Mohon tunggu...
Erwin Abdillah
Erwin Abdillah Mohon Tunggu... Jurnalis - #KisahDesa

Seorang anak desa yang kembali ke desa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyibak Pesan Kalijaga Lewat Topeng Lengger

2 Juni 2020   23:33 Diperbarui: 3 Juni 2020   18:19 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
2.000 lebih penari lengger padati alun-alun Wonosobo

Wiwin mementaskan tari Lengger Punjen di Nyadran Tenong njanti 2018
Wiwin mementaskan tari Lengger Punjen di Nyadran Tenong njanti 2018

Dituturkan Wiwin, citra Lengger di 1980-1990 dipandang sebagai profesi yang kurang diminati penari muda. Wiwin merasa beruntung dibimbing para lengger puteri generasi pertama dan belajar Lengger Punjen dari Sukarsih. Ayah Wiwin seorang seniman penabuh gamelan dan kendang terkenal juga sangat mendukung proses belajarnya. Hingga akhirnya Wiwin menjadi ikon Topeng Lengger Wonosobo di tahun1998 hingga 2010.


Dijelaskan Dwi, ciri khas Lengger Wonosobo dari gerakan cenderung halus, sopan, dan bermuatan spiritual. Hal itu didukung busana yang tertutup (rompi) serta topeng untuk membatasi kedekatan antara dua penari maupun penonton. Pasangan penari lengger (Pe-ngibing)juga harus dari grup-nya, bukan penonton.

Senada, menurut penulis buku, Tari Topeng Lenggeran Wonosobo, Agus Wuryanto, Topeng yang dikenakan penari sebenarnya ada sekitar 65 jenis yang sesuai dengan tari serta tembang pengiringnya. Di era awal lenger lanang, musik pengiringnya masih cukup sederhana, bahkan didominasi alat musik bambu (Bundengan, angklung, maupun Bindeng). Sehingga disimpulkan Agus, Topeng Lengger Wonosobo berbeda kesejarahannya dengan Lengger Banyumasan.

busana yang dipakai penari lengger Wonosobo
busana yang dipakai penari lengger Wonosobo

Terkait pesan ajaran Islam di tembang Topeng Lengger, Dwi menyebut banyak syair yang secara tersirat menyebut muatan keagamaan. Contohnya pada tembang Gondang Keli: ‘Sandangane diganti putih mergane wis ora mulih’ (Bajunya diganti putih (kafan) karena sudah tidak pulang). Ada juga lirik ‘Kereta Jawa roda papat rupa menungsa (keranda), dan di Menyan Putih: ‘Eling-eling sira menungsa temenana nggonmu ngaji mumpung durung katekanan malaekat juru pati’.

“Di Lengger lawas, banyak syair seperti ‘Miring ngetan Salo Nabi Semelah’ (Shallu ala Nabi - Bismillah). Mulut orang Jawa di kala itu mungkin belum fasih berbahasa Arab, kemudian menyederhanakan pengucapan seperti ‘La elo, elo ya elo La’ kemungkinan besar ialah kalimat syahadat La Illa ha Illa-llah,” kata Dwi berdasarkan penuturan Kakeknya.

Perbedaan mendasar Tari Topeng Lengger dengan Lengger daerah lain di antaranya ialah sisi kesejarahan yang mengisahkan syiar Islam di masa Sunan Kalijaga. Pemakaian Topeng sebagai pembentuk karakter tarian (cth: Kebogiro dengan topeng bertanduk, gigi runcing, dan gerak penari yang ganas). Ada empat karakter dasar Topeng Lengger yaitu Alusan, Kasaran, Gagahan, dan Gecul (lucu).

Kostum penari puteri ciri khasnya memakai rompi, sampur, dan mahkota bulu. Gending pengiring dan tembangnya sudah baku tidak bisa diganti gending lain apalagi musik modern. Sedangkan karakter gerakan penarinya cenderung menyembunyikan ketiak dan lebih halus. Dari sisi pentas, Topeng Lengger tidak mengenal budaya ‘Saweran’ namun honor sesuai kesepakatan.

Salah satu inovasi monumental

Hadi Suwarno yakni tari Lengger Punjen dipentaskan pertama kali oleh Sri Ningsih pada 1980, diteruskan oleh Wiwin dan generasi lengger saat ini. Para Lengger baru kini wajib mengikuti prosesi Wisuda untuk menyiapkan mereka menjadi penari professional, dihelat tahunan tiap 1 Sura di Giyanti. Prosesnya meliputi pembekalan materi, praktik gambyong, penyamaan gerakan, jamasan, hingga pengucapan sumpah, didampingi oleh Wiwin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun