Mohon tunggu...
Ervita Widyastuti
Ervita Widyastuti Mohon Tunggu... Administrasi - Vita

Just ordinary woman but friendly and sweet :) http://ervitanw.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pengalaman Pertama Lari Full Marathon

21 November 2014   16:13 Diperbarui: 12 Juni 2017   11:11 3904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ah, ahirnya bis kami sampai juga di lokasi. Saya berpisah dengan teman-teman karena harus mencari toilet dan untuk FM memang start lebih dulu, jam 5 pagi. Saya segera mencari toilet dan ketika sedang antri di antrian yang lumayan panjang, ada yang memberitahu bahwa ada toilet lain di dekat penitipan barang yang tidak antri sehingga saya bergegas ke sana. Alhamdulilah, hanya antri menunggu 1 orang dan akhirnya saya berhasil mengeluarkan isi perut sehingga tidak sakit lagi. Lega banget karena semua sudah dilakukan sesuai rencana dan saya bersiap menuju garis Start. Pengumuman untuk peserta FM agar bersiap di garis start juga sudah terdengar.

 

Mendekati garis Start, sudah banyak peserta FM yang berada disana. Saya melakukan pemanasan secukupnya dan segera bergabung dengan keriaan di sana. Euforia sudah sangat terasa, euforia yang hanya bisa dirasakan ketika akan start pertama kali berlari Full Marathon.  Tidak ada rasa deg-degan lagi yang ada hanya rasa pasrah menyerahkan segalanya pada Yang Di Atas, apapun yang terjadi nanti.

 

Di dekat garis start saya bertemu dengan Alia, pak Lexi dan teman-teman dari geng Sembur (Sentul Pemburu), geng pelari trail di seputar bukit Sentul. Kami sibuk foto-foto dengan berbagai gaya.  Sepertinya pak Lexi  setengah tidak percaya saya berani ikut lari FM karena waktu terakhir lari bareng di Sentul itu saya termasuk pelari manja dan santai. Yang heboh kalau dideketin tawon di tengah hutan. Hehehe..  Tapi target saya kali ini hanya Finish sebelum Cut Off Time 7 jam.  So, kita lihat saja nanti, saya sudah berlatih dan tekad saya sudah bulat untuk menaklukan medan Bali Marathon apapun yang terjadi.

 

Setelah pidato pembukaan, tepat pukul 5 pagi, bendera start dikibarkan dan saya bersama seluruh peserta FM segera berlari.  Saya berlari dengan pace yang cukup nyaman untuk saya, yaitu sekitar pace  7.30 sampai di km 5. Derap ayunan langkah pelari bergema di gelapnya pagi itu. Udara subuh cukup dingin tetapi badan yang berkeringat membuat udara dingin tidak terasa lagi. Beberapa fotografer di pinggir jalan bersiap mengabadikan momen-momen istimewa yang tertangkap kamera. Oh iya, di pinggir jalan sekitar tempat start banyak anak-anak yang membawa obor untuk menerangi jalanan sambil memberikan yel-yel pemberi semangat.

 

Hampir saja saya melewatkan sholat subuh ketika sampai di km 5. Saya berhenti, melepas sepatu, kaos kaki dan segera mengambil wudhu untuk sholat Subuh sejenak. Setelah itu saya kembali melanjutkan lomba. Jalan sudah mulai menanjak silih berganti dengan turunan yang landai mulai mewarnai rute lari. Cuaca mulai terang tetapi udara masih cukup sejuk. Saya masih berlari dengan penuh semangat Apalagi setelah km 10, kami disambut oleh rombongan anak-anak yang membawa spanduk dan bebunyian, memberi semangat untuk para pelari. Selain itu mereka juga memberi tos kepada kami dan ketika tangan saya beradu tos,  mereka berteriak kegirangan. Terharu banget.  Momen ini lah yang membuat saya memilih Bali Marathon sebagai marathon pertama saya. Kehangatan masyarakat Bali yang mendukung terselenggaranya FM ini selama 3 tahun terakhir.

 

Sejak meninggalkan km 10 sampai dengan km 20, para pelari mulai memasuki jalan kecil di tengah perumahan penduduk daerah Gianyar. Di sini lalu lintas tidak 100 persen steril, mungkin karena saya termasuk pelari lambat, sudah mulai banyak motor yang bersliweran. Perut kiri saya sempat sakit tetapi saya tetap berlari dan ketika di water station berikutnya setelah saya minum air putih, rasa sakit mulai berkurang dan lama kelamaan hilang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun