Mohon tunggu...
Ervipi
Ervipi Mohon Tunggu... -

bercerita dengan gambar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dua Pria dan Jam Weker Ajaib

16 Februari 2015   05:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:07 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Muka Bondan merah padam, gigi putihnya bergemeletuk menahan amarah. Sambil berkacak pinggang, dipandanginya dengan tajam Pak Bagyo yang berdiri menunduk di hadapannya. Ia lalu berteriak dengan lantang, "Bapak hari ini saya pecat..!!!!"

Pak Bagyo adalah tukang kebun ke-5 yang dipecat Bondan pada setahun terakhir. Padahal penyebabnya cuma sepele sih. Tapi bagi Bondan, bagaimana pun kecil kesalahan yang dilakukan, pokoknya tidak ada kata ampun. Karena dengan kekayaannya, ia bisa mencari penggantinya dengan sangat mudah. Tapi khusus untuk Pak Bagyo, Bondan merasa salut dan agak gak rela juga kehilangan. Karena Pak Bagyo berbeda dengan tukang kebun sebelum-sebelumnya. Menurutnya Pak Bagyo itu bermental tangguh, seperti tak pernah tersinggung dengan hardikan-hardikannya yang dilontarkannya saat marah. Terbukti selama 6 bulan lamanya bisa tetap bertahan di rumah itu. Beda dengan yang lain yang rata-rata cuma dalam hitungan minggu, sudah gak tahan dengan omelan-omelan kasarnya. Dan sebaliknya bagi Pak Bagyo sendiri, ia sebenarnya masih pengen bekerja di rumah itu, tapi sang majikan malah menghendaki lain.

Bukan sakit hati yang dirasakan Pak Bagyo ketika ia disuruh pergi dari rumah mantan majikannya itu. Tapi malah ucapan terimakasihlah yang keluar dari bibirnya, karena sang majikan sudah mau berbaik hati menampungnya, yang sebelumnya ia hidup menggelandang di kota. Ia juga bisa membeli motor bekas dari gajinya yang besar selama bekerja di rumah majikannya itu. Dan sebagai tanda terima kasih, Pak Bagyo lalu memberikan sebuah benda sebagai kenang-kenangan.

Dengan tangan gemetar, ia menyerahkan sebuah jam weker sederhana pada Bondan. Awalnya sang majikan hendak menolak, merasa tersinggung kayak gak bisa beli sendiri aja. Tapi ketika mengetahui bahwa itu bukan jam weker biasa, Bondan pun dengan rasa penasaran akhirnya menerimanya juga. Kata Pak Bagyo, jam weker ini adalah jam weker ajaib. Karena bisa mengingatkan seseorang bila ia sedang kelupaaan akan sesuatu yang penting. Jam weker ini akan terus berdering sampai sang pemilik bisa mengingat sesuatu yang penting yang dilupakannya itu. Dan Bondan pun langsung percaya saja, karena Pak Bagyo sendiri adalah buktinya. Sepengetahuannya, selama bekerja di rumahnya, mantan tukang kebunnya itu tidak pernah sekalipun lupa dengan pekerjaannya dan selalu ingat dengan setiap perintah yang ia berikan. Berbeda sekali dengan tukang kebun sebelum-sebelumnya yang sering lupa. Pasti Pak Bagyo gak pernah lupa karena ada jam weker ajaib ini, batin Bondan sangat yakin.

Sepeninggal Pak Bagyo, suasana dalam rumah Bondan tak pernah sepi dari bunyi jam weker ajaib ini. Itu terjadi karena ada saja sesuatu hal penting yang dilupakan Bondan. Dan ketika Bondan berhasil mengingatnya, jam weker ini otomatis akan berhenti berdering. Dan Bondan semakin yakin saja, jika jam weker ini memang ajaib. Ia sangat bersyukur, keberadaan jam weker ini semakin memperlancar bisnis usahanya yang seabreg. Ya, Bondan memang bermasalah dengan sifat pelupanya.

Tapi suatu malam, Bondan dibuat frustrasi karena jam weker ajaib ini terus menerus berdering. Ia sudah berusaha keras untuk mengingat hal penting apa yang dilupakannya, tapi tetap aja selama berjam-jam ia belum mampu untuk mendiamkan jam weker itu. Ia sangat menyesal karena baru aja menggantinya dengan baterai yang baru, sehingga bunyinya sangat memekakkan telinga. Satu-satunya cara untuk meredam suara bising itu adalah dengan membenamkannya di balik batal. Lumayan, bunyinya sudah tidak memekakkan telinganya lagi. Dan akhirnya ia teringat pesan dari Pak Bagyo, untuk membawa jam weker itu pada orang tua itu jika ia gagal untuk mengingatnya.

Maka pada esok harinya, dengan terburu-buru ia memacu kencang mobil mercy-nya mengunjungi rumah kontrakan Pak Bagyo. Ketika sampai, Pak Bagyo langsung membawa mantan majikannya itu ke belakang rumah. Dengan berurai air mata, Pak Bagyo lalu membentangkan kedua tangannya sambil berkata,

"Peluk aku nak, aku ini bapakmu...."

"Nggak mungkin, pasti bapak boong. Buktinya jam weker ini tetap berdering.." tukas Bondan tak percaya, sambil memegang jam weker ajaib yang tak berhenti berdering.

"Betul nak, bapak gak boong. Jika kamu pengen jam weker itu berhenti berdering, coba katakan, kamu adalah bapakku.." pinta Pak Bagyo dengan sangat.

"Baiklah, kamu adalah bapakku..." ucap Bondan dengan terpaksa.

Ajaib, jam weker itu betul-betul berhenti berdering. Sadar jika pria di depannya adalah bapaknya yang sudah lama dicari-carinya, tiba-tiba pecahlah tangis Bondan. Tapi sebelum acara berpelukan terjadi, tiba-tiba jam weker ajaib ini kembali berdering.

"KRIIIIIINNGGGG...!!!"

Sementara itu di luar rumah kontrakan, beberapa orang dengan tingkah mereka yang mencurigakan terlihat mengawasi keadaan. Salah satu dari mereka nampak menyeringai senang melihat ada kunci mobil yang masih tertinggal di kemudi sebuah mobil Mercy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun