Untuk menjawab ini, Asep Hidayat melakukan langkah konkrit : hanjeli dimasak jadi bubur manis dan dijadikan  sebagai sajian "welcoming drink" pada tamu-tamu yang datang ke desa. Welcome drink biasanya disajikan pada tamu yang baru datang di hotel -- hotel berbintang, Nah, hal sama dilakukan Asep pada tamu -- tamu yang berkunjung di desanya.
Sebelum  melakukan gerakan pembudidayaan tanaman hanjeli di desanya, Asep Hidayat telah merintis dan menjadikan desa Waluran Mandiri menjadi desa wisata. Desa Wisata Waluran dengan mengusung metode home stay  bagi pengunjungnya. Pengunjung yang datang umumnya wisatawan lokal berkelompok dengan waktu tinggal beberapa hari.  Wisatawan tinggal di rumah -- rumah  penduduk . Bahkan ada kelompok wisatawan dari Bogor dan Kalimantan Timur yang khusus datang untuk mngetahui dan mempelajari seleluk beluk  tanaman hanjeli.
Cara ini cukup ampuh  buat pengenalanan tanaman hanjeli pada wisatawan sebagai makanan alternatif pengganti beras yang juga berkhasiat obat karena kandungan gizinya lebih tinggi serta kadar karbohidratnya rendah sehingga cocok bagi mereka yang menjaga kadar gula dalam tubuhnya serta yang melalukan program diet.
Pemasaran lain dilakukan Asep dengan menjual secara online. Tanggapan pasar, memenurutnya, cukup besar. Permintaan terbesar datang dari kota -- kota besar seperti Jakarta. Hingga kini, pesanan terbesar dari penjualanan secara online.
Konsumen dari segmen tertentu banyak memesan hanjeli karena jenis makanan ini juga dijadikan obat. Menurut ceritera, sejak dahulu kala di Tiongkok, Â hanjeli dijadikan obat.
Kemudian Asep mengajak kaum perempuan di desa Wuluran untuk menanam hanjeli. Para perempuan di desa ini dikenal sebagai pekerja keras, tidak semata jadi ibu rumah tangga. Pekejaan -- pekerjaan yang biasanya dikerjakan kaum pria, mereka juga lakukan, hingga bekerja ke luar negeri. Sebanyak 20 -- 30 orang perempuan mulai ikut menjadi petani hanjeli. Belakangan kelompok petani perempuan ini dijadikannya satu kelompok dengan membentuk wadah Kelompok  Wanita Tani (KWT) .
Proses mulai dari panen, penumbukan hingga mengolah jadi produk lain dilakukan secara manual. Pihak penyuluh dari Kantor Kecamatan Waluran kemudian menyarankan pada Asep untuk menghubungi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Sukabumi untuk memperoleh bantuan peralatan berupa mesin giling.
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabuparen Sukabumi merespon proposal yang diajukan Asep dan pada 2018  Kelompok Wanita Tani (KWT) ini kemudian memperoleh pelatihan dari Disnakertrans Kabupaten Sukabumi . Instruktur dari Disnnalertrans datang kedesanya dan  melatih mereka menjadi kelompok wirausaha baru binaan Disnakertrans  setempat. Selain memperoleh pelatihan tentang tata cara mengolah tanaman hanjeli menjadi berbagai jenis bahan makanan dan pemasaran usaha, juga diberikan bantuan seperangkat mesin giling hanjeli.
AKSES LAPANGAN KERJA
Pada 2018 itu Kementerian Ketenagakerjaan mengucurkan program bantuan bagi penciptaan usaha baru bagi tenaga kerja mandiri (TKM) . Menurut Koordinator Substansi Tenaga Kerja Mandiri, Direktorat Perluasan Kesempatan Kerja,Kementerian Ketenagakerjaan, Widi Wijanarko, program ini dimaksudkan membuka lapangan kerja baru baik bagi pelaku usaha mikro, kecil dan menengah juga bagi orang lain.Â