Istilah trio lebih akrab dalam berkesenian. Secara umum istilah ini dia artikan “gubahan lagu atau musik yang terdiri dari tiga karakter suara atau tiga jenis alat musik’. Misalnya perpaduan antara suara berjenis Sopran, Alto 1 dan Alto 2, perpaduan ini akan menghasilkan komposisi yang bagus bagi kaum perempuan dalam suatu paduan suara. Atau perpaduan antara suara gitar, piano dan biola. Komposisi musik yang dihasilkan tentunya akan sangat menawan dibanding perpaduan antara drum, ketipung dan beduk.
Berikut ini disajikan beragam trio lintas zaman dan profesi yang perlu kita kenang bersama. Mayoritas memang berkaitan dengan orang seni, namun trio yang mewakili profesi lain juga tak kalah populer.
Berikut ringkasannya.
Tiga Serangkai
Indische Partij (IP) merupakan partai politik pertama di Indonesia. Didirikan tanggal 25 Desember 1912 oleh trio penolak diskriminasi pada masa hindia-Belanda, E. Douwe Dekker, Tjipto Mangunkusumo dan Ki Hadjar Dewantara. Ketiganya di kemudian hari lebih dikenal dengan sebutan “Tiga Serangkai”.
Tiga Serangkai lainnya yang tak kalah populer adalah Bung Karno, Bung Hatta dan Bung Syahrir. Namun secara historis dan pengakuan sejarah, tiga pendiri IP pada gambar ataslah yang paling sering disebut sebagai "Tiga Serangkai" sebenarnya.
Siapa yang tak mengenal Dono, Kasino dan Indro? Penggemar gelak tawa pasti familiar banget dengan ketiga nama tadi. Ketiganya merupakan pentolan grup lawak paling legendaris pada masanya yakni Warkop DKI, akronim dari Warung Kopi Dono, Kasino dan Indro. Ketenaran mereka meredup setelah Dono (Drs. H. Wahyu sardono) resmi menghadap sang Khalik pada tahun 2001 di Jakarta dalam usia 50 tahun. Sementara Kasino (Drs. Kasino Hadiwibowo) resmi mendapat “panggilan” juga dan menyusul rekannya pada tahun 1997 ketika menginjak usia 47 tahun.
Kata orang Humor bisa memperpanjang usia. Istilah ini nyatanya tak berlaku dihadapan “takdir’. Sepeninggal Dono dan Kasino, Trio Warkop kini hanya menyisakan Indro (Drs. H. Indrodjojo Kusumonegoro). Hingga kini Indro tetap konsen di dunia yang telah membesarkan namanya. Sosoknya kerap nongol sebagai bintang tamu diberbagai acara tivi swasta. Kehadirannya pun tetap mengemban misi sebagai seorang pelawak, bukan mantan pelawak. Cukuplah kehadiran Indro mengobati kerinduan penggemar yang terlanjur akrab dengan Warkop DKI.
Trio libels terdiri dari Ronny Sianturi, Edwin Manansang dan Yanni Airlangga. Kelompok olah vocal tiga karakter suara ini mulai dikenal publik sekitar tahun 1980-an. Pada tahun 1990 ketiganya meluncurkan album perdana Trio Libels dengan mengunggulkan lagu “gadisku” sebagai titel label. Lewat album inilah trio libels mengukuhkan diri sebagai kelompok olah vocal terbaik di Indonesia. Usai merilis album terakhir tahun 2010, nama trio libels kembali meredup. Personilnya disibukan oleh pekerjaan masing-masing, teruatama sebagai pembawa acara dibeberapa televisi swasta. Keinginan untuk membuat album kembali tak kesampian setelah Yanni Libels meninggal oleh serangan jantung pada bulan maret 2015.
Tak mau kalah dengan olah vocal kaum Adam seperti Trio Libels, tiga kaum Hawa yang terdiri dari Widi, Nola dan Lusy memproklamirkan diri membentuk grup olah vocal berlabel “AB three”. Hasilnya cukup menggembirakan. Album perdana mereka “Cintailah Aku” yang dirilis tahun 1995 disambut baik telinga penikmat musik Indonesia.
Selain populer dengan albumnya, AB Three juga populer dalam ajang lomba tingkat Internasional. Mereka kerap membawa harum nama bangsa dalam Festival menyanyi yang diselenggarakan mulai dari Rumania hingga Findlandia.
Seiring berjalannya waktu, pamor AB Three meredup. Terlebih setelah Lusy secara mengejutkan mundur dari AB Three dan mencoba peruntungan dengan bersolo karir. Posisi lusy digantikan oleh Chynthia Lamusu.
Tahun 2009 AB Three berubah nama menjadi Be3 dengan personil tetap Nola, Widi dan Chynthia.
Trio kwek-kwek terdiri dari Alfandy, Dhea Ananda dan Leony. Ketiganya pemenang “Festival Bintang Cilik 1993”. Atas kepekaan Papa T Bob yang didaulat sebagai juri dalam ajang tersebut, ketiga pemenang lalu disatukan dalam grup vocal Trio Kwek-Kwek. Usaha Papa T Bob tak sia-sia. Album anak-anak Trio Kwek-Kwek laris manis dipasaran. Masa keemasan anak-anak ini harus berakhir setelah ditakdirkan tak layak lagi menyandang predikat sebagai anak-anak. Personil Trio Kwek-Kwek lebih memilih grup mereka tinggal kenangan belaka daripada mempertahankannya hingga remaja dengan nama Trio Kukuruyuk atau sejenisnya.
Hingga detik ini rasanya kita sepakat memang belum ada Trio penyanyi cilik lainnya yang mampu menyaingi popularitas mereka.
Nah, ini dia trio yang tak kalah populer dari trio di atas. Diajang panggung hiburan, kita semua pasti pernah melihat goyangan sensual tiga penyanyi dangdut yang terdiri dari Lia Amelia, Chacha Sherly dan Dara. Walau tak pernah melihat goyangan secara langsung, minimal kita pernah melihat suguhan itu di layar kaca.
Trio Macan melejit lewat tembang kontroversi mereka yang berjudul “SMS”. Popularitas mereka bukannya jatuh malah kian melejit setelah diketahui tembang tersebut ternyata pernah dipopulerkan biduanita lain asal Sumatera barat, Ria Amelia. Trio Macan terancam berurusan dengan aparat. Untunglah persoalan ini selesai dengan pasal 86. Seandainya tak ada perdamaian, tentu agak lucu melihat trio ini tiap hari disetrap nyanyi lagu “Padamu Negeri” oleh sipir penjara gara-gara goyang sembarangan.
Lalu trio macan yang tak kalah heboh adalah akun akun @triomacan2000. Akun yang sering bersuara miring ini dikelola oleh Raden Nuh, Edy Saputra, dan Koes Hardjono. Ketiganya berurusan dengan aparat karena dituding melakukan tindak pemerasan.
Hmm, seandainya trio macan yang suka goyang sensual dan pengelola akun trio macan2000 berkoalisi di balik jeruji, kira-kira gimana ya?
Hanya segitu. Mungkinkah ada trio lain yang telah raib dari memori kita?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H