Mohon tunggu...
Erwin Alwazir
Erwin Alwazir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta

Rayakan Kata dengan Fiksi, Politik, Humaniora dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ini yang Terjadi Jika Jokowi Menjadi Presiden

25 Januari 2014   18:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:28 3059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Elektabilitas tidak tertandingi. Kinerja di mata sebagian besar Warga DKI cukup memuaskan walau baru dalam hitungan tahun. Maka pantas saja Jokowi dinobatkan sebagai capres paling berpotensi untuk memenangkan pemilihan nanti. Memang prosesnya masih panjang dan belum menentu. Hal yang tak terduga bisa saja terjadi untuk mendepak pencalonan Jokowi.

Namun kita harapkan hal itu tak terjadi. Dan sebagai rakyat yang rindu perubahan, Jikalau berandai-andai itu tidak dilarang, maka inilah yang akan terjadi jika Jokowi menjadi presiden.

Pertama, Program lelang jabatan lurah dan kepala sekolah Jokowi akan menjadi program nasional.

Kita sulit menemukan lurah atau kepala sekolah yang tidak mempunyai kompetensi dan integritas. Semuanya akan ditentukan secara profesioanal dan penuh keterbukaan. Semua itu dilakukan demi meningkatkan mutu pelayanan dan kualitas pendidikan bangsa.

Boleh percaya atau tidak, saat ini, rata-rata kepala sekolah di tingkat SD, berdasarkan pengamatan saya diwilayah sendiri, gaptek dengan terknologi. Jangankan ngotak-ngatik komputer atau laptop, buka SMS saja terkadang kebingungan. Dari 21 kepala sekolah di kecamatan saya yang bernaung dalam wadah MKKS, hanya 6 orang yang bisa mengoperasikan komputer atau laptop.

Namun dimaklum karena jabatan kepala sekolah umumnya bersandar pada senioritas, pangkat dan golongan. Kemampuan manajerial dan yang lain bukan diprioritaskan. Akibatnya dunia pendidikan kita seperti berada dalam abad pertengahan.

Kedua, tak ada lagi jalan yang rusak.

Kita lihat saja bagaimana Jokowi bersedia memperbaiki jalan nasional yang rusak dengan menggunakan anggaran propinsi. Dari sikap ini jelas Jokowi lebih mendahulukan kebutuhan orang banyak. Terserah anggarannya dari mana yang penting apa yang rusak mesti diperbaiki. Termasuk birokrat rusak juga akan diperbaiki bila dia terpilih nanti.

Ketiga, menteri tak boleh sembarang ngiklan.

Idealnya memang menteri selaku pembantu presiden berasaln dari kalangan profesional bukan utusan parpol. Cuma rasanya utusan parpol tetap akan mengisi kabinet. Agar anggaran negara tidak disalahgunakan, para menteri nanti dilarang ngiklan dengan membawa nama departemen yang bersangkutan. Kecenderungan menyalahgunakan jabatan akan diberantas habis.

Keempat, Para pejabat menggunakan mobil flat merah yang sederhana.

Rasanya para pejabat tak bisa lagi bermewah-mewah. Kendaraan cukup flat merah produksi dalam negeri. Tak kebal peluru, tapi cukup melindungi pejabat tersebut dari hujan agar tak masuk angin. Kalau diberi kebebasan memilih mobil, khawatirnya anggaran yang masuk angin dan para pejabat berlomba-lomba menampilkan kendaraan mewahnya ditengah korban banjir atau gempa.

Kelima, keluarga besar pejabat akan diawasi ketat.

Jangan coba-coba memperkaya diri dan keluarga sendiri nanti. Bila sebelum menjadi pejabat, anaknya ke kampus atau kerja dengan naik mobil butut atau bis kota. Kemudian berubah naik Mercy mewah dan ekonominya meningkat drastis, siap-siap saja diuntit oleh KPK. Nampaknya Jokowi tak suka pejabat model ini. Buktinya, kaca mata pemberian seseorang saja dia lapor KPK, apalagi kalau bawahannya yang korup dan suka buat ulah.

Sebenarnya masih banyak andai-andai lain  yang akan ditulis. Masalahnya Jokowi jadi nggak mencalonkan diri?

Artikel Yang Layak Anda Baca Juga : Tips Lengkap Menghadapi Gempa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun