Orang-orang di desa itu mulai berubah. Orang-orang mulai menghargai kegembiraan hidup yang sederhana dan tawa anak-anak, kicau burung, dan hangatnya sinar matahari. Udara di desa dipenuhi dengan perasaan bahagia yang baru dirasakan.
Kisah Abdullah tersebut menjadi secercah cahaya yang membimbing warga desa untuk lebih memahami rasa syukur. Hal tersebut  mengubah cara pandang warga desa tersebut , membina sebuah komunitas yang menghargai nikmat Allah menjadi sebuah gaya hidup.
Maka, disitu aku teringat dengan hadis yang telah ayah kasih kepadaku untuk slkalu bersyukur, tidak papa kita melihat keatas ketika kita senang tetapi ketika kita lagi merasa sedih lihatlah kebawah masih ada banyak dibawah kita, seharusnya kita yang bisa makan bersama dan liburan bersama harus tetap bersyukur meskipun hanya liburan di satu tempat dan pulang , dan merasakan makan bersama keluarga yang lengap dan penuh dengan canda tawa
Bersyukur dikala gundah, dikala sedih, dikala kita down adalah hal yang baik karena itu bisa membuat kitra bangkit untuk lebih baik dan berusaha untuk lebih baik, yang terjadi di hari kemarin jadikan sebuah pelajaran yang penting dalam hidup kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H