Mohon tunggu...
Ervipi
Ervipi Mohon Tunggu... -

bercerita dengan gambar

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Saya Puas Bisa Membalas Bardi

30 Juli 2017   21:34 Diperbarui: 31 Juli 2017   06:44 467
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tunggu pembalasan dariku, Bardi!?!"

Itu tekadku sewaktu temanku itu telah sukses menipuku.

Setelah peristiwa itu, aku pun mengatur siasat untuk membalasnya. Lalu aku tersenyum, teringat kalau Bardi ngefans banget sama yang namanya Awkarin. Itu tuh selebgram yang mantan kekasihnya diberitakan telah bunuh diri.

Langkah pertama kuhubungi temanku perempuan yang juga ngefans sama Awkarin. Dan kami pun sepakat untuk mengerjai Bardi.

Dan langkah selanjutnya, kutelpon Bardi dan bilang kalau Awkarin akan berlibur ke Jogja. Dibalik telpon, Bardi dengan sangat antusias menanyakan apakah ia bisa ketemu dengan cewek idolanya itu.

Dengan nada yang cukup meyakinkan, kubilang aja, "Itu bisa diatur. Asalkan kamu mau traktir aku makan di restoran..."

"Kalau di warung burjo aja gimana, bro?!" potongnya cepat-cepat.

"Yaelah bro, mau ketemu sang idola kok gak mau berkorban banyak sih? Katanya fans sejati. Lagian ini kesempatan terbaikmu lho, karena kamu akan ketemu dia di sana. Gimana bro?"

Mendengar itu Bardi langsung berteriak, "Yes!! Okelah kalau begitu"

Sesampainya di sebuah restoran, aku langsung pesan makanan yang jadi andalan di tempat itu. Sementara Bardi takhenti-hentinya tersenyum. Membayangkan sebentar lagi ia akan ketemu dengan cewek manis yang rajin ngevlog itu.

Setelah merasa kenyang, aku lalu menjalankan langkah selanjutnya. Yaitu menelpon temanku. Sengaja kutekan loudspeaker. Kulihat nampak tegang sekali wajah Bardi, sepertinya sudah gak sabar untuk ketemu.

"Mas Bardi, ini saya lagi bersama Awkarin nih. Beneran Mas Bardi mau ngajak ketemuan?" tanya temanku di ujung telpon.

"Bener. Kapan mbak?? Sekarang kan??" jawab Bardi girang sekali.

"Iya mas sekarang. Tapi saya boleh nanya sesuatu dulu gak mas? Soalnya ini penting.."

"Ee..silakan mbak. Nanya apa ya?"

"Ngomong-ngomong, Mas Bardi potongan rambutnya model gimana?"

"Ya cepak aja sih. Kenapa Mbak?"

"Kayak siapa, Mas?"

"David Beckham, mbak!" sahutku kencang.

"Berarti Mas Bardi model rambutnya mirip Oka dong, mantannya Awkarin?"

"Betul sekali itu, mbak. Pasti mbak Awkarin bakalan seneng deh liat saya nanti hehe" jawab Bardi dengan pedenya.

"Justru sebaliknya mas.."

"Maksudnya??" suara Bardi seakan tercekat.

"Maaf banget lho mas sebelumnya. Gini Mas, sebenarnya Awkarin mau aja ketemu sampeyan. Tapi setelah tadi denger rambut mas mirip mantannya yang baru meninggal itu, Awkarin tiba-tiba jadi sedih lagi nih. Mas tahu kan artinya apa. Jadi saya mohon banget pengertian Mas dengan keadaan Awkarin sekarang. Sekali la..."

Belum juga selesai temanku ngomong, eh Bardi cepat-cepat mematikan telponnya. Nampak sekali ia merasa kecewa berat.

Melihat itu di satu sisi aku puas telah membalas Bardi. Tapi di sisi lain, aku merasa khawatir kalau-kalau temanku ini akan berbuat yang nekat. 

Tapi langsung kubuang jauh-jauh pikiran jelek itu. Teringat dengan ucapan Bardi kemarin, "Bunuh diri ternyata susah bingits"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun