Jakarta sudah ada Bus Hop On Hop Off (bus wisata dengan atap terbuka) seperti yang ada di luar negeri, tetapi baru hari Selasa, 9 Mei 2023 kemarin saya bisa merasakannya. Semua ini berkat undangan dari teman saya, Ira Lathief dari Biro Pengembangan Kreatifitas dan Inovasi DPD HPI Jakarta (Himpunan Pramuwisata Indonesia) dalam rangka Pengayaan Wawasan untuk para Pramuwisata (Tour Guide) di Jakarta. Acaranya adalah Berwisata Naik Bus Tingkat Wisata dari Transjakarta keliling Jalur Pencakar Langit  (Sudirman -- Senayan) dan IRTI -- Pantai Indah Kapuk. Â
Sudah sejak beberapa saat yang lalu saya mengetahui kalau diJakarta tidak kalah dengan kota-kota lain di dunia karena sudah mempunyai bus wisata Hop On Hop Off. Bus ini merupakan hadiah dari pembelian bus-bus tingkat wisata oleh Transjakarta dari karoseri Scania di Swedia. Keren ya..Â
Acara dimulai jam 9 pagi dengan titik kumpul di Halte IRTI Monas depan Balai Kota Jakarta. Saya sendiri datang jam 9.30 karena ada keperluan dan langsung di sambut oleh Ira dengan goodie bag kenang-kenangan. Â Tidak menunggu lama saya segera berkenalan dengan undangan yang lain, Agustinus Wibowo (penulis kondang yang buku-bukunya saya koleksi), gak nyangka juga beliau ikutan, Pak Taufik, Mbak Devi dan Mbak Windu.
Setelah kata sambutan dari Ketua HPI, pak Indra Diwangkara, kami segera naik ke bus yang telah siap menanti. Oh iya, kami juga didampingi oleh tur guide favorit Abas dan Charlie yang juga anggota HPI. Â Jadi selama perjalanan kami juga akan diberi info menarik seputar tempat-tempat yang dilewati.
Ternyata di lantai 2 dari bus ini selain bagian yang terbuka juga ada tempat yang tertutup dan ber AC. Jadi supaya adil sewaktu berangkat sebagian peserta ada yang duduk di dalam dan sebagian di luar, ketika bus memutar di Senayan, kami bertukar tempat. Jumlah bus wisata yang dimiliki Transjakarta ada 24 buah dan hanya 1 (satu) saya yang tidak beratap yang merupakan hadiah karena sudah membeli bus sebanyak 24 buah tersebut. Jadi kalau ingin naik harus sabar ya... Â karena busnya hanya 1.Â
Harga 1 bus tingkat memang mahal, sekitar 3M Rupiah dan pihak Transjakarta sendiri banyak mendapat sponsor dari perusahaan-perusahaan dalam rangka program CSR (Corporate Social Responsibility).
-Triknya, jam 10 pagi harus sudah stand by di halte IRTI karena semua bus wisata mulai beroperasi jam 10. Jika tidak kebagian yang tanpa atap masih ada bus wisata tingkat yang lain.Â
Saya kebagian duduk di dalam terlebih dulu sehingga bisa mendengarkan info dari Abas yang menjadi tur guide. Â Bus memutar di depan Balai Kota dan dan melewati Gedung baru Perpustakaan Nasional yang memiliki 24 lantai dan merupakan Gedung Perpustakaan tertinggi di dunia. Wah, hebat ya.
Belok kiri di jalan Thamrin kami melewati patung MH Thamrin yang gambarnya terdapat di uang pecahan 2000 baru.
Setelah belokan di sebelah kanan ada mall yang sudah di renovasi sehingga menjadi modern yang asal namanya dari nama pengasuh Bung Karno, ya.. itulah dia Sarinah.Â
Melewati proyek MRT yang baru dengan jalur Bundaran HI -- Kota dan selanjutnya Kota -- Ancol, info yang didapat adalah bahwa depo kereta-kereta MRT akan dipindahkan ke Ancol Barat dari yang semula di Lebak Bulus.
Di Bundaran HI, melewati patung Selamat Datang, di sebelah kanan ada Wisma Nusantara yang merupakan kantor MRT Jakarta. Patung Selamat Datang sendiri dibangun dalam rangka menyambut tamu-tamu negara peserta Asian Games tahun 1962.
Selanjutnya setelah Bundaran HI kami juga melewati mega proyek sebuah Gedung yang akan menjadi Gedung tertinggi di Jakarta dengan 84 lantai, yaitu Gedung Autograph Tower.Â
Senang juga bisa mendapat info ini karena hampir setiap minggu saya ber CFD ria tapi baru ini mendapat info tersebut.Â
Halte Karet yang dilewati setelahnya adalah merupakan daerah yang sebelumnya merupakan perkebunan karet dan ketika melewati daerah Semanggi, daerah tersebut merupakan daerah dataran rendah dan rawa-rawa dimana banyak tanaman semanggi. Di sini juga ada jembatan Transjakarta yang terpanjang dengan Panjang 500 m. Saya termasuk yang cukup sering menggunakan jembatan ini dan memang panjaang sekali ditambah ada tanjakannya. Cukup menguras tenaga dan bikin kurus kalau lewat setiap hari. Hehe
Untuk Simpang Susun Semanggi yang baru dibangun beberapa tahun terakhir juga menambah semarak daerah Semanggi sebagai pusat kota dengan panjang 1622 meter. Ini dijadikan kuis oleh tur guide, jadi saya inget. Saya sering lari bolak balik kalo pas CFD jadi cuma kira-kira aja jawab 1500 m, ternyata beda dikit.Â
Memasuki Kawasan Senayan merupakan kawasan yang dulunya dimiliki oleh seorang tuan tanah Bernama Wangsanaya dan lanjut melewati kawasan Gelora Bung Karno yang lingkupnya ternyata sangat luas, tidak hanya komplek olah raga tetapi sampai ke Hotel Sultan, FX dan Gedung DPR MPR dan Senayan Park juga masuk ke kawasan GBK Senayan.
Di lampu merah bundaran Senayan saya berganti tempat di depan, jadi bisa menikmati suasana jalan Sudirman sambil berada di atas bus yang terbuka. Seru dan asyik walaupun panasss, untung sudah persiapan saya memakai topi. Kami sibuk berfoto dan mengambil video. Pokoknya heboh deh.
Sampai di halte IRTI kembali, kami ganti bus dengan rute Pantai Indah Kapuk. Rute ini memang rute baru dan karena busnya hanya satu memang harus menunggu agak lama karena sekali jalan bisa 1 jam kalau tidak macet. Solusinya jika kita sudah sampai di PIK dengan bus wisata, bisa pulang dengan memakai bus Transjakarta rute PIK.Â
Untuk perjalanan ke PIK kami didampingi tour guide yang Bernama Charlie. Banyak juga cerita sepanjang perjalanan, mulai dari Istana Presiden, Gedung Bina Graha, daerah Gambir yang dulunya banyak tanaman gambir, lapangan Monas yang beberapa kali berganti nama dari Koningspleid dan Lapangan Ikada serta patung Hermes yang ada di Harmoni. Patung ini adalah patung duplikat, yang asli disimpan di Museum Fatahillah.
Harmoni sendiri merupakan tempat berkumpulnya orang-orang Belanda sehingga terkenal dengan sebutan Harmoni de societe.
Lanjut lagi melewati Petojo dimana pernah terdapat pabrik es terbesar di Jakarta, daerah Cideng yang merupakan tempat tahanan serta Tomang yang merupakan dapur umum untuk tantara Belanda dan kawasan pergudangan. Di daerah Mall Taman Anggrek dulunya memang banyak tanaman anggrek dimana tanaman anggrek disana sebagian dipindahkan ke Taman Mini oleh Ibu Tien. Â Dari MTA terus menuju Grogol yang berasal dari kata Garogol, daerah Kalijodo yang sekarang sudah berubah menjadi taman, sayang sekarang sudah berkurang keindahannya. Di daerah Kalijodo dahulu terkenal dengan festival Peh Cun.Â
Akhirnya kami memasuki Tol Sedyatmo yang merupakan penemu pondasi cakar ayam yang dipakai untuk konstruksi tol dalam kota. Konstruksi ini memang cocok untuk dipakai di tanah yang lunak supaya lebih kokoh. Â
Melewati daerah Pluit juga ada cerita sendiri yang merupakan daerah pertahanan Belanda menahan serangan dari Kerajaan Banten.
Akhirnya sampailah kami di daerah Pantai Indah Kapuk, setelah melewati jembatan, komplek Tzu Chi yang luas sekali sampailah kami di kawasan Pantjoran PIK dimana terdapat banyak tempat makan. Sebenarnya saya sudah pernah kesini jaman dulu waktu tempat ini baru jadi tetapi belum seramai sekarang dimana sudah ada Pagoda dan Patung Dewi Kwan Im yang mempesona. Kalau malam lebih bagus lagi karena ada cahaya lampu yang membuat sang pagoda bersinar.
Sebenarnya saat yang paling baik untuk berkunjung ke PIK ini adalah saat menjelang senja karena sudah tidak terlalu panas lagi dan bisa sekalian berkunjung ke Pantai Maju.Â
Setelah menelusuri tempat-tempat makan disana dan berfoto di beberapa lokasi kami akhirnya memilih makan di Nasi Lemak Ponggol, yang terkenal di negara asalnya Singapore. Perut kenyang, hati senang, kami bergegas ke tempat perhentian bus dan kembali ke lokasi awal di halte IRTI, Monas.
Terima Kasih atas undangannya senang bisa ikut trip singkat bareng teman-teman PHI. Rame, seru dan pengetahuan bertambah. Next time mau ikutan lagi dong... Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H