Mohon tunggu...
Erwin Alwazir
Erwin Alwazir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta

Rayakan Kata dengan Fiksi, Politik, Humaniora dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Strategi China Mencegah Korupsi

14 Januari 2014   16:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:50 1482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="aligncenter" width="619" caption="Ilustrasi: saat hukuman mati dilaksanakan di China (whintjie.blogspot.com)"][/caption]

Korupsi di China memang membudaya di era 1997 ke bawah. Tetapi sejak Zhu Rong Ji menjabat Presiden, ketegasan pemerintah China dalam menjatuhkan sanksi pada koruptor patut diacungi jempol. Dari Januari-November 2013 saja aparat hukum China sudah menginvestigasi sekitar 37 ribu pejabat untuk menyelidiki 27 ribu kasus korupsi yang dituduhkan.

"Sekitar 27.236 kasus tersebut, 12.824 di antaranya menyebabkan kerugian besar untuk rakyat. Total kerugian mencapai 5,51 miliar yuan atau sekira Rp11 triliun (Rp2.012 per yuan)," lapor Kantor Berita Xinhua, Senin (6/1/2014).

Tak sedikit pejabat yang terbukti korupsi di China menjalani hukuman mati yang diterapkan oleh presiden Zhu Rongji tahun 2007 lalu. memang tak mudah bagi China mulanya mengatasi ksus korupsi ini. Karena itu Zhu Rong Ji mengambil langkah pemutihan terhadap pelaku korupsi. Mereka yang melakukan korupsi sebelum tahun 1998 semuanya dimaafkan. Tetapi jika ada yang korupsi sesudah pemutihan maka langsung dijatuhi hukuman mati.

Begitu tegasnya Zhu Rong Ji melawan korupsi sehingga kemudian dia sempat melontarkan ucapan yang sangat melegenda : Beri saya 100 peti mati, 99 akan saya gunakan untuk mengubur para koruptor, dan 1 untuk saya kalau saya melakukan tindakan korupsi.

Kalimat saktiZhu dan mempengaruhi pola pikir pemerintah China berikutnya. Tak ada ampun bagi mereka yang terbukti korupsi. Sebab bagi pemerintah China yang sedang bersaing memeperbutkan pengaruh dunia dengan AS ini, korupsi bukan hanya dianggap akan menghancurkan negara, tetapi lebih dari itu dapat merusak nama baik partai yang berkuasa. Dalam hal ini China ingin mengatatakan pada negara lain bahwa faham yang mereka anut sedikit lebih baik dari faham negara-negara kapitalis dan liberalis.

Sikap penolakan China dari perilaku korupsi juga tercermin dari pernytaaan presiden China yang juga ketua partai komunis cina Xi Jinping. Xi mengancam akan meringkus semua pejabat China baik tinggi maupun rendahan jika melakukan korupsi. Selain itu kebijakan untuk melarang pesta mewah dan memberikan gratifikasi pada pejabat publik juka tidak dibenarkan. Perjalanan dinas juga diawasi dengan ketat agar tak merugikan keuangan negara.

Xi juga berusaha mencegah korupsi di tubuh militer negeri Tirai Bambu tersebut. Pemerintah China melarang pejabat militer mengendarai mobil buatan asing. Semua wajib menggunakan produk lokal. Gagasan tentang “percaya pada diri sendiri” merupakan unsur lain dalam gaya politik pemerintah China yang selama ini berhasil menciptakan kekuatan besar. Xi juga mengancam untuk meringkus pejabat tinggi ataupun pejabat rendahan yang melakukan korupsi. Baginya, pejabat kotor bisa merusak kemurnian Partai Komunis China.

Keputusan yang diambil oleh pemerintah China ini memang mengikat. Sekali saja pejabat baik pejabat tinggi maupun rendah terbukti melanggar kebijakan ini, maka bersiaplah mengakhiri hidup ditiang gantungan.

Bagaimana dengan Indonesia? Apakah akan memutihkan pejabat koruptor seperti yang ditempuh Zhu Rong Ji dan kemudian menjatuhkan hukuman mati juga bagi pejabat korup pasca pemutihan?

Referensi :

Militer China Diminta Gunakan Produk Lokal

Korupsi, 37 Ribu Pejabat China Diadili

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun