Mohon tunggu...
Erwin Alwazir
Erwin Alwazir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta

Rayakan Kata dengan Fiksi, Politik, Humaniora dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cantik Bawaan, Cantik Polesan, Sah!

17 Juli 2019   16:24 Diperbarui: 17 Juli 2019   16:52 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dan memang, tak bisa dipungkiri, orang tua selalu menganjurkan anak perempuannya agar berpakaian dengan rapi untuk menjaga kecantikan mereka, baik kecantikan yang terpancar dari parasnya, kecantikan lain yang dikaitkan dengan perilaku, atau kecantikan yang tersembul dari caranya berdandan. 

Untuk memenuhi kategori cantik model terakhir tadi, terkadang orang tua rela memotong anggaran personal mereka untuk  menutupi kebutuhan anggaran   anaknya dalam bersolek. Bohong kalau orang tua mengaku tidak pernah memikirkan hal tersebut.    

Lihat saja di ujung bulan, minimal setahun sekali, mal-mal dijejali oleh anak perempuan plus ibunya untuk "merazia" model pakaian terbaru,  yang trendi dan modis, tengah  populer di zamannya.  Di era modern, di mana model berpakaian seseorang gampang ditiru oleh orang lain, orang tua sepertinya dituntut memiliki  anggaran wajib untuk  menyediakan sebagian kebutuhan tersebut, sebelum anaknya ngambek dan melontarkan berbagai ancaman. 

Mau tak mau hampir semua orang tua dituntut berpikir dan bekerja keras untuk menyiapkan anggaran tak terduga  sebelum anaknya mengacam mogok makan, ogah sekolah, atau mengancam kawin lari jika keinginannya tak terpenuhi. Posisi orang tua menjadi pelik. Dituruti bisa menguras anggaran, nggak dituruti takut ancaman jadi kenyataan. Ya sudah, Jurus mengalah adalah jalan terbaik. Faktanya memang, segarang apapun orang tua umumnya gampang takluk dengan ancaman tersebut.

Alokasi ortu untuk menyiapkan "seperangkan alat dandan" bagi anak perempuan bukan sedikit. Kadang dua kali lipat dari anak anak laki-laki, yang cukup dibelikan kemeja atau kaos oblong plus celana panjang ala kadarnya saja. Sedangkan untuk anak perempuan tentu banyak turunan uang yang harus dikeluarkan. 

Sudah dibeliin baju ala Via Valen, roknya mau model Nella Kharisma. Belum lagi bandonya, harus sama mahal dengan anak Sandiaga Uno, dan bentuknya juga harus mirip dengan anak Ahok. Haduh, bikin puyeng. Belum lagi soal pita. Bedak.  Alat-alat kosmetik agak berkelas juga mesti dipikirkan ortu jika anak sudah menginjak remaja. Semua diperbuat hanya agar anak bisa terlihat lebih cantik. Sah!

Cantik itu memang bisa bawaan dan bisa juga polesan. Sah-sah saja anak gadis atau emak-emak ingin terlihat lebih cantik di hadapan si cantik. Tak perlu dicela. Naluri dan didikannya sudah begitu. Terlalu naif jika kita  meremehkan keinginan seorang perempuan untuk terlihat lebih cantik dengan mengatasnamakan kejujuran.

"Saya maunya yang orisinil, apa adanya."

"Tampang jelek, tapi di efbe dibikin cantik. Dasar penipu!"

"Hmm, fotonya tidak secantik realitas!"

Ngedumel saja kerjanya. Padahal istri, emaknya, neneknya, kalo pergi ke kondangan dandanan mereka mungkin tak mau kalah cantik dan "wow" dibanding ABG tanah abang. Batik kelas atas dari Pekalongan, kebaya dihiasi emas ala produk Solo, sanggul setinggi tumpeng Yogya, sepatu hak tinggi bikinan Paris, Tuh lihat, pengen dipandang cantik saja sampai melibatkan banyak negara. Kok situ nggak nyinyir?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun