Mohon tunggu...
Erwin Harahap
Erwin Harahap Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Setelah Berproses Belajar, Pantaskah Seorang Siswa Dapat Nilai Nol?

6 September 2016   11:55 Diperbarui: 7 September 2016   10:18 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang guru seharusnya melakukan jemput bola. Kunjungi rumahnya, kunjungi keluarganya, selidiki apa yang terjadi, apa penyebab dari adinda Dvijatma Puspita Rahmani banyak tidak masuk kelas, mengapa nilai-nilainya menurun, dan lain-lain, dan seterusnya. Bukankah itu tugas anda sebagai seorang guru? Itulah kenapa seorang orang tua menyekolahkan anaknya ke sebuah institusi pendidikan, karena mereka membutuhkan pertolongan dari anda semua para guru. Sekarang Anda mau berbalik menyalahkan orang tua?

Semoga kejadian ini bisa diperbaiki. Semoga pihak-pihak terkait, Dinas Pendidikan. LSM, KPAI, orang tua, dan guru mempunyai solusi terbaik. Semoga kejadian ini tidak terulang kembali. Sebagai cermin untuk perbaikan sistem pendidikan kita, suatu ketika, anak saya masuk kelas 5 SD di Yokohama, Jepang. Suatu hari anak saya sakit dan berencana tidak masuk sekolah. Pukul 7.15 pagi, ada telepon dari wali kelas sekolah menanyakan kenapa anak saya belum datang, padahal belajar dimulai pukul 7.30.

Saya sampaikan anak saya sakit. Wali kelas secara detail menanyakan sakit apa, sudah berapa lama, mau dibawa ke dokter mana, dan minta dokternya menghubungi sekolah untuk menjelaskan gejala sakitnya apa. Sore harinya, wali kelas berkunjung ke rumah kami, menyerahkan beberapa lembar handout materi belajar hari ini dan beberapa latihan untuk dikerjakan di rumah. Wali kelas menyampaikan, walaupun sakit, semangat belajar jangan turun, dan meminta kami orang tua agar menjaga dan memelihara anak kami agar cepat sembuh dan bisa sekolah kembali. 

Semoga adinda Dvijatma Puspita Rahmani tetap bersemangat untuk sekolah. Dan semoga kejadian ini dapat menjadi pengalaman berharga untuk perbaikan di masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun