Mohon tunggu...
Ervina Naomi
Ervina Naomi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Negeri Jakarta, Program Studi Pendidikan Sosiologi

Saya merupakan mahasiswi aktif Universitas Negeri Jakarta dengan Program Studi S-1 Pendidikan Sosiologi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Dating Apps terhadap Maraknya Pelecehan Seksual di Kalangan Mahasiswa

17 Desember 2022   14:54 Diperbarui: 17 Desember 2022   15:20 573
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

2.2 Hasil Wawancara 

Dalam hal ini terdapat lima narasumber yang sesuai dengan kriteria peneliti untuk mengkaji lebih lanjut terkait maraknya pelecehan seksual melalui aplikasi kencan daring yang dilakukan oleh mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia. Menggunakan metode penelitian kualitatif berupa wawancara dengan informan untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Adapun kriteria yang ditentukan oleh peneliti pada sampel informan, yaitu : 

- Mahasiswa/I aktif baik di Universitas Negeri maupun Swasta 

- Pengguna aplikasi kencan daring 

- Berusia 18 tahun 

-- 25 tahun 

- Pernah melakukan 'match' dalam aplikasi kencan daring tersebut.

Di dalam penelitian ini telah terdapat tiga informan yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dan bersedia untuk membagikan cerita pengalaman mereka dalam menggunakan aplikasi kencan daring. Berikut hasil wawancara dengan ketiga informan yang bersedia :

1. Informan I 

Dengan inisial CH yang merupakan mahasiswi dari salah satu universitas negeri di Jakarta. Berusia 21 tahun, telah menggunakan aplikasi kencan daring selama 2 tahun terakhir. Aplikasi yang digunakan ialah Tinder dan Bumble, alasan menggunakan aplikasi kencan daring adalah iseng dan seru kenalan sama orang baru. 

"Jadi, pas pandemi kemarin itu kan dirumah aja yaa. Nah kebetulan lagi karantina, jadi gabut banget dirumah. Iseng download aplikasi yang lagi viral, dulu lebih viral Tinder duluan belum ada Bumble. Tiap aplikasi ada keunggulan masing-masing sih. Saya pribadi lebih nyaman di Bumble soalnya pernah dapet pengalaman buruk di Tinder. Kalo di Bumble itu sistemnya meskipun udah match, tapi harus ceweknya duluan yang chat. Jadi cowok juga gak bisa asal chat atau kirim hal yang aneh-aneh. 

Sejauh ini udah match beberapa kali, tapi yang sampe ketemuan secara langsung itu sama 2 match. Yang satu match di Bumble, dan yang satu lagi match di Tinder. Awalnya di Bio masing-masing udah dijelasin tujuan mereka mau apa, jadi kitanya pinter-pinter buat ngelakuin match. Yang match sampe ketemuan dari Bumble itu aman sih, gak yang gimana-gimana. Match sampe ketemuan dari Tinder itu bikin trauma banget. Awalnya orang ini baik, kita udah sampe pindah ke aplikasi lain biar ngobrol bisa lebih seru lagi. Bahkan bisa chatting setiap hari bahkan gak jarang juga telfonan biasa. Sampe akhirnya tiba-tiba dia lagi mabuk terus minta video call sex dari situ akhirnya langsung saya block dan udah gak berhubungan sampe sekarang"

 2. Informan II 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun