Tek..tek..Tekek....kek (terjemahannya kurang lebih: kurang ajar kau Roy, aku tersungging nih).
"Itu yang ku maksud tadi hehe" kata Roy sambil cengengesan. "Pokoknya kamu harus percaya dengan saranku nanti, karena aku sudah membuktikannya sendiri" tandas Roy kemudian.
"Bahkan gadis pemberi brosur pun tersenyum lho melihatku hehe" lanjutnya lagi bangga.
Singkat cerita, sore itu si Parjo menemui Roy lagi. Temannya heran melihat Parjo bermuka masam.
"Kamu mau nipu aku ya Roy," kata Parjo dengan nada kecewa," Aku udah ngelakuin apa yang kamu saranin itu. Tapi apa yang kudapat, mereka gak senyum sama sekali tuh. Yang ada mereka malah memberikan tatapan yang aneh"
Mendengar keluhan temannya, Roy jadi penasaran. Apa benar Parjo sudah menuruti saranku, begitu batin Roy saat itu. Untuk membuktikannya, lalu dilihatnya temannya itu dari atas kepala sampai kaki. Benar, Parjo sudah mengenakan aksesoris merk-merk motor yang campur aduk seperti yang disuruhnya.Â
Dia sudah pake helm hitam bermerk Suzuki, dan mengenakan jaket biru yang bertuliskan Yamaha di punggungnya. Di telapak tangannya, ada kontak motor dengan gantungan kunci berbentuk logo Harley Davidson. Dan yang mencolok lainnya, celana panjangnya itu lho. Ada tulisan Ducati super gede di kedua sisinya. Menurutnya, tak ada masalah dengan penampilan si Parjo.
Dan sekarang ia mengalihkan pandangannya ke sepeda motor yang dipakai Parjo.
Dilihatnya sepeda motor bebek itu dengan seksama. Merk-nya Kawazaki dengan cat hijau khasnya. Tapi di sekujur body penuh tempelan stiker logo Honda.
"Oh aku tahu kenapa mereka tak senyum melihatmu..." kata Roy sambil manggut-manggut.