Pada sore hari, di lapangan basket SMA Widaya, tim basket SMA Widaya mengadakan pertandingan persahabatan melawan SMA Anungan. Heri bermain sangat buruk di pertandingan tersebut, sehingga menyebabkan kekalahan bagi timnya, yaitu SMA Widaya. Heri pun duduk merenung di ruang ganti, menyesali performanya.
Namun, Adi, yang merupakan rekan timnya, datang mendekati Heri dan duduk di sebelahnya. Adi mulai bercerita tentang pengalaman buruknya saat bermain di final tahun lalu dan menceritakan bagaimana ia bangkit dari kegagalan itu. Perlahan-lahan senyuman dan semangat Heri mulai bangkit kembali.
Dari cerita di atas, Adi nampaknya memiliki tingkat empati yang tinggi. Empati adalah kemampuan manusia merasakan dan memahami perasaan serta pengalaman orang lain. Dalam aspek kehidupan, kita dapat mengidentifikasi tiga jenis empati menurut Daniel Goleman dan Paul Ekman. Cognitive empathy, emotional empathy, dan compassionate empathy. Penting untuk kita mulai memahami jenis-jenis empati ini untuk meningkatkan kualitas hubungan kita dengan orang lain.Â
Cognitive Empathy
Secara sederhana, Cognitive empathy adalah kemampuan memahami manusia lain secara kognitif. Maksudnya, kita dapat memahami atau mengerti bagaimana orang lain berperilaku, merasa, dan berpikir secara kognitif maupun penalaran. Manusia dapat memiliki kemampuan ini sejak lahir atau mempelajarinya secara mandiri, dan bahkan lewat keilmuan.
Orang dengan tingkat Cognitive empathy yang tinggi biasanya dapat secara akurat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perasaan orang lain, apa yang membuat orang merasa sedih atau senang. Dengan pemahaman ini, mereka bisa merespon lebih tepat perasaan dan emosi orang lain.
Emotional Empathy
Seperti yang dijelaskan tadi, cognitive empathy berbicara tentang penalaran, sedangkan emotional empathy berbicara tentang perasaan. Emotional empathy adalah kemampuan merasakan apa yang dirasakan orang lain.Â
Orang dengan tingkat emotional empathy yang tinggi, dapat merasakan rasa luka ataupun rasa bahagia yang orang lain rasakan.
Saat kamu dapat merasakan kesedihan orang lain, terlepas kamu dapat memahami apa yang membuat dia sedih. Mungkin kamu memiliki emotional empathy yang cukup tinggi. Setelah kita memahami dua jenis empati tadi, ada satu jenis empati lagi, yang merupakan gabungan dari cognitive empathy dan emotional empathy, yaitu compassionate empathy.
Compassionate Empathy
Compassionate empathy adalah kemampuan untuk tidak hanya memahami maupun merasakan perasaan orang lain, tetapi juga memberikan dukungan nyata dengan tujuan mengurangi penderitaan atau kesedihan orang lain. Compassionate empathy merupakan gabungan cognitive empathy dan emotional empathy. Namun, orang yang memiliki compassionate empathy yang tinggi tidak hanya sekedar memahami dan merasakan perasaan orang lain, tetapi juga bergerak memberikan bantuan dengan tujuan mengurangi rasa sedih orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari, memiliki tiga jenis empati ini sangat penting. Dengan cognitive empathy, kita dapat memahami orang lain. Emotional empathy untuk merasakan perasaan orang lain. Sementara compassionate empathy mendorong kita untuk bertindak dan memberikan pertolongan terhadap mereka yang membutuhkan.
Melalui cerita Heri dan Adi, kita dapat menyimpulkan bahwa empati memiliki pengaruh yang kuat dalam meningkatkan kualitas hubungan, terlepas itu hubungan
pertemanan, keluarga, pasangan, dan sebagainya. Â Empati merupakan alat yang sangat kuat untuk menciptakan kedekatan, kenyamanan, dan kedamaian dengan orang lain. Dengan memahami dan terhubung dengan orang lain, kita dapat memutuskan untuk melakukan tindakan yang lebih baik untuk membantu orang lain. Empati adalah kunci untuk menciptakan kehidupan yang lebih indah dan bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H