Sudah benar jika acara Kompasiana TV yang ditayangkan pada malam hari itu menampilkan Mbak Cindy sebagai presenternya. Penampilannya yang cantik walau berambut pendek, tentu menjadi magnet tersendiri bagi pemirsa di rumah. Mbak Cindy cukup piawai dalam memandu acara bincang-bincang santai dengan tema-tema yang berat. Lain cerita yang dipasang sebagai host-nya adalah Tukul Arwana. Lagi-lagi jadinya Jaka Sembung bawa golok…….
3. Tidak ada penonton di studio
Berbeda dengan acara talkshow semacam Mata Najwa, Kompasiana TV hanya menampilkan presenter dan narasumber, tanpa ada satu pun penonton di studio. Dan menurut saya yang sok tahu ini, ini sudah benar. Tanpa kehadiran penontondi studio, membuat pemirsa di rumah bisa fokus dalam menyimak narasumber yang sedang berbicara, selain itu juga para Kompasianer selaku peserta diskusi yang tampil di malam itu bisa tampil dengan rileks dan gak grogi. Coba ada penonton di studio, bisa-bisa Kompasianer yang saat itu mendapat kesempatan untuk berbicara akan merasa gugup, atau malah salting jika kamera tiba-tiba menyorot seorang penonton wanita cantik hehe.
4. Jumlah peserta diskusi yang pas
[caption id="attachment_393272" align="aligncenter" width="600" caption="6 peserta saja cukup (screenshot:kompas.com)"]
Kenapa Kompasiana TV hanya menampilkan 6 peserta dalam satu sesi diskusi dari batas maksimal 10 orang (kalo gak salah sih). Kalo boleh nebak mungkin karena keterbatasan waktu kali ya, atau bisa juga untuk memudahkan presenter-nya yang cantik itu dalam mengatur siapa-siapa yang akan berbicara. Coba bayangkan seandainya ada 10 Kompasianer, apa gak memusingkan mbak Cindy tuh? Dan bila semuanya terpampang, apa gak malah menuh-menuhin layar kaca tuh? Tapi kalo yang 4 diantara 10 perserta itu adalah wajah dari model-model cantik, tentu pemirsa di rumah gak akan keberatan hehe.
Dan inilah 5 Usulanku Buat Kompasiana TV :
1. Narasumber dari kalangan biasa
Seperti acara talkshow Kick Andy yang menghadirkan narasumber orang biasa yang mampu menginspirasi penontonnya. Kenapa yang kayak gini gak dicoba di acara Kompasiana TV? Jadi gak melulu public figure atau pakar dibidangnya saja sebagai narasumbernya. Mungkin itu bisa diambil dari sosok inspiratif yang pernah ditulis oleh para Kompasianer. Asal jangan narasumber yang aneh-aneh aja, ntar bisa kena teguran KPI lho.
2. Host yang bergantian
[caption id="attachment_393273" align="aligncenter" width="500" caption="Pandji Pragiwaksono (screenshot: youtube.com)"]
Berbeda dengan acara Mata Najwa yang tayang seminggu sekali, Kompasiana TV tayang selama 5 hari berturut-turut dengan presenter yang selalu sama. Untuk menghindari kejenuhan dari pemirsa, sebaiknya sih ada dua pemandu. Hari Senin sampai Rabu tetap dibawakan oleh Cindy. Dan khusus hari Kamis dan Jumat, sebaiknya host yang tampil dipilih yang kocak, yang mampu menyegarkan sebuah acara. Karena durasi 2 jam itu gak sebentar lho dan bisa sangat membosankan jika narasumber atau pemandunya tak bisa menyegarkan suatu acara. Menurut saya yang paling cocok jadi pemandu acaranya adalah Panji Pragiwaksono, yang biasa membawakan acara talkshow Sebelas Duabelas di Kompas TV.
3. Tema diskusi yang ringan
Khusus untuk hari Kamis dan Jumat, sebaiknya tema yang dibahas yang ringan-ringan saja. Semisal tema traveling, kisah inspiratif atau hiburan. Sementara durasinya yang dua jam itu bisa diisi dengan dua narasumber, untuk tiap jamnya. Karena dua jam hanya untuk membahas satu tema dengan narasumber yang sama itu kayaknya kelamaan deh. Apalagi temanya yang berat-berat dengan topik politik dan hukum. Bisa-bisa para pemirsa di rumah merasa bosan, atau kasihan peserta diskusinya, kalo terus mengikuti selama dua jam penuh, kalo tiba-tiba merasa kebelet gimana? Dan untuk memandu acara dengan tema yang ringan-ringan ini, Panji Pragiwaksono kayaknya cocok deh.