Mohon tunggu...
Ervino De Vaga Mayavanny
Ervino De Vaga Mayavanny Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa yang tertarik dengan isu politik, ekonomi, hukum, dan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Apakah Netizen Indonesia Lebih Pro Rusia?

6 Juni 2022   18:00 Diperbarui: 6 Juni 2022   18:01 991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Faktor kedua adalah mengenai posisi Rusia yang pro terhadap kemerdekaan Palestina dan Amerika Serikat beserta Ukraina yang memilih untuk mendukung Israel dalam konflik Israel-Palestina. Alasan mengapa banyak netizen Indonesia lebih mendukung Rusia daripada Ukraina adalah karena Indonesia dan Rusia memiliki kesamaan posisi dalam konflik Israel-Palestina, yaitu sama-sama memiliki komitmen yang kuat atas kemerdekaan Palestina dari tangan Israel. 

Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan negara yang dari awal memang berkomitmen kuat atas kemerdekaan Palestina sebagai sesama negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, bahkan dari kepemimpinan Soekarno hingga sekarang. Persamaan itulah yang membuat mayoritas netizen Indonesia lebih mendukung tindakan Rusia dan justru membenci Ukraina. 

Ditambah lagi dengan adanya fakta bahwa Presiden Ukraina beberapa tahun lalu pernah mendukung serangan Israel ke Palestina dan ia juga merupakan seorang Yahudi yang mana itu secara tidak langsung juga ikut memperburuk citra Ukraina di mata netizen Indonesia.

Faktor lainnya adalah karena citra Rusia yang digambarkan dekat dengan negara-negara Islam. Rusia dalam beberapa tahun terakhir memang sering kali digambarkan sebagai negara yang sering mendukung negara-negara Islam. 

Faktor inilah yang membuat banyak netizen Indonesia cenderung mendukung Rusia daripada Ukraina sekalipun tindakan Rusia untuk menginvasi Ukraina itu bukan sesuatu yang dapat dibenarkan. Ini memang agak janggal dan kontradiktif padahal Rusia dulu dikenal dengan Uni Soviet yang berideologi komunis dimana seperti yang kita ketahui bahwa sentimen yang muncul di Indonesia mengenai komunisme adalah sebuah ideologi yang ateis dan anti terhadap Islam.

 Rusia pada zaman dahulu juga menyerang Afganistan dan yang terbaru Rusia juga menyerang negara Suriah yang notabene adalah negara Islam pada tahun 2015. Citra tersebut mampu dihilangkan oleh Rusia dengan segala upayanya sehingga ia sekarang dikenal oleh banyak orang sebagai negara yang dekat dengan negara-negara Islam, padahal jika dilihat secara historis negara-negara Islam juga pernah menjadi musuhnya. 

Memang jika dipikir secara logis, perubahan citra Rusia di Indonesia bukanlah sesuatu yang ‘apa adanya’, melainkan kemungkinan besar diakibatkan oleh perbuatan media-media tertentu yang mendukung Rusia untuk memberikan citra seolah-olah Rusia dekat dengan Islam, salah satunya adalah hasil kerja dari perusahaan media bernama Russia Beyond the Headlines (RBTH) yang memang merupakan perusahaan yang dibiayai oleh pemerintahan Rusia untuk membangun citra tersebut.

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor yang menyebabkan mengapa mayoritas netizen Indonesia lebih memihak Rusia daripada Ukraina karena berbagai macam faktor. 

Faktor yang paling mempengaruhi fenomena tersebut adalah karena adanya sentimen agama dimana AS digambarkan sebagai negara yang Islamophobia ketika masa War on Terror, sedangkan Rusia dianggap sebagai negara yang dekat dengan negara-negara Islam dan berani menantang dominasi AS dan Barat sebagai penguasa dunia. 

Posisi Rusia yang pro terhadap Palestina dalam konflik Israel-Palestina juga menjadi faktor lain yang menyebabkan banyak netizen Indonesia mendukung tindakan Rusia. Bagaimanapun, penulis mengharapkan bagi netizen Indonesia untuk bersikap skeptis dalam menanggapi suatu isu, tidak mudah terbawa arus, dan diharapkan juga untuk bersimpati kepada warga Ukraina atas apa yang terjadi di Ukraina karena pada dasarnya sebenci apapun Rusia terhadap Ukraina, AS, maupun negara-negara Barat, menginvasi bukanlah sesuatu yang dapat dibenarkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun