Pernahkah kamu bertemu kucing di jalan dan merasa ingin memberinya hidup lebih baik? Atau, melihat foto kucing di akun social media rumah penampungan, kemudian berniat untuk menjemputnya? Wah, selamat, itu salah satu pertanda kamu akan jadi pawrents atau orang tua kucing.
Sekarang, kamu kebingungan, sebenarnya apa saja, sih, peran orang tua kucing? Apa saja yang harus kamu lakukan? Dan, bagaimana kehidupan setelah menjadi orang tua kucing?
Untuk meyakinkan dirimu sendiri, pastikan kamu bisa menjawab pertanyaan ini, ya!
Untuk meyakinkan dirimu sendiri, pastikan kamu bisa menjawab pertanyaan ini, ya!
1. Kenapa kamu mengadopsi kucing?
Banyak alasan, sebenarnya.
Kamu melihat kucing, merasa kasihan, dan tiba-tiba jatuh cinta. Selain itu, kamu tinggal sendirian, pasti menyenangkan jika ada yang menemani. Bayangkan, setiap hari, ada yang bisa kamu ajak bermain dan bicara. Ada yang manja padamu. Ada yang mengeong untuk minta makan. Setelah punya teman, tingkat stresmu bisa berkurang. Kucingmu bahagia karena punya rumah yang nyaman, kamu lebih bahagia karena punya obat saat suasana hati buruk. Kalau itu alasanmu, kamu harus lanjut menjawab pertanyaan kedua.
Namun, jika alasanmu adalah untuk dipakai main anak kecil yang ada di rumahmu, alangkah baiknya kamu memikirkan kembali niatmu. Saat ini, masih banyak orang tua yang memberikan anak mereka hewan peliharaan untuk "mainan". Tentu saja itu bukan hal yang bijak. Hewan, sama seperti manusia, mereka makhluk hidup, bukan untuk dimainkan. Jika tidak siap dengan segala risiko dan edukasi untuk anak, tandanya kamu belum siap membawa pulang si kucing.
2. Apakah kamu tahu riwayat kesehatan si kucing?
Ada kucing yang tiba-tiba menghampirimu di jalan. Entah kenapa, dia langsung mengusap-usap kepalanya ke kakimu. Kamu tidak tega meninggalkannya dan ingin membawanya pulang. Akhirnya, kucing itu kamu gendong dan ikut ke rumahmu.
Tunggu, kamu harus tahu bagaimana kondisi si kucing sebelum masuk ke rumah. Lebih baik, kamu segera membawanya ke dokter hewan, memeriksakan si kucing, memastikan tidak ada parasit di tubuhnya. Setelah itu, kamu bisa membawanya ke tempat grooming, pastikan kucingmu bersih dari kutu dan jamur. Selama kucing belum dipastikan bersih dan sehat, biarkan kucingmu di tempat yang terpisah denganmu. Ini untuk kebaikanmu bersama, lho.
Lain ceritanya jika kamu mengadopsi kucing dari rumah penampungan atau breeder kucing. Kamu bisa langsung memastikan pada pemiliknya. Apakah calon kucingmu punya penyakit atau pernah terkena penyakit serius? Apakah sudah divaksin? Apakah sudah steril?
Oke, pertanyaan ini sudah kamu jawab? Saatnya berlanjut ke nomor tiga.
3. Apakah rumahmu sudah siap?
Kamu sudah mempersiapkan makanan kucing, tempat makan dan minum khusus, kotak untuk kucingmu membuang kotoran lengkap dengan pasir atau wood litter-nya, sampo khusus kucing, juga sudah membeli vitamin agar kucingmu tetap sehat.
Cukup lengkap, ya, tetapi sayangnya masih belum cukup membuat rumahmu siap huni kucing.
Jika kamu memelihara tanaman, pastikan kamu menjauhkan tanaman yang berbahaya bagi kucing. Misalnya, keladi, amarilis, atau kaktus. Jangan sampai kucingmu bisa menjangkau tanaman tersebut.
Rumahmu tidak ada tanaman, tetapi ada kucing atau anjing? Pastikan kamu sudah menyiapkan tempat khusus untuk kucing barumu beradaptasi. Mempertemukan peliharaan lama dan baru tanpa persiapan, bisa membuat peliharaanmu stres. Sebelum mereka hidup berdampingan, lebih baik kamu memperkenalkan aroma satu sama lain, saling melihat dari tempat terpisah, sampai akhirnya mereka siap bermain bersama.
Rumahmu sudah sempurna? Masih ada pertanyaan keempat yang harus kamu jawab.
4. Apakah kamu siap menghadapi keadaan darurat?
Kucing, tidak seperti manusia, mereka tidak bisa mengeluh saat merasa sakit. Sebagai pemilik, kamu harus peka terhadap perubahan perilaku kucingmu. Misalnya, kucingmu tiba-tiba tidur lebih lama, tidak nafsu makan, ada perubahan bentuk kotoran, atau suhu tubuhnya meninggi. Saat keadaan tidak diinginkan terjadi, kamu harus siap dan cepat tanggap.
Pertama, sebelum terlambat, siapkan dana darurat khusus kucing. Perawatan kucing terkadang merogoh kocek dalam. Adanya dana darurat khusus membuatmu lebih tenang dan siap menghadapi keadaan darurat. Dengan demikian, kamu bisa menekan risiko terburuk yang bisa terjadi pada kucingmu.
Kedua, dana sudah siap? Pastikan kamu tahu harus menghubungi siapa. Punya daftar dokter hewan di sekitarmu bisa sangat membantu di kemudian hari.
Ketiga, alangkah baiknya kamu tahu pertolongan pertama bagi kucingmu. Jangan sampai saat kucingmu sakit, dokter hewan belum membuka praktik, kamu hanya mendiamkan kucingmu. Misalnya, jika kucingmu mengigil, segera bawa ke tempat hangat. Jangan ikuti petunjuk sesat seperti memberi kucingmu obat manusia. Hal itu bisa sangat berbahaya!
Keadaan darurat siap dihadapi? Jawab pertanyaan terakhir.
5. Apakah kamu siap menahan rindu?
Iya, coba kamu jawab, siap atau tidak?
Jika nanti kamu harus pergi ke luar kota, menitipkan kucingmu di orang kepercayaan, dan tidak bisa bertemu selama beberapa hari, apakah kamu siap? Jangan sampai saking rindunya, kamu mendadak pulang demi memeluk kucing kesayanganmu.
Siap atau tidak siap, kamu boleh kok tetap mengadopsi kucing. Jika empat pertanyaan sebelumnya bisa kamu jawab, kamu pasti bisa menjadi orang tua kucing yang hebat.
Bagaimana, apakah kamu semakin yakin untuk membawa kucingmu pulang? Apa jangan-jangan kamu malah tidak yakin bisa menjadi orang tua kucing yang baik? Jangan khawatir, seiring berjalannya waktu, kamu akan belajar hingga semakin hebat dalam merawat kucing. Percayalah kepada dirimu sendiri dan kucing yang akan menemanimu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H