Mohon tunggu...
Ervin indrianainayati
Ervin indrianainayati Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

program studi pendidikan agama islam, fakultas tarbiah dan ilmu keguruan, institut agama islam negeri jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Belajar Terjemah Al Quran Metode Granada

26 Oktober 2021   21:28 Diperbarui: 26 Oktober 2021   21:44 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terjemah Al-Qur'an Metode Granada dan Implementasinya

Tarjamah adalah masdar fi’il ruba’I, yang artinya penjelasan. Terjemah merupakan pengalih bahasaan dari suatu bahasa ke bahasa lain, seperti dari bahasa Arab ke bahasa Parsia. Terjemah ialah menjelaskan apa yang diinginkan oleh kalimat dalam bahasa asalnya, bahkan detail-detail teks aslinya, untuk dialih bahasakan kedalam teks penerjemah. 

Sebagai contoh, kadangkala makna untuk menampakkan penyesalan atau menampakkan kesedihan dan lain sebagainya. Seandainya teks seperti ini diterjemahkan, maka terjemahan itu harus menunjukan arti-arti tersebut. Terjemahan itu harus sedemikian akurat hingga bisa mengalih bahasakan makna penyesalan dan kesedihan, tidak hanya memindahkan makna hakiki majazi suatu lafazh.

Metode terjemah Granada ditemukan oleh Sholihin Buyamin Ahmad, lahir di Indramayu pada tanggal 15 Desember 1969, riwayat pendidikan beliau yaitu : Madrasah Ibtidaiyah Hayatul ‘Ulum pada tahun 1983, MTs GUPPI Cikedung tahun1986, MA An-Nashihah Paliman Cirebon tahun 1989, sedangkan jenjang perguruan tinggi beliau belajar di LIPIA persiapan bahasa pada tahun 1989-1991, persiapan Universitas di tahun 1991-1992 dan di Fakultas Syari’ah pada tahun 1994-1998, kemudia pada tahun 2004 beliau ke Makkah untuk Mulazamah bersama Syaikh Ahmad Qasim Al-Ghamidi dalam konsentrasi Takhrij Hadist, dan studi magister di prodi ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Institut Ilmu Al-Qur’an Jakarta. Karya-karya beliau selain Metode Manhaji yaitu : Pokok-Pokok Perbedaan Syiah dan Ahlusunnah Wal Jamaah, Jampi-Jampi Syar’iyah dan Jawaban atas Penentang-Penentangnya, Mu’jizat Al-Qur’an Tentang Penciptaan Manusia, 1,5 Jam Bisa Membaca Al-Qur’an Fasih dengan 4 Langkah Metode Katibah, Mu’jizat Ilmiah Al-Qur’an Tentang Planet dan Bintang.

Bahasa arab sebagai bahasa Al-Qur’an itu mudah sebab beberapa aspek yaitu :

  • Kalimat didalam bahasa Arab hanya meliputi Isim, Fi’il, dan Huruf
  • Isim atau kata benda dapat dipastikan dengan berbagai ragam karakter dan ciri khas , tiga karakter dari Isim ialah : selalu diawali dengan kata AL (), selalu ada tanwin (), dan selalu diawali dengan
  • Fi’il atau kata kerja didalam bahasa Arab hanya ada tiga yaitu : Fi’il Madhi, Fi’il Mudhori’, dan Fi’il Amr

Pada ilmu bahasa Arab juga terdapat Huruf yang memiliki makna dan dipastikan bukan termasuk Isim dan Fi’il.

Metode ini disebut dengan istilah Granada atau Metode Granada. Istilah ini diambil dari nama sebuah kota di Spanyol yaitu kota Granada. Kota Granada merupakan sebuah kota bersejarah bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada masa kejayaan Islam dan dikota itulah  awal mula dan banyak sekali aktivitas ilmiah seperti salah satunya gerakat terjemah. 

Alasan sejarah itulah yang kemudia digunakan oleh penemu metode Granada dengan tujuan mengembangkan dan membangkitkan kejayaan Islam dengan banyaknya kegiatan pembelajaran terjemah Al-Qur’an yang mudah dan praktis bagi masyarakat muslim Nusantara maupun Dunia.

Dalam setiap metode pasti memiliki kekurangan dengan memahami dan mengerti apa kekurangan ini akan memudahkan kita dalam mengetahui fungsi dan kegunaan Metode Granada dalam menerjemahkan Al-Qur’an, kelebihan metode Granada telah meminimalisir dari beberapa hal yang tidak dimiliki metode terjemah lainnya. 

Seperti media pembelajaran dan kecepatan waktu, selain itu kekurangan dari metode Granada dapat