Pendidikan merupakan kegiatan dimana terdapat proses pembelajaran sehingga terjadi transfer ilmu dari pendidik atau guru kepada peserta didik. Berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Artinya, terdapat proses yang terjadi antara peserta didik dan guru untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri peserta didik sehingga mereka bisa menjadi seseorang yang berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat, dan juga bagi negara Indonesia. Pendidikan merupakan serangkaian proses dari pengajaran, dimana terdapat tujuan yang ingin dicapai pada setiap kegiatan. Untuk mencapai tujuan tersebut, banyak cara yang bisa dilakukan salah satunya dengan menerapkan metode pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan kesiapan peserta didik yang memiliki perbedaan antara satu dengan yang lain. Maka perlu diterapkan pembelajaran berdiferensiasi agar peserta didik dapat diarahkan sesuai dengan gaya belajar yang paling efektif untuk mereka.
Pendidikan berdiferensiasi merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang diterapkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan belajar peserta didik (Wahyuningsari, dkk., 2022). Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan peserta didik untuk belajar berdasarkan dengan kemampuan yang dimiliki, gaya belajar, dan kebutuhan mereka yang beragam (Gusteti dan Neviyarni, 2022). Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu pendekatan yang efektif untuk diterapkan karena cara menyampaikan materi pembelajaran yang bervariasi kepada peserta didik yang berada di lingkungan yang beragam (Safitri, dkk. 2023). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu strategi pembelajaran yang melihat peserta didik sebagai pribadi yang unik sehingga perlu perlakuan yang berbeda sesuai dengan kemampuan, gaya belajar, dan juga kebutuhan masing-masing.
Menurut Septyana (2023) pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu strategi pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik sehingga mereka terlibat sebagai subjek dalam proses pembelajaran. Artinya, peserta didik didorong untuk terlibat dan aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung karena pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pembelajaran berdiferensiasi bukan berarti memberikan perlakuan yang berbeda-beda untuk setiap peserta didik (Yunita, dkk., 2023). Pembelajaran berdiferensiasi memungkinkan guru menggunakan metode atau media yang berbeda berdasarkan referensi gaya belajar peserta didik. Dengan menerapkan pendekatan pembelajaran berdiferensiasi, setiap peserta didik akan memiliki kesempatan yang sama untuk belajar sesuai dengan referensi belajar yang menurut mereka paling efektif untuk dilakukan. Peserta didik juga dapat belajar dan memahami materi pembelajaran sesuai dengan tingkat pemahaman mereka masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran berdiferensiasi dapat meningkatkan pemahaman peserta didik akan materi pembelajaran karena kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik
Purnawanto dalam Jurnal Ilmiah Pedagogy yang berjudul "Pembelajaran Berdiferensiasi" menjelaskan bahwa terdapat beberapa tujuan dari pembelajaran berdiferensiasi, diantaranya yaitu 1) memenuhi kebutuhan individual peserta didik, 2) meningkatkan pencapaian peserta didik, 3) meningkatkan minat dan motivasi belajar peserta didik, 4) meningkatkan keterampilan sosial dan kolaboratif peserta didik, 5) meningkatkan self-esteem peserta didik, dan 6) meningkatkan keterlibatan peserta didik. Tujuan-tujuan dari pembelajaran berdiferensiasi tersebut dapat menciptakan adanya lingkungan belajar di mana setiap peserta didik mendapatkan dan diberi kesempatan yang sama untuk dapat mengembangkan potensi yang mereka miliki.
Tomlinson dalam buku How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classrooms menjelaskan, pada pembelajaran berdiferensiasi, guru memperhatikan beberapa aspek seperti kesiapan, minat dan gaya belajar peserta didik dalam menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu, guru juga dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap materi pembelajaran, tugas atau produk hasil dari pembelajaran yang diajarkan, dan juga lingkungan belajar peserta didik. Terdapat empat aspek yang termasuk ke dalam pembelajaran berdiferensiasi, diantaranya yaitu diferensiasi proses, diferensiasi konten, diferensiasi produk, dan diferensiasi lingkungan.
Diferensiasi Proses
Pada diferensiasi proses, kegiatan pembelajaran dirancang agar peserta didik mendapatkan pengalaman bermakna di dalam kelas yang disesuaikan dengan kemampuan dan gaya belajar peserta didik. Â Kegiatan yang dimaksud bukan merupakan kegiatan yang tidak berhubungan dengan materi pembelajaran, melainkan kegiatan bermakna yang berhubungan dengan materi pembelajaran sehingga peserta didik mendapat pengalaman bermakna (Amalia, dkk., 2023). Pada diferensiasi proses, guru dapat menerapkan metode yang berebeda-beda untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik yang beragam. Guru akan memberikan umpan balik berupa penilaian kualitatif berdasarkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang masih kurang dan perlu ditingkatkan oleh peserta didik. Â
Diferensiasi Konten
Konten berarti media yang digunakan untuk menampilkan sesuatu. Dalam hal ini, konten yang dimaksud adalah media pembelajaran yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran di dalam kelas. Marantika menjelaskan bahwa diferensiasi konten berkaitan dengan materi atau bahan ajar yang akan disampaikan kepada peserta didik dengan mempertimbangkan berbagai kebutuhan belajar peserta didik yang meliputi kesiapan belajar, minat peserta didik, serta gaya belajar peserta didik atau meliputi kombinasi dari ketiga kebutuhan belajar tersebut.Â
Diferensiasi Produk
Produk merupakan hasil akhir dari suatu kegiatan pembelajaran yang dibuat dengan tujuan untuk menunjukkan kemampuan pengetahuan, keterampilan, maupun pemahaman peserta didik mengenai materi pembelajaran yang sedang dipelajari. Diferensiasi produk berarti menerapkan keberagaman pada hasil tugas yang diberikan kepada peserta didik yang berupa presentasi, hasil tes, rekaman, karangan, alat peraga, dan lain sebagainya. Dalam penugasannya, diferensiasi produk dapat dilakukan secara individu maupun ditugaskan secara berkelompok. Â Diferensiasi produk biasanya ditugaskan kepada peserta didik berdasarkan preferensi gaya belajar yang paling sesuai dengan mereka. Dengan begitu, peserta didik dapat mengerjakan tugas yang diberikan dengan maksimal karena tugas yang diberikan sesuai dengan gaya belajar mereka.
Diferensiasi Lingkungan
Lingkungan berarti keadaan sekitar tempat suatu kegiatan dilakukan. Lingkungan belajar berarti keadaan lingkungan sekitar tempat belajar yang meliputi lingkungan sekolah, dan sosial. Lingkungan belajar harus disesuaikan dengan keadaan peserta didik dengan memperhatikan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar peserta didik. Menurut Almujab dalam Oikos: Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi dan Ilmu Ekonomi, penerapan diferensiasi lingkungan belajar dapat mencakup beberapa aspek, diantaranya yaitu pengaturan kelompok belajar yang fleksibel, penerapan kelompok pembelajaran yang berbeda, penggunaan dan pemanfaatan teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar peserta didik, atau kegiatan yang membantu peserta didik untuk dapat bekerjasama dan melakukan interaksi sosial.
