Mohon tunggu...
Ervina damayanti
Ervina damayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Semangat

Open your mind before open your mouth

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Anak untuk Bermain dengan Teman Sebaya

7 Oktober 2021   10:39 Diperbarui: 7 Oktober 2021   10:48 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pentingnya anak usia dini bermain bersama teman usia sebaya untuk pertumbuhan dan perkembangan sosial dan emosional. 

Kesenangan anak usia dini terlihat bila anak usia dini sedang bermain, karena bermain adalah dunia mereka (dunia anak-anak). Namun banyak orang yang menganggap kegiatan bermain bagi anak usia dini adalah hal yang tidak bermanfaat. Padahal, anggapan ini salah besar karena sebenarnya melalui bermain, aspek pertumbuhan dan perkembangan fisik, keterampilan motorik, pertumbuhan dan perkembangan kognitif, serta pertumbuhan dan perkembangan sosial dan emosional anak dapat tumbuh dengan baik. 

Ketahuilah, tugas utama seorang anak usia dini adalah bermain. Dengan bermain menggunakan permainan yang tepat, anak bisa meningkatkan keterampilan berkomunikasi dan berbahasa, kognitif, keterampilan fisik motorik, serta keterampilan sosial emosional. Permainan yang tepat untuk setiap usia pada anak usia dini :

*Bermain sendiri bagi anak usia 0-2 tahun :

Sensory play : anak usia dini hanya melihat segala sesuatu yang menarik di penglihatannya dan mengerjakan gerakan pada anggota tubuhnya.

Solitary play : bermain ini biasanya dilakukan bersama sama, anak dibiarkan bermain sendiri sendiri dengan berbagai macam alat permainan yang anak anak pilih. 

*Permainan mengamati bagi anak usia 1-3 tahun :

Onlooker play : anak fokus meneliti sekelompok anak lain yang sedang bermain. 

*Bermain bersama bagi anak usia diatas 3 tahun :

Parallel play : anak bermain permainan yang sama bersama anak yang lain, namun tidak terjadi kontak antara anak satu dengan anak yang lainnya.

Associative play : anak bermain bebarengan dan diajarkan supaya saling meminjamkan mainan mereka kepada teman yang lain. 

Cooperative play : anak bermain bebarengan dalam suatu kelompok dan permainan ini mempunyai peraturan. 

Supaya kegiatan bermain permainan dengan anak menjadi lebih menyerukan dan menyenanhkan, ada 2 kategori permainan yang dapat dilakukan secara bersama, Structure Play dan Free Play. Structure Play biasanya dikenal sebagai permainan berorientasi fungsi, pada umumnya memperngaruhkan penggunaan logika buat menyelesaikan masalah. Contohnya seperti mengikuti arahan buat merakit mainan atau olahraga terorganisir seperti bermainan basket, bermain bola, dan lain sebagainya. 

Sedangkan Free Play merupakan permainan kreatif dan berorientasi dengan kemungkinan yang tidak terbatas, nah dalam permainan ini anak lebih berperan dalam memilih mainan apa yang dia inginkan dan orang tua hanya merespon arahan yang diberikan oleh anak. Contohnya seperti permainan menggambar, mewarnai, dan lain sebagainya. 

Kedua kategori permainan tersebut sangat penting untuk menanamkan rasa ingin tahh kepada anak dan juga merupakan pembelajaran yang sangat berguna bagi anak. Ketika seorang anak usia dini bermain permainan beratruktur, anak akan belajar bagaimana mengenali pola dan memenuhi tujuan yang telah ditetapkan dalam permainan tersebut. 

Setiap anak mempunyai karakteristik yang berbeda, cara berpikir dan cara berbahasa yang berbeda beda. Nah makandari itu, kita sebagai orang tua harus bisa mengerti serta harus sabar dalam menyikapi hal tersebut. Pada saat mendampingi anak bermain, orang tua juga harus fokus kepada mereka dan mengesampingkan aktifitas yang lain supaya kegiatan bermain menjadi lebih menyerukan dan menyenangkan.

Hal hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua saat bermain bersama anak :

*Tunjukkan kasih sayang selama bermain, contohnya seperti memeluk mereka dengan rasa penuh kasih sayang.

*Tetap ada batasan dalam memberi tahu, orang tua harus tetap mengingatkan dengan cara yang lembut, tidak dengan memarahi bila anak bermain dengan cara yang tidak seharusnya.

*Berikan pujian dan semangat kepada mereka

*Perhatikan anak bermain dengan penuh perhatian

Manfaat anak bermain dengan teman sebaya :

*Membentuk jati diri anak, pada saat bermain biasanya membutuhkan kerjasama yang bagus dengan teman yang lainnya. Nah dalam hal ini akan membentuk jati diri anak tersebut. Ketika sedang bermain akan nampak apakah ia sebagai pemimpin bagi teman temannya atau dia adalah tempat berlindung bagi teman temannya atau bisa jadi dia pintar dalam hal bernegosiasi. 

*Membuat mental anak lebih sehat, anak anak yang tidak mempunyai ruang untuk bermain dengan teman sebayanya berpotensi lebih sering merasa kesepian bahkan seperti terisolasi secara sosial. Bermain bagi anak akan membuat kesehatan mental anak lebih baik dan membuat sosial emosionalnya juga lebih baik. 

*Dapat mengatur emosi anak, anak biasanya belum mampu mengontrol emosinya secara baik, tetapi dengan bermain ia akan belajar banyak hal yang bisa menjadikan anak mampu mengontrol emosinya.

*Mengerti rasa empati, tidak hanya menjadi lebih kreatif, namun anak juga akan belajar mengenai menyelesaikan masalah yang mungkin terjadi antara dia dan temannya. Belajar mengenai berbagi, mengerti bagaimana cara untuk bekerja sama atau melakukan suatu kolaborasi, dan juga keterampilan berbahasa dan berkomunikasi yang verbal maupun yang non verbal akan semakin diasah sehingga menjadi lebih bagus dan baik.

*Mengembangkan keterampilan sosial, keterampilan sosial dalam hal ini erat kaitannua dengan cara bersosialisasi dengan yang lainnya atau cara berbahasa dan berkomunikasi dengan orang lain. Anak anak yang bermain dengan teman sebayanya akan lebih mudah menempatkan keterampilan sosial daripada anak anak yang terus menerus berada di dalam rumah yang tidak bermain dengan teman sebayanya. Dengan bermain bersama teman yang lainnya, anak juga akan bisa mengambil makna makna baru. Anak anak yang tidak mempunyai ruang untuk bermain bersama teman temannya mempunyai potensi menjadi merasa kesepian dan terisolasi secara sosial. Jadi kita sebagai orang tua harus membimbing anak supaya mereka bisa bermain dengan teman sebayanya. Tidak hanya diam diri dirumah saja. Demikian artikel saya, semoga bermanfaat terutama bagi orang tha.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun