Mohon tunggu...
Ervita Widyastuti
Ervita Widyastuti Mohon Tunggu... Administrasi - Vita

Just ordinary woman but friendly and sweet :) http://ervitanw.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Cantiknya Borobudur dari Segala Sisi

13 Oktober 2023   16:18 Diperbarui: 13 Oktober 2023   16:27 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah sekian lama tidak bisa kemana-mana karena pandemi, akhirnya saya memutuskan untuk liburan ke Magelang -- Yogya. Sudah janji dengan asisten saya yang baru lulus S1 untuk mengajak ke candi Borobudur. Pengen banget liat Candi Borobudur karena belum  pernah kesana. Okelah, akhirnya saya arrange trip ke sana, kebetulan ada tanggal merah di hari Jumat sehingga bisa sekalian long weekend.

Saat-saat yang paling menyenangkan dari sebuah perjalanan adalah menyusun itinerary. Mulai dari transportasi, tempat menginap dan obyek wisata yang akan dikunjungi.

Untuk transportasi : yang paling murah dan aman adalah Kereta Api. Jadi sejak 1 bulan sebelumnya saya sudah membeli tiket Kereta api ke Yogya. 

Untuk penginapan : karena tujuan utama ke Borobudur, jadi untuk hotel saya memilih hotel dengan kriteria utama, bisa ke Borobudur dengan berjalan kaki, sehingga bisa menghemat biaya transportasi.

Setelah browsing di Traveloka, saya akhirnya menjatuhkan pilihan hotel ke D'Amrta Borobudur. Selain harganya lumayan murah karena sedang ada promo, lokasinya di jalan utama dan hanya sekitar 1 km ke Borobudur. Selain itu hotel ini juga menyediakan fasilitas tur ke Punthuk Setumbu dan Gereja Ayam.

Kami menginap 2 malam di Magelang dan setelah itu pindah ke Yogya. Di Yogya saya memilih hotel yang dekat dengan Malioboro dan stasiun Tugu. Karena pagi hari kami harus tes Genose dahulu. Setelah bingung memilih diantara ratusan hotel di Yogya, akhirnya saya memilih Hotel Prima In di Jl Gandekan Lor. Jalan ini bersisian dengan Jalan Malioboro dan hanya berjalan kaki 5 menit ke Stasiun Tugu.

Untuk transportasi, saya memilih De'transport Yogya, punya teman SD saya, sehingga bisa dapat harga lebih murah dan lebih gampang untuk arrange penjemputan dan pemilihan obyek wisatanya dan lebih terpercaya pastinya.

Akhirnya hari yang ditunggu tiba.  Setelah lolos tes Genose, hari Kamis pagi kami sudah tiba di stasiun Senen. Perjalanan lancar dan kereta Bengawan yang kami tumpangi sampai dengan selamat di stasiun Wates. Kenapa pilih berhenti di stasiun Wates, saya juga kurang paham juga kenapa bisa disana turunnya. Karena sewaktu saya pilih tujuan akhir kok tiba-tiba saja tujuan akhirnya di Wates, mungkin karena lebih dekat ke Magelang.

Turun di stasiun Wates, suasana sepi, kami sempat foto-foto dulu disana dan akhirnya menuju ke mobil teman saya yang sudah menunggu di luar stasiun. Di tengah jalan hujan turun dengan deras sampai akhirnya tiba di Hotel D'Amrta, hujan masih turun dengan deras.  

Senang sekali akhirya sampai juga di hotel yang homey ini dengan interiornya yang bergaya rumah tradisional khas jawa. Saya pesan kamar deluxe room with pool view. Asyik banget kamarnya karena menghadap kolam renang jadi kalo mau berenang gampang. Serasa kolam renang pribadi.  Sore sampai malam kami hanya menghabiskan waktu di hotel, keluar sebentar untuk membeli camilan dan makan malam ayam goreng disekitar hotel dan foto-foto di sekitar kolam renang. Udara lumayan dingin jadi kami cepat mengantuk dan segera tidur.

pemandangan belakang hotel ,dokpri
pemandangan belakang hotel ,dokpri

hotel, dokpri
hotel, dokpri
pemandangan, dokpri
pemandangan, dokpri
kolam renang, dokpri
kolam renang, dokpri

Besok paginya barulah saya berenang sebelum kami berangkat ke Borobudur. Lokasi sarapan paginya juga asyik, di ruangan terbuka di dekat kolam renang dengan pemandangan sawah dan gunung merapi di kejauhan. Pokoknya betah banget menginap di hotel ini. Banyak tempat-tempat yang instagramable juga untuk foto-foto.

turis domestik, dokpri
turis domestik, dokpri

foto, dokpri
foto, dokpri

action, dokpri
action, dokpri

Setelah siap, kami berjalan kaki menuju Candi Borobudur. Hanya sekitar 15 menit berjalan kami sudah sampai. Dengan mengikuti protokol kesehatan, akhirnya kami berjalan memasuki area candi. Kami hanya boleh memasuki area candi di lantai dasar. Puas menelusuri area candi dan foto-foto kami melanjutkan perjalanan melihat museum-museum yang ada di kompleks candi Borobudur. Ada 2 museum yang bisa kita kunjungi di sini.

Museum pertama adalah :

1 Museum Kapal Samudra Raksa : museum ini adalah museum mengenai sejarah kemaritiman di Nusantara. Kapal Samudra Raksa yang terdapat dalam museum merupakan replika kapal dari salah satu relief di candi Borobudur. Nama Samudra Raksa diberikan oleh Presiden Megawati yang artinya penjaga lautan. Di pertengahan tahun 2018 tepatnya bulan Juni, pengunjung museum dapat menyaksikan wahana baru yang berisi edukasi dan hiburan yang menceritakan sejarah kemaritiman Nusantara dimulai dari abad VIII sampai saat ini. Sejarah kemaritiman di museum ini dikemas dalam bentuk sinema interaktif berupa teknologi digital dengan lantai dan layar LED sepanjang 115 meter.

dokpri
dokpri

2. Museum Borobudur

Museum Borobudur berisi cerita lain dari candi Borobudur dan disini juga terdapat batu-batu yang merupakan bagian dari Candi Borobudur yang terlepas. Museum Borobudur disebut juga Museum Karmawibhangga.  Di museum ini juga terdapat patung Budha yang sudah sempurna dan belum, juga alat musik gamelan jawa dan beberapa patung lainnya. Relief yang terdapat di bagian bawah Candi Borobudur ini memang mempunyai arti yang sangat dalam karena mencerminkan kehidupan manusia.  Terdapat gambaran lengkap sebab akibat dari 160 panel relief. Terdapat bagian tersembunyi dari relief yang ditutupi oleh relief lain sehingga tidak terlihat. Proses membongkar bagian tambahan ini yang terdapat di museum.  

Di dalam museum ini juga terdapat dokumentasi ketika Borobudur dipugar pada tahun 1975-1982 yang didukung oleh UNESCO. 

Museum Borobudur, dokpri
Museum Borobudur, dokpri

halaman depan, dokpri
halaman depan, dokpri

bag dalam museum , dokpri
bag dalam museum , dokpri

dokpri
dokpri

Setelah puas mengeksplore museum-museum tersebut kami berjalan pulang ke hotel dan sempat berbelanja di toko-toko yang berada di sisi jalan keluar. Karena pandemi toko-toko tersebut cenderung sepi sehingga para penjual sangat bersemangat menawarkan dagangannya.

Selanjutnya saya mencari lokasi tempat makan yang dekat dengan candi dan menemukan tempat makan tersebut yang ternyata melewati hotel. Jadilah kami mampir Hotel untuk meletakkan barang-barang. Saya sempat ganti baju juga.

Setelah jalan beberapa saat sampailah kami di tempat makan yang ternyata berdekatan dengan homestay yang bernama Balkondes Borobudur. Tempat makan sederhana dengan konsep makanan rumahan yang mengambil sendiri nasi dan lauk pauknya.

Di sebelah Balkondes terdapat obyek wisata tempat kita bisa berfoto di tengah sawah bernama Svargabhumi. Sayang tempat itu hanya untuk foto-foto saja tidak bisa ngopi-ngopi. Jadi saya hanya foto-foto dari luarnya saja, karena kalau untuk foto-foto di dalam harus bayar lagi.

svargabhumi, dokpri
svargabhumi, dokpri

Hari sudah semakin sore dan kamipun pulang ke hotel. Di Balkondes ini juga merupakan basecamp tur jelajah desa Borobudur dengan memakai mobil VW lama yang dicat warna warni dengan kap terbuka.  Sampai hotel kami melanjutkan dengan acara foto-foto di sekitar hotel karena tempatnya sangat instagramable.

