3. Akses dalam pembelajaran
Terdapat beberapa situs yang dapat mengakses materi pembelajaran. Namun, situs internet ini belum tersebar secara merata dan tidak semua orang dapat mengetahui dan memakai. Dalam perencanaan merdeka belajar terdapat enam model pembelajaran yang salah satunya adalah pembelajaran secara daring (jarak jauh).
Ketika ingin melaksanakan pembelajaran secara daring maka diperlukan akses internet yang memadai antara siswa dan guru. kendala yang sering terjadi adalah kurangnya fasilitas teknologi yang memadai, baik dari siswa maupun guru, atau bahkan sekolah.
   4. Manajemen waktu
Perubahan yang terjadi pada kurikulum membuat guru perlu mempelajari dan beradaptasi dahulu dengan transformasi kurikulum. Alokasi waktu pada pembelajaran pun tidak diatur sedemikian rupa seperti kurikulum sebelumnya, hal ini memerlukan upaya lebih dari guru agar dapat memanajemen waktu dengan baik.
   5. Kompetensi yang kurang memadai
Sebagai seorang pendidik atau guru tentunya harus mempunyai skill yang memadai, ketika guru tidak mempunyai kompetensi yang cukup maka akan banyak permasalahan yang muncul.
Bagi sebagian guru yang memang sudah mempunyai kompetensi lebih dan kesiapan dalam penggunaan teknologi sebagai fasilitas pembelajaran, belajar merdeka ini tidak terlalu rumit. Tetapi bagi sebagian guru yang memang tidak lagi muda dan kurang dalam penguasaan teknologi, merdeka belajar yang berbasis teknologi ini harus dipersiapkan kembali dan harus mempelajari teknologi kembali.
   6. Mata pelajaran IPA dan IPS yang digabung menjadi IPAS
Hal baru pada kurikulum merdeka salah satunya adalah penggabungan dua mata pelajaran dari IPA dan IPS menjadi IPAS. IPAS ini bertujuan untuk merangsang siswa agar dapat mengelola lingkungan alam dan sosial dalam satu kesatuan. Alasan lain adanya penggabungan IPA dan IPS ini adalah kurikulum merdeka yang berbasis proyek penguatan profil pancasila untuk kompetensi mendasar siswa.
Dalam IPAS ini tidak menghilangkan salah satu konten baik dalam IPA maupun dalam IPS. Namun, penggabungan ini masih menjadi masalah baik bagi guru maupun siswa, karena guru kesulitan untuk memberikan materi penggabungan dan siswa sulit untuk mengerti dua konten pembelajaran yang disatukan, sehingga dalam pengimplementasiannya masih ada kesulitan.