Dalam penerapannya, pembelajaran berdiferensiasi dapat berjalan dengan baik dan efektif  apabila  antara  guru  dan peserta didik saling meyakini bahwa pembelajaran yang dijalankan akan menghasilkan dampak positif (Faiz dan Kurniawaty, 2022). Menurut Halimah dalam Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar tahun 2023, menjelaskan bahwa penerapan pembelajaran berdiferensiasi menjadikan pembelajaran yang dilakukan peserta didik lebih bermakna karena mereka merasa apa yang menjadi kebutuhannya terpenuhi sehingga peserta didik ikut terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan  pembelajaran berdiferensiasi tidak cukup jika hanya dilakukan dalam satu kali pembelajaran karena pembelajaran berdiferensiasi memerlukan pembiasaan perlakuan sebagai langkah agar peserta didik dapat beradaptasi dari kegiatan pembelajaran sebelumnya (Astria dan Kusuma, 2023). Pembelajaran berdiferensiasi terbukti telah membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan dan membuat peserta didik dapat dengan bebas mengekspresikan potensi yang dimiliki sesuai dengan minatnya (Sulistyosari, dkk., 2022). Dapat disimpulkan bahwa melalui pendekatan berdiferensiasi pada kegiatan pembelajaran di dalam kelas, setiap peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk terlibat aktif sebagai upaya agar mereka memiliki pengalaman bermakna selama proses pembelajaran. Dengan begitu, peserta didik lebih mudah untuk menyerap pemahaman yang telah disampaikan guru ketika melaksanakan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Daftar Rujukan
Almujab, S. (2023). Pembelajaran Berdiferensiasi: Pendekatan Efektif Dalam Menjawab Kebutuhan Diversitas Siswa. 8. Oikos: Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi & Ilmu Ekonomi, 8(1), 2549-2284.
Amalia, K., Rasyad, I., & Gunawan, A. (2023). Pembelajaran berdiferensiasi sebagai inovasi pembelajaran. Journal Of Education And Teaching Learning (JETL), 5(2), 185-193.Â
Astria, R., & Kusuma, A. B. (2023). Analisis pembelajaran berdiferensiasi untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis. Proximal: Jurnal Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika, 6(2), 112-119.Â
Faiz, A., Pratama, A., & Kurniawaty, I. (2022). Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Program Guru Penggerak pada Modul 2.1. Jurnal Basicedu, 6(2), 2846–2853.
Gusteti, M. U., & Neviyarni, N. (2022). Pembelajaran berdiferensiasi pada pembelajaran matematika di kurikulum merdeka. Jurnal Lebesgue: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika Dan Statistika, 3(3), 636-646.Â
Halimah, N. (2023). Analisis pembelajaran berdiferensiasi sebagai bentuk implementasi kebijakan kurikulum merdeka. Pendas: Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 8(1), 5019-5019.Â
Marantika, J. E., Tomasouw, J., & Wenno, E. C. (2023). Implementasi pembelajaran berdiferensiasi di kelas. German für Gesellschaft (J-Gefüge), 2(1), 1-8.Â
Purnawanto, A. T. (2023). Pembelajaran Berdiferensiasi. JURNAL PEDAGOGY, 16(1), 34–54.
Republik Indonesia. (2003). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Sekertariat Negara.
Safitri, dkk. (2023). LITERATUR REVIEW: MODEL PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK. Jurnal Pendidikan dan Ilmu Fisika (JPIF), 3(2). 246-255.
Septyana, E., Indriati, N. D., Indiati, I., & Ariyanto, L. (2023). Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X Boga 1 SMK di Semarang pada Materi Program Linear. Jurnal Sains Dan Edukasi Sains, 6(2), 85–94.Â
Sulistyosari, Y., Karwur, H. M., & Sultan, H. (2022). Penerapan pembelajaran IPS berdiferensiasi pada kurikulum merdeka belajar. Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN, 7(2), 66-75.
Tomlinson,  C.A.  (2017). "How  to  Differentiate  Instruction  in  Academically Diverse Classrooms." Alexandria, VA: Association for Supervision and Curriculum Development.
Wahyuningsari, D., Mujiwati, Y., Hilmiyah, L., Kusumawardani, F., & Sari, I. P. (2022). Pembelajaran berdiferensiasi dalam rangka mewujudkan merdeka belajar. Jurnal jendela pendidikan, 2(04), 529-535.
Yunita, E., Rachmawati, F., & Hilaliyah, T. (2023). Meta Analisis Penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 6(10), 7499-7505.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI