Â
Kontrol Diri yang LemahÂ
Kontrol diri sangatlah penting bagi siapapun, dengan mengontrol diri sendiri sedikit terhindar dari banyaknya permasalahan.
Kebanyakan remaja kurang bisa dalam mengontrol dirinya. Lebih suka mengikuti hawa nafsu liarnya dibandingkan dengan mengikuti aturan-aturan yang ada dan sudah ditetapkan. Remaja yang tidak bisa belajar dan membedakan antara perilaku yang dapat diterima dan perilaku yang tidak dapat diterima akan tertarik pada perilaku buruk. Demikian juga bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan antara kedua perilaku tersebut, tetapi tidak dapat mengembangkan kesadaran diri untuk berperilaku sesuai dengan ilmunya.Â
Faktor Eksternal:
1. Keluarga
Perceraian orang tua, kurangnya komunikasi antara anggota keluarga, atau konflik antar anggota keluarga dapat memicu perilaku negatif anak. Â Bahkan pola asuh yang buruk dalam keluarga, seperti terlalu banyak anak, tidak memberikan pendidikan agama atau menolak anak, dapat menjadi penyebab kenakalan remaja. Â 2. Teman sebaya yang kurang baik Teman sebaya atau seangkatan yang kurang baik memicu terjadinya kenakalan. Dalam penelitian yang dilakukan, seorang anak yang awalnya penurut dan baik setelah masuk ke jenjang sekolah menengah atas dan selalu berkumpul dengan teman-teman sebaya yang kurang baik ternyata lama kelamaan anak yang dikatakan baik akan terbawa secara perlahan-lahan terhadap gaya anak yang kurang baik.
3. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik Lingkungan sangat berpengaruh terhadap perkembangan setiap orang. Kenakalan yang terjadi di Kp. Babakan Loa terjadi karena lingkungannya kurang baik dan menjadi tempat bagi sekumpulan orang-orang untuk berkumpul.
Banyak perkumpulan orang-orang dari daerah lain berkumpul dan bertitik pusat di Kp. Babakan Loa, dan membawa dampak negatip bagi lingukangan itu sendiri. tidak menutup kemungkinan anak-anak yang awalnya baik dan ikut-ikutan dalam perkumpulan itu maka akan menjadi terbawa dengan gaya dari orang tersebut.Â
Interaksi antara orang tua dan anak terdiri dari cara orang tua mengasuh, mengasuh, mendidik, membimbing, melatih, mendampingi dan anak agar anak tumbuh dengan baik sesuai dengan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tonggak tertentu yang mengarahkan anak untuk siap dalam kehidupan sosial. Anak mulai dapat menerima dunia dari kedua orang tuanya atau dari saat berayun, berdiri, berjalan, Orang tualah yang bertanggung jawab dan merupakan tempat pendidikan dasar dan pendidikan pertama yang diterima anak melalui interaksi antara orang tua dan anak sehari-hari dan dengan gaya pengasuhan diterapkan oleh orang tua maka karakter anak akan terbentuk.
Dalam hal ini, untuk potensi psikomotorik dan afektif, selain itu orang tua harus merawat tubuh dengan dimulai dengan makanan dan kehidupan yang layak. Oleh karena itu, orang tua berperan penting dalam membentuk karakter dan perilaku anak. Pola asuh yang diterima anak dari orang tuanya ketika masih kecil akan mempengaruhi perilaku anak sejak remaja hingga dewasa. Â Berdasarkan hasil penelitian di Kampung Babakan Loa, ada beberapa kenakalan yang dilakukan oleh ramaja di lingkungannya. Kenakalankenakalan itu antara lain bolos sekolah, mabuk-mabukan, mengonsumsi obat terlarang, melakukan seks bebas, membuat keonaran, hingga melakukan judi.Â