Mohon tunggu...
Ervina Damayanti
Ervina Damayanti Mohon Tunggu... Lainnya - open your mind before open your mouth
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

ig @ervina.dmy

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Struktur Bahasa

18 Februari 2021   17:26 Diperbarui: 18 Februari 2021   17:36 1253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyatuan unsur-unsur bahasa menuju ke suatu bahasa yang beraturan, sistematis, dan teratur. Struktur bahasa terbagi menjadi 5 :

1. FONOLOGI

fonologi adalah cabang ilmu bahasa (linguistik) yang mengkaji bunyi-bunyi bahasa, proses terbentuknya dan perubahannya. Bunyi bahasa dibedakan menjadi dua yaitu, bunyi-bunyi yang tidak membedakan makna yang disebut dengan fon dan dikenal dengan sebutan fonetik. Dan bunyi-bunyi yang membedakan makna yang disebut dengan fonem atau fonemik.
1) Fonetik
Abdul Chaer mendefinisikan bahwa fonetik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi
tersebut mempunyai fungsi sebagai pembeda makna atau tidak. Menurut Ahmad Muaffaq bahwa fonetik adalah ilmu yang mengkaji bunyi bahasa, yang mencakup produksi, tranmisi, dan presepsi terhadapnya, tanpa memperhatikan fungsinya sebagai pembeda makna. urutan proses terjadinya bunyi bahasa itu, menjadi tiga jenis fonetik, yaitu:
a) Fonetik artikulatoris atau fonetik organis atau fonetik fisiologi, mempelajari bagaimana mekanisme alat-alat bicara manusia bekerja dalam menghasilkan bunyi bahasa serta bagaimana bunyi-bunyi itu diklasifikasikan.
b) Fonetik akustik mempelajari bunyi bahasa sebagai peristiwa fisis atau fenomena alam (bunyi-bunyi itu diselidiki frekuensi getaranya, aplitudonya, dan intensitasnya alam.
c) Fonetik auditoris mempelajari bagaimana mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh telinga kita. Dari ketiga jenis fonetik tersebut yang paling berurusan dengan dunia lingusitik adalah fonetik artikulatoris, sebab fonetik inilah yang berkenaan dengan masalah bagaimana bunyi-bunyi bahasa itu dihasilkan atau diucapkan manusia.

2) Fonemik
Menurut Abdul Chaer fonemik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa dengan memperhatikan fungsi bunyi tersebut sebagai
pembeda makna. Menurut Ahmad Muaffaq bahwa fonemik adalah cabang studi fonologi yang menyelidiki dan mempelajari bunyi ujaran/bahasa atau sistem fonem suatu bahasa dalam fungsinya sebagai pembeda arti.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Istilah fonemik dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa terkecil yang bersifat fungsional, artinya satuan fonem memiliki fungsi untuk membedakan makna.

2. MORFOLOGI

morfologi adalah cabang linguistik yang mengkaji tentang seluk-beluk bentuk dan pembentukan kata hingga berbagai fungsi perubahan-perubahan bentuk kata tersebut untuk mendapatkan makna yang berbeda.

Berikut penjelasan mengenai satuan morfologi dan proses morfologi :
a. Satuan Morfologi
Satuan morfologi berupa morfem (bebas dan afiks) dan kata. Morfem adalah satuan gramatikal terkecil yang bermakna, dapat berupa akar (dasar) dan
dapat berupa afiks. Bedanya, akar dapat menjadi dasar dalam pembentukan kata, sedangkan afiks tidak dapat; akar memiliki makna leksikal sedangkan afiks hanya menjadi penyebab terjadinya makna gramatikal. Contoh satuan morfologi yang berupa morfem dasar yaitu pasah, undhuk, emal, dll. Adapun contoh morfem yang berupa afiks yaitu N-, di-, na-, dll. Kata adalah satuan gramatikal yang terjadi sebagai hasil dari proses morfologis. Apabila dalam tataran morfologi, kata merupakan satuan terbesar, akan tetapi dalam tataran sintaksis merupakan satuan terkecil. Contoh kata pada istilah pertukangan kayu antara lain: dirancap, ambal, tondhan, dll.

morfem terbagi dalam dua jenis yaitu morfem bebas dan morfem terikat.

b. Proses Morfologi
Proses morfologi dikenal juga dengan sebutan proses morfemis atau proses gramatikal. Pengertian dari proses morfologi adalah pembentukan kata
dengan afiks.

3. SINTAKSIS

Kata sintaksis berasaldari kata Yunani (sun = ‘dengan’ + tattein ‘menempatkan’. Jadi kata sintaksis secara etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat.Sintaksis adalah tata bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan.Sama halnya dengan morfologi, akan tetapi morfologi menyangkut struktur gramatikal di dalam kata. Unsur bahasa yang termasuk di dalam sintaksis adalah frase, kalusa,dan kalimat. Tuturan dalam hal ini menyangkut apa yang dituturkan orang dalam bentuk kalimat.Ramlan (1981:1) mengatakan: “Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase .”.

4. SEMANTIK

semantik adalah subbidang yang dikhususkan untuk kajian tentang makna, seperti yang melekat di tingkat kata, frasa, kalimat, dan unit yang lebih besar dari wacana (disebut teks). Daerah dasar kajian ini adalah arti dari tanda-tanda, dan kajian tentang hubungan antara unit linguistik yang berbeda dan senyawa: homonim, polisemi, sinonim, antonim, hipernim, hiponim, meronim, metonimia, holonim, paronim. Perhatian utama adalah bagaimana makna menempel pada potongan yang lebih besar dari teks, mungkin sebagai akibat dari komposisi dari unit yang lebih kecil dari makna. Secara tradisional, semantik sudah termasuk kajian tentang arti dan referensi denotatif, kondisi kebenaran, struktur argumen, peran tematik, analisis wacana, dan hubungan semua ini untuk sintaks.

5. PRAGMATIK

pragmatik merupakan kajian tentang hubungan antara bahasa dengan konteks yang mendasari penjelasan pengertian atau pemahaman bahasa dan pragmatik merupakan kajian tentang kemampuan pemakai bahasa mengaitkan dengan kalimat-kalimat dengan konteks yang sesuai atau cocok dengan kalimat itu.Pragmatik adalah cabang linguistik yang mempelajari hubungan antara konteks luar bahasa dan maksud tuturan. Konteks luar bahasa ialah unsur di luar tuturan yang mempengaruhi maksud tuturan. Maksud tidak bisa dilihat dari bentuk dan makna saja, tetapi juga dari tempat dan waktu berbicara, siapa saja yang terlibat, tujuan, bentuk ujaran, cara penyampaian, alat berbicara, norma-norma, dan genre. Yang dipelajari dalam pragmatik meliputi tindak tutur, implikatur tuturan, interaksi percakapan, dan faktor-faktor eksternal percakapan, misalnya deiksis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun