Berlebihan memberitakan sesuatu memang menjadi ciri dua TV swasta papan atas Indonesia, TVOne dan Metro TV. Keduanya punya visi yang berbeda dalam pemberitaan. TV One cenderung mengangkat berita yang agak bias soal Jokowi, Metro TV tentu sebaliknya. Kalau soal genre, kedua media ini relatif sama. Miskin hiburan dan sama-sama mentahbiskan diri sebagai TV yang paling unggul dari segi pemberitaan. Apa saja bisa diberitakan kalau lagi minat. Pokoknya segala hal yang bisa bikin heboh diangkat, dulas sedemikain apiknya demi memuaskan pemirsa.
Contoh kasus terakhir dilakukan oleh TV One. Konon karena terlalu semangat memberitakan penemuan jasad korban yang mengapung di lautan, TV One lupa mem-blur objek yang ingin diberitakan. Publik berekasi dan mengangap TV One kurang beretika. TV One sendiri mungkin menganggap hal biasa. Dalihnya mungkin, kalo objek yang kami ambil dari ketinggian tadi di-blur, bagaimana kami bisa meyakinkan pemirsa kalau itu benar jasad manusia bukan pecahan kapal yang ditenggelamkan Menteri Susi? Hayo, ngekek lagi kita dibuatnya, jika alasan penayangan tersebut terus diperdebatkan.
Lain lagi Metro TV. Sebelum blunder tak mutu TV One, media berita yang satu ini dikecam karena terkesan memaksa mewawancarai keluarga korban AirAsia. Metro TV dipandang melakukan perbuatan tak etis dan sudah kehilangan empati. Wajarlah kalau Metro lalu dikecam oleh netizen. Hal yang sama mungkin akan terjadi pada TV One pasca penayangan jasad korban. Walau TV One sudah meminta maaf, tetap saja mulut netizen usil sulit disempal.
Alhasil, skor antara TV One dan Metro TV menurut Kompasianers Farid Wajdi sekarang sudah imbang. Menggelikan.
Sumber :
Paksa Keluara Korban Wawancara, Wartawan Metro TV Dikecam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H