Tak lupa kami berfoto di depan rumah dinas Bupati dimana terdapat kereta kuda Ki Jaga Raksa yang membawa bendera pusaka pada upacara peringatan Kemerdekaan RI.
Kampung Maranggi Plered
Sudah lewat jam makan siang, perut sudah keroncongan, saatnya menuju tempat makan wajib kalau ke Purwakarta. Ya, benar sekali, Sate Maranggi adalah jawaban yang tepat. Sesampai di lokasi yang bernama Kampung Maranggi Plered ini, kami langsung masuk dan disambut dengan asap bakaran sate yang mengepul dan menambah rasa lapar. Setelah memesan 100 tusuk sate daging sapi dan sop kambing, kami menunggu sambil mengobrol dan ketika pesanan sate datang langsung semua disantap tak bersisa. Bumbu kecap untuk sate maranggi ini berbeda dengan bumbu sate biasa, lebih kental dan ada campuran rasa manis dan asin yang pas. Â
Sejarah sate Maranggi terdapat di museum Indung Rahayu yang sempat saya baca, bahwa sate Maranggi berasal dari nama Mak Ranggi yang berasal dari Plered tempat kampung sate Maranggi. Sate Maranggi biasanya terbuat dari daging sapi atau kambing yang telah melalui proses perendaman dengan aneka macam rempah-rempah. Untuk teman makan sate selain nasi bisa juga dengan ketan bakar dan sambal oncom. Sate Maranggi  dikukuhkan oleh Kemenparekraf sebagai salah satu dari 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (IKTI)  tanggal 14 Desember  2012.
Perut kenyang, hati senang, menjadi tambahan semangat untuk menuju lokasi selanjutnya yang merupakan ikon daerah Plered, yaitu :
Sentra Kerajinan Keramik Plered