Saat lagi asyik makan bakso, Sugeng, tetanggaku yang bertubuh atletis itu, menunjukkan padaku video penghadangan konvoi moge oleh seorang pesepeda yang beritanya lagi heboh di medsos.
“Menurutmu gimana, Mas Er? Arogan banget kan mereka? Mentang-mentang lagi konvoi di jalan pake motor seharga ratusan juta, terus bisa seenaknya menerabas lampu merah? Emangnya jalan raya punya mbahnya apa??!” kata Sugeng jengkel, lalu menusuk bakso di mangkoknya kuat-kuat. Eh baksonya malah mencelat ke atas, langsung masuk deh ke mangkokku. Lumayan.
“Ya jangan cuma sinis sama pengendara moge dong, bro. Banyak juga tuh pengendara motor bebek yang arogan gak taat aturan lalu lintas. Seperti menerobos lampu merah dan berhenti di jalur zebra cross…” kataku bersikap sok netral.
“Ya ada bedanya, Mas Er. Searogannya kita pengendara motor bebek, si polisi masih berani nindak tegas. Lha para pengendara moge? Mereka pada gak takut di jalan, lha wong mereka merasa punya banyak duit. Ketua atau wakil klubnya aja dari kepolisian…”
“Ya tapi gak semua pengendara moge kayak gitu. Banyak juga kok yang sopan dan tertib di jalan. Tapi menurut berita sih anggota konvoi yang menerabas lampu merah katanya udah sesuai prosedur tuh, gimana Geng?” tanyaku sambil asyik menikmati baksonya Sugeng yang mencelat tadi.
“Produser sih produser Mas Er. Tapi melihat iring-iringan moge sebanyak 4000 itu apa gak mengganggu kenyamanan pengendara lainnya di Jogja? Padahal kita sama-sama membayar pajak lho jadi punya hak yang sama menikmati kelancaran jalan raya. Seharusnya sih konvoi motor-motor besar itu berhenti di lampu merah untuk memberi kesempatan bagi pengguna jalan yang lain, yang mungkin diantara mereka ada yang punya kebutuhan yang mendesak..” terang Sugeng panjang kali lebar.
“Makanya aku salut bro sama mas Elanto Wijoyono. Badan boleh kecil tapi nyalinya gede berani menghadang konvoi Harley. Coba gak ada dia, pasti pengguna kendaran yang lain pada ketiduran tuh gara-gara nungguin ribuan moge lewat, kecuali kalo yang lewat kayak gini nih, hehe....”
“Pengendara moge emang menyebalkan Mas. Pengalamanku ya setiap ketemu mereka di jalan, bawaannya selalu was-was. Pokoknya saat mereka lewat, kendaraan yang lain harus minggirrrr.."
“Aku kok malah sebaliknya ya, bro..” kataku lalu kuceritakan tentang pengalamanku ketemu dengan beberapa pengendara moge kemarin. “Ketika aku lewat malah mereka yang nunduk-nunduk hormat gitu. Apa gara-gara di spakbor motorku ada stiker logo Harley Davidson-nya ya? Saat mereka menatapku ekspresi mukanya seperti barusan lihat Indro Warkop gitu. Padahal mukaku kan mirip Primus hehehe”
“Masak sih?” tanya Sugeng seakan tak percaya.
“Kamu mau bukti? Tapi baksonya itu buat aku ya, hehe..” kataku lalu tersenyum licik.
Akhirnya Sugeng pun setuju, dengan berat hati ia memberikan baksonya yang terakhir. Sehingga di mangkoknya praktis tinggal mie-nya doang. “Tega bener, kamu Mas” -__-
Setelah kami membayar baksonya, segera kubawa Sugeng ke tempat dimana para pengendara moge Harley Davidson sedang melintas. Setelah kami melewati mereka, gak tahunya Sugeng langsung marah-marah karena kenyataannya gak sesuai yang aku ceritain tadi. Katanya, para pengendara moge itu cuma sekilas menatap kami. Tanpa ekspresi.
“Mana??!! Katamu mereka bakalan lihat kita dengan nunduk-nunduk gitu?”
Lalu kujawab aja dengan santai, “Ya pantes aja mereka gak nunduk, Geng. Kan kita gak lewat bawah jembatan layang……..”
---------
foto : openthrottle.mesinbalap.com, viva.co.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H