempuan duduk pada sehelai daun. Tubuhnya bergoyang-goyang oleh angin. Dibahunya berdiri gagah seekor burung hantu. Di daun yang lain nampak anak burung tertidur lelap disarangnya.
"Kalian anak baik. Suka melindungi satu sama lain. Meminta maaf jika berbuat salah. Kali ini aku maafkan kalian," katanya.
Perempuan itu adalah Peri kabut. Dia ditakuti oleh anak nakal. Namun disukai oleh anak yang baik hati.
"Pulanglah," katanya kemudian,"Ada anak yang suka mencontek di kelas. Aku ingin mengunjungi mereka sekarang."
Peri kabut itu menjentikkan jarinya, tanda dia akan mengunjungi anak tersebut. Apakah kamu salah satunya?