Fungsionalisme struktural merupakan sebuah salah satu perspektif dalam ilmu Sosiologi. Tokoh yang mengkaji fungsionalisme struktural ini antara lain Herbert Spencer, Talcott Parsons, dan Robert K. Merton. Teori fungsionalisme struktural ini berbeda dari banyaknya teori-teori sosiologi lainnya, karena teori ini dikembangkan di Amerika tentunya dengan tokohnya yaitu Talcott Parson. Biasanya teori-teori sosiologi yang berkembang berasal dari Prancis, Jerman, dan lain sebagainya. Mari kita bahas tuntas mengenai fungsionalisme struktural.
Asumsi - Asumsi yang Mendasari Fungsionalisme StrukturalÂ
Masyarakat selayaknya "organisme" pengaruh ilmu biologi.
Para ahli menganalogikan masyarakat seperti anatomi yang ada di tubuh manusia ataupun hewan. Mengapa demikian? karena dalam suatu sistem tubuh terdiri dari beberapa bagian-bagian banyak seperti kepala, tangan, kaki, dll. Â
Masyarakat menyerupai sebuah sistem dimana terdiri atas subsistem yang memiliki perannya masing-masing lalu adanya ketergantungan antar subsistem
Masih melanjutkan dengan analogi masyarakat selayaknya anatomi tubuh maka disebutkan bahwa tubuh terdiri dari beberapa sub-sistem memiliki fungsi masing-masing dalam saling berhubungan antara satu dengan yang lain. Sehingga apabila terdapat satu subsistem yang mengalami disfungsi maka akan mempengaruhi bagian lainnya karena adanya sifat ketergantungan antar sistem. Oleh karena itu sebuah sistem sosial perlu mengalami yang namanya keseimbangan (equilibrium)
Anggota masyarakatnya memiliki sifat konsensus dan volunteer.
Tiap-tiap individu didalam masyarakat pada akhirnya sepakat bahwa mereka antara satu sama lain merupakan bagian dari suatu masyarakat tersebut dan hal tersebut yang disebut sebagai konsensus. Lalu pada bagian volunteer, individu secara suka rela menyesuaikan diri mereka dan menerima nilai dan norma yang berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat. Dalam proses penyesuaian diri individu dengan nilai dan norma yang berlaku maka tiap individu akan mengalami yang namanya proses internalisasi dan sosialisasi.
Konsep AGIL Talcott Parson
Dalam menjaga keseimbangan dalam suatu masyarakat, menurut Parson perlu yang namanya menerapkan konsep AGIL. Selain AGIL, Parson juga mengatakan bahwa dalam suatu sistem masyarakat terdapat sub-sistem yang melengkapinya yaitu sub-sistem ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Sesuai dengan asumsi diatas, bahwa dalam suatu sistem terdiri dari beberapa sub-sistem yang melengkapinya, maka berikut penjelasan lebih lengkap mengenai AGIL dan kaitannya dengan keempat sub-sistem tersebut :
Adaptation (Adaptasi) merupakan penyesuaian sistem terhadap tuntutan lingkungan dengan memfungsikan sejumlah fasilitas fisik dan non fisik yang ada. Sub-sistem yang berkaitan dengan Adaptasi ialah sub-sistem ekonomi.
Goal Attainment (Pencapaian Tujuan) merupakan tujuan anggota suatu sistem sosial yang menjadi hasil persetujuan dan prioritas utama para anggota masyarakat di dalamnya sehingga sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya sendiri. Sub-sistem yang berkaitan dengan Goal Attainment ialah sub-sistem politik.Â
Integration (Integrasi) merupakan tingkat solidaritas anggota sistem sosial, memiliki ikatan emosi didalamnya, dan tidak tergantung pada segi keuntungan (secara pamrih). Sub-sistem yang berkaitan dengan Integrasi yaitu sub-sistem sosial dan hukum.Â
Latent Pattern Maintenance (Pemeliharaan Pola) merupakan masyarakat membuat anggotanya memiliki motivasi yang cukup untuk memerankan peranan yang dikehendakinya. Sub-sistem yang berkaitan dengan Latent pattern maintenance yaitu dilaksanakan oleh sub-sistem budaya.
Itulah asumsi hingga pemikiran Talcott Parson mengenai perspektif fungsionalisme struktural yang ada dalam ilmu sosiologi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H