Hari ke 3 diawali dengan bangun pagi sekitar jam 4.30 untuk melihat sunrise di Punthuk Setumbu. Pihak hotel The Amrta bisa menyediakan fasilitas pengantaran ke lokasi ini dengan membayar harga paket. Biasanya sekalian dengan obyek wisata Gereja Ayam yang letaknya berdekatan. Perjalanan memakan waktu sekitar 30 menit melewati jalan-jalan kecil yang sepi dan gelap dan kami diturunkan di tempat awal jalan setapak menuju Punthuk Setumbu. Driver pulang lagi ke hotel dan setelah kami selesai akan menjemput lagi. 

Mata yang masih mengantuk langsung segar terkena angin pagi yang sejuk. Dengan semangat kami mendaki bukit untuk menuju pelataran tempat menunggu detik-detik matahari terbit. Sesampai di atas ternyata sudah ramai dengan wisatawan lain sehingga kami harus segera mencari lokasi yang strategis untuk melihat sang mahakarya Borobudur.  Beruntung sekali pagi ini cerah sehingga borobudur terlihat cukup jelas. Walaupun kecil tetapi saya tetap merasa takjub akhirnya bisa melihat candi Borobudur di tengah kabut yang perlahan-lahan siluet candi menghilang ditelan sinar matahari pagi.

punthuk setumbu, dokpri
punthuk setumbu, dokpri

Setelah itu kami foto-foto dengan latar pemandangan pegunungan pagi hari di tempat-tempat yang sudah disediakan. Tempat-tempat berfoto itu letaknya agak di atas supaya bisa mendapatkan pemandangan pegunungan yang ciamik, jadi harus hati-hati supaya tidak jatuh.

Dalam perjalanan menuju tempat parkir kami melewati beberapa ekor burung hantu di halaman sebuah rumah. Ternyata burung-burung tersebut sengaja diletakkan disana supaya bisa diajak berfoto oleh pengunjung. Karena saya penasaran akhirnya saya foto bersama burung hantu tersebut. Bayarnya cukup murah, hanya 5000 rupiah saja. Saya pose berhadap-hadapan dengan si burung sambil berharap dia tetap tenang dan tidak mematuk saya.

burung hantu, dokpri
burung hantu, dokpri

bersama burung hantu, dokpri
bersama burung hantu, dokpri

Sampai di tempat parkir driver dari hotel sudah siap  jadi kami bisa langsung lanjut ke Gereja Ayam. Beruntung,  Gereja Ayam sudah buka, sehingga kami bisa masuk ke dalam setelah membayar karcis masuk yang sudah termasuk snack. Gereja Ayam ini sempat booming karena menjadi lokasi syuting film Ada Apa Dengan Cinta 2 dimana adegan Dian dan Nicolas menyambut sunrise yang super romantis di tempat ini.

dok pribadi
dok pribadi

Tadinya kami tidak berniat ikut tur di dalam gereja yang menerangkan asal mula berdirinya Gereja Ayam karena waktu kami terbatas karena akan dijemput travel untuk menuju Yogya. Tetapi ada seorang bapak yang ngobrol dengan saya sejak di Punthuk Setumbu dan masuk duluan karena mengambil tur privat dan dengan baiknya mengajak kami ikut serta sehingga bisa masuk duluan. Kalau tidak kami masih menunggu agak lama karena masuknya bergiliran.

Dari tur ini dijelaskan kalau bangunan ini bukan Gereja melainkan Rumah Doa dan bukan Ayam tetapi Burung Merpati. Di sini terdapat ruang-ruang yang digunakan untuk meditasi. Ruangan ini tidak boleh difoto. Terdapat ruangan untuk menempelkan kertas berisi harapan kami dan bisa mengambil kartu yang berisi kata-kata petuah. Terdapat juga ruangan luas yang bisa digunakan untuk berdoa dari berbagai agama.

sejarah bukit rhema, dokpri
sejarah bukit rhema, dokpri

tempat berdoa
tempat berdoa

di bagian paruh burung, dokpri
di bagian paruh burung, dokpri

Setelah berfoto di bagian atas bangunan yang merupakan bagian paruh burung dari bangunan ini, kami segera turun. Karena hanya dibatasi selama 5 menit saja supaya bisa bergantian dengan rombongan lain.  Kami turun dan menuju ke bagian restoran tempat kami mengambil snack singkong goreng yang renyah dan langsung menuju mobil untuk kembali ke hotel.

Di hotel sarapan sudah siap dan kali ini kami makan di kamar karena hotel sudah ramai dengan tamu lain. Tidak berapa lama teman saya sudah menjemput dan kami naik ke mobil untuk menuju Yogya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun