Mohon tunggu...
Ervina Damayanti
Ervina Damayanti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Semoga artikel saya bermanfaat

Dengan menulis, kita jadi lebih berkembang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tipe Kelekatan dan Pengasuhan pada Anak Usia Dini

29 September 2021   10:44 Diperbarui: 29 September 2021   11:28 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum kita membahas mengenai kelekatan dan pengasuhan, teman teman apakah sudah tau apa itu kelekatan dan apa itu pengasuhan?

Nah kelekatan (attachment) adalah suatu hubungan emosional yang kuat antara dua orang. Contohnya seperti ibu dan anaknya. Kemudian pengertian pengasuhan adalah suatu bentuk interaksi yang total antara dua orang seperti ibu dan anaknya. 

Ada banyak faktor yang terkait pada keterlambatan pertumbuhan anak di masa perkembangan awal, seperti asupan gizi yang tidak memadai, pengasuhan orang tua yang tidak baik, tingkat sosial ekonomi yang rendah, dan masih banyak yang lain. Selain itu, permasalahan perkembangan anak kerap kali dipicu dengan kurangnya persiapan psikologis dari orang tuanya. Perkembangan kelekatan kepada anak ini sangat dipengaruhi dengan ketakutan orang tua kepada anak.

Ada 4 pola kelekatan orang tua dengan anak yaitu :

1. Aman : kelekatan yang terjadi dari hubungan orang tua dengan anak dimana anak merasakan percaya kepada orang tua sebagai figur yang penuh kasih sayang dan perhatian.

2. Menakutkan : kelekatan yang terjadi pada saat orang tua lebih banyak menjauh dari anak dan menjadikan anak merasa mendapatkan rasa tidak percaya diri.

3. Disibukkan : kelekatan yang terjadi dari hubungan antara orang tua dengan anak pada saat anak merasakan tidak pasti bahwa orang tua bakal selalu hadir dalam membantu memenuhi kebutuhan anak.

4. Singkirkan : kelekatan yang terjadi pada saat orang tua memperlakukan anak dengan cuek dan sebagai figur yang menakutkan bagi anak.

Kelekatan termasuk tingkah laku yang tersendiri pada manusia, yaitu keinginan seorang manusia untuk mencari kedekatan dengan orang lain dan mencari kepuasan dalam hal hubungan dengan orang tersebut. 

Interaksi kelekatan berkembang melewati pengalaman bayi terhadap pengasuhnya diawal tahun kehidupannya. Kelekatan tersebut kerap kali dipengaruhi kepekaan ibu dalam memberikan respon kepada bayinya. Interaksi kelekatan antara ibu dan anak akan bertahan lama dan memberikan rasa yang anan walaupun figur kuat (ibu) tidak tampak dalam pandangan anaknya. 

Fase fase kelekatan dibagi dalam 4 fase, yaitu :

1. Lahir-3 bulan : bayi tersenyum kepada semua orang bahkan dengan mata tertutup bayi akan memberikan respon yang sama kepada semua orang. Senyuman tersebut berarti mendekatkan kelekatan terhadap pengasuhnya. 

2. 3-6 bulan : bayi mulai membatasi senyuman kepada orang yang dikenalnya saja. Ketika bayi melihat wajah yang tak dikenalnya maka bayi akan diam saja. Nah senyuman tersebut berarti bayi hanya mengembangkan kelekatan kepada orang yang dikenalnya saja, tidak kepada semua orang. 

3. 6 bulan-3 tahun : kelekatan bayi akan terjadi pada orang tertentu saja. Contohnya ketika ditinggal ibunya pergi dia akan menangis keras dan cemas. Kelekatan tersebut berarti hubungan antara ibu dan anaklah yang paling kuat. 

4. 3 tahun-akhir masa kanak kanak : mulai dapat memahami tujuan dan rencana dari pengasuhnya. Mereka akan mulai bertingkah laku seperti rekaman di dalam hubungan interaksi dengan orang tuanya.

Hmm sudah pada paham belum tentang kelekatan? Jadi kita sebagai orang tua harus bisa membuat kelekatan kepada anak dengan baik. 

Setelah ini kita akan membahas mengenai pengasuhan kepada anak. Simak terus yaa..

Apa itu pengasuhan? Bagaimana pengasuhan anak yang positif? Dan kenapa penting dilakukan oleh orang tua? Pasti di benak kalian terpikir pertanyaan tersebut. 

Pengasuhan yang positif merupakan pola asuh yang dikerjakan secara menyenangkan. Artinya memberi perlakuan yang mendukung perkembangan anak tanpa kekerasan ataupun hukuman. Kita tidak akan mengajarkan anak disiplin dengan memberinya hukuman, tetapi kita harus mengajarkan disiplin dengan cara memberi tahunya perilaku mana yang salah dan perilaku mana yang benar. Karena anak lebih membutuhkan contoh dibandingkan kritik. 

Bagaimana tips untuk orang tua melakukan pengasuhan yang positif kepada anak? 

Yang terpenting adalah bagaimana kita menghargai anak kita, menjadikannya tumbuh kembang menjadi anak yang mandiri dan anak yang bertanggung jawab. 

Contoh simple ketika saat anak memecahkan gelas, jangan menghukumnya apalagi memarahinya, lebih baik membantunya menemukan solusi bagaimana memperbaiki gelas yang pecah. Dimulai dengan membersihkan pecahan gelas tersebut, memberitahunya untuk meminta maaf, membuang pecahan gelas tersebut, dan mengajaknya patungan dari uang tabungan (bila ada) buat membeli gelas yang baru. 

Apa sih manfaat dari pengasuhan positif bagu orang tua kepada anaknya? 

Wah pasti banyak sekali manfaatnya terutama buat anaknya. Anak bisa menjadi tumbuh dengan mandiri dan punya rasa bertanggung jawab. Anak jadi lebih bisa belajar tentang emosi, menjadikan anak bersikap terbuka. Untuk orang tua, pola asuh yang positif kepada anak juga lebih menenangkan dan lebih menyenangkan. Orang tua bisa rileks dan merasa lebih tenang dengan pola asuh ini. 

Tujuan dari pengasuhan positif kepada anak adalah suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan anak agar anak merasa terpenuhi kesejahteraan jasmani dan rohaninya, selain itu juga supaya anak merasa diberi dukungan oleh orang tuanya untuk sesuatu yang anak inginkan, jadi anak lebih bersikap terbuka, tidak tertutup untuk masalah apapun. 

Kemudian juga memberikan anak aturan dan memastikan bahwa aturan tersebut terkontrol dan berjalan dengan baik dalam perkembangan anak. Anak menjadi lebih mampu mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya, anak menjadi lebih percaya diri dan berani menunjukkan potensi yang ada pada dirinya. Anak juga menjadi lebih bertanggung jawab atas apa yang sudah dilakukannya. Kedisiplinan anak menjadi lebih terkontrol dalam perkembangannya. 

Nah teman teman apakah sudah paham dengan penjelasan diatas? Semoga penjelasan saya bisa bermanfaat bagi teman teman, terutama bagi orang tua. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun