Sampai hotel mandi dan leyeh-leyeh, siangnya lanjut jalan kaki menuju obyek wisata berikutnya yang masih bisa dijangkau dengan berjalan kaki dari Hotel, yaitu Pasar Triwindu, yang menjual barang-barang antik dan setelah itu lanjut ke Kraton Pura Mangkunegaran.
Selain Kraton Kasunanan Surakarta, di Solo juga ada Pura Mangkunegaran yang terletak di Jalan Ronggowarsito. Hanya berjalan kaki sebentar dari Pasar Triwindu saya sudah sampai di depan halaman kraton yang super luas.Â
Di depan bangunan utama saya mengisi buku tamu dan dengan ditemani mbak Tour Guide saya mulai menjelajah ke dalam. Beliau menceritakan banyak sekali sejarah mengenai Pura Mangkunegaran yang berdiri sejak tahun 1757 tepatnya ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Salatiga antara Sunan Pakubuwono III dan Raden Mas Said.Â
Kagum sekali dengan bangunan yang sangat luas dimana terdapat Pendopo Ageng yang mempunyai luas 3500 meter persegi dan berbentuk joglo dan merupakan pendopo yang paling luas di Indonesia. Yang unik, di langit-langit pendopo terdapat Batik Kumudowati dengan delapan kotak dengan warna berbeda.
 Kuning Kuning berarti mencegah rasa kantuk, biru mencegah musibah, hitam mencegah rasa lapar, hijau mencegah frustasi, putih mencegah pikiran seks birahi, orange mencegah perasaan takut, merah mencegah kejahatan, dan ungu mencegah pikiran jahat.