Kamu punya hobi makanan manis manis? Atau teman kamu sering banget makan makanan manis? Jangan heran, sebagian besar manusia di dunia memiliki kecenderungan menginginkan makanan manis atau lebih dikenal dengan sebutan sweet tooth. Dilansir dari Oxford University Press, data menunjukan bahwa hampir setengah populasi manusia di dunia mempunyai sweet tooth.
Jadi tak heran jika kita sering menjumpai anak-anak, remaja, hingga orang dewasa ingin makan makaman manis. Lalu apakah boleh pemilik sweet tooth mengonsumsi makanan manis? Jawabannya adalah boleh-boleh saja, selama tidak berlebihan. Karena pada dasarnya tubuh kitapun butuh asupan gula dengan takaran yang tepat sebagai sumber energi (glukosa).
Tapi hal ini berbeda untuk seseorang yang memiliki sweet tooth, karena ia akan kesulitan mengendalikan dirinya untuk tidak makan makanan manis.
Lalu apa sih penyebabkan sweet tooth? Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang memiliki sweet tooth.
1. Tidak Cukup Makan
Setiap orang pasti memiliki porsinya masing-masing jika berurusan dengan makanan. Kurangnya asupan makanan yang masuk ke tubuh bisa menjadi salah satu penyebab sweet tooth. Bisa dilihat saat kita beraktifitas dengan seharian, makanan manis seperti permen, kue dan semacamnya akan tampak lebih menggiurkan. Hal ini dapat terjadi karena tubuh yang salah mengartikan rasa lapar menjadi keinginan untuk makan makanan manis.
2. Tidak Cukup Tidur
Selain makanan, pola tidur atau istirahat cukup juga mempengaruhi seseorang mengalami sweet tooth. Dalam sebuah penelitian dijelaskan bahwa tubuh manusia terdapat hormon leptin dan ghrelin. Kedua hormon ini berfungsi untuk mengirimkan sinyal lapar atau kenyang. Ketika seseorang kurang tidur dapag menyebabkan menurunya hormon leptin (kenyang) dan meningkatnya hormon ghrelin (lapar).
Selain kedua faktor diatas, lingkungan sekitar tempat tinggal dan juga kebudayaan yang ada tak jarang membuat seseorang cenderung mengonsumsi makanan manis. Walaupun begitu tetap harus diingat bahwa siapapun boleh makan makanan manis tetapi dengan jumlah yang cukup dan tidak berlebihan. Karena pada dasarnya yang berlebihan itu hasilnya tidak akan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H