Ternyata mereka, kata Om Hong adalah bagian dari strategi marketing yang sedang dijalankan pemilik bisnis. Termasuk para pemilik usaha jual beli jam mewah seperti Rolex, Patek, AP, dan sebagainya yang sudah lama ada di Indonesia. Bisa jadi, para seleb itu semacam "dipinjami" saja oleh para pemilik dalam jangka waktu tertentu atau mereka menyewa dengan harga yang agak murah selama beberapa bulan. Di luar negeri, kata Om Hong ada sebuah usaha yang menyewakan jam-jam mewah untuk para seleb, politisi, hingga pengusaha yang sudah lazim diketahui kalangan itu. Bahkan dalam setahun, mereka bisa memilih sampai 10 jam tangan dengan jangka waktu per jam tangan satu sampai dua bulan. Itu pun tidak murah, bisa seharga dua jam tangan yang mereka sewa itu. Keuntungan bagi pemiliknya adalah mereka dapat promo secara massif di kalangan the have, alias orang berduit tebal. Ketika ada orang kaya baru, maka merka adalah sasaran paling empuk dari model promosi seperti itu.
Karena saya sendiri bukan orang kaya, apalagi pemakai jam tangan ratusan juta rupiah seperti Om Hong, maka hal itu hanya terjadi di negeri kahyangan. Logika yang dipakai orang-orang itu susah sekali saya tangkap, apalagi mengenakan jam tangan seharga rumah. Belum lagi banyak seleb yang sengaja ke Swiss hanya untuk belanja jam tangan, itu masih menyakiti angka digit dalam rekening saya dan mungkin mayoritas millennial se-Indonesia raya. Tapi karena itu dunia yang sangat berbeda dan nyata adanya, kita anggap saja sebagai hiburan bagi orang miskin. Terbukti sekarang dengan banyak channel youtube seleb yang isinya hanya pamer mobil, prank mencuri mobil temannya, atau beli mobil sekaligus empat. Kita sudah tahu modus asli dari pamer-pamer itu, tak jauh beda dengan jam tadi. Mereka hanya jadi actor promo untuk pemilik bisnis aslinya. Yang kadang kita tidak akan pernah tahu siapa saja mereka, bisa jadi Om Hong salah satunya.
Ohya sebelum saya pamit pada Om Hong, beliau berkata bahwa orang paling beruntung bukanlah yang bisa punya semua yang mereka inginkan. Termasuk jam tangan termewah, tapi orang yang bisa menikmati apapun yang mereka miliki. Om Hong juga sangat mengapresiasi kecintaan saya pada jam-jam tangan kuno dan bagaimana saya mencari sejarah mereka. Bahkan beberapa video yang saya bahas bersama beliau saya unggah ke youtube, meski hanya suara saya saja yang tampil. Ohya, ada satu jam om Hong yang saya tampilkan di Youtube dan akhirnya jadi milik saya, katanya dia sudah bosan lalu saya suruh beli dengan bayaran menulis tiga halaman profil singkat dirinya. Kalau di-rupiahkan mungkin setara dengan smartphone dual camera, tapi ya itulah orang kaya, mereka tidak butuh uang. Atau hanya melihat uang dengan cara yang berbeda saja ya? Hanya mereka dan tuhan yang tahu.
Jadi, kepengen punya jam mewah ratusan jeti juga?
