Mohon tunggu...
Ervita Widyastuti
Ervita Widyastuti Mohon Tunggu... Administrasi - Vita

Just ordinary woman but friendly and sweet :) http://ervitanw.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Jelajah Kuliner Fit&Fresh Bersama Country Choice dan Wisata Kreatif Jakarta

30 Juli 2024   11:16 Diperbarui: 5 Agustus 2024   10:06 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rotinya enak (Dokpri)
Rotinya enak (Dokpri)

Roti Lauw ini adalah favorit presiden Sooekarno sejak beliau tinggal di istana Bogor dan rasa serta ukurannya juga tidak pernah berubah sampai sekarang.  Oh iya, yang senang roti gambang sekarang sudah ada varian baru yaitu roti gambang isi keju.

Geser sedikit kesebelah kanan kami menuju ke tujuan selanjutnya yaitu Toko Jamu Warisan yang terletak di Pasar Gondangdia. Tokonya terletak di samping pasar sehingga mudah ditemukan. Disini dijual beraneka macam jamu yang sudah dikemas dalam botol sehingga higienis dan tahan lama. Jika di kulkas bisa tahan hingga 5 hari. Ada jamu rimpang segar, kunyit asam dan beras kencur. Saya yang suka jamu beli 1 jamu untuk dibawa pulang, harga per botol Rp 15 ribu.  Toko Jamu ini sudah berdiri sejak tahun 1960 dan saat ini dijalankan oleh Bu Rini yang merupakan generasi ke 2. Beliau sudah tidak terlalu memaksakan diri lagi untuk mengembangkan penjualan secara online karena tenaga pembuatnya yang hanya dibantu keluarga dekat.

Bu Rini jamu Warisan (Dokpri)
Bu Rini jamu Warisan (Dokpri)

Lanjut lagi ke sebelah pasar, kami mampir ke Toko Kopi Luwak, yang sebelumnya Bernama Toko Kopi Burung Kenari. Nama Luwak diberikan setelah terjadi kebakaran di toko sehingga terjadi rebrand nama Toko yang saat itu sedang booming kopi Luwak diambilah nama Luwak sebagai nama Toko walau disana tidak menjual kopi Luwak. Pemilik toko Koh Xu Yilun, yang sangat ramah dan banyak bercerita, mengatakan yang dijual disana adalah Kopi Arabica, Robusta dan kopi campur jagung yang lebih ekonomis. Semua bubuk kopi tersebut adalah kopi asli tanpa campuran sehingga harganya relatif mahal. Namun karena toko kopi itu sudah berjalan puluhan tahun tetap ada pembeli setia yang menjadi langganan. Hal ini sangat berarti di Tengah gempuran banyaknya kedai kopi dan penjual kopi bubuk di mana-mana. Selama kami berada di toko ada beberapa pembeli yang datang dan ko Yilum mendemonstrasikan mesin penggiling kopi tradisionalnya yang sudah ada sejak toko kopi berdiri sejak tahun 1970.  Sebenarnya toko sudah beridiri sejak tahun 1930 dan menjual sembako.

Mesin Kopi Jadul (Dokpri)
Mesin Kopi Jadul (Dokpri)

Perbedaan kopi (Dokpri)
Perbedaan kopi (Dokpri)

Kopi Jagung (Dokpri)
Kopi Jagung (Dokpri)

Ko Yilun (Dokpri)
Ko Yilun (Dokpri)

Setelah foto bersama di toko Kopi kami melanjutkan perjalanan ke arah Cikini. Kami berhenti di spot-spot penting di sepanjang jalan, yaitu :

  • Kantor Pos Cikini -- kantor pos ini sudah berdiri sejak tahun 1920 dengan nama Tjikini Postkantoor dan sampai saat ini masih berfungsi dan buka selama 24 jam.

Kantor Pos Cikini (Dokpri)
Kantor Pos Cikini (Dokpri)
  • Kafe Bakoel Koffie, salah satu cabang dari kedai kopi yang awalnya didirikan oleh Liauw Tek Soen pada tahun 1878. Kedai kopi ini masih berhubungan dengan pemilik Kopi Warung Tinggi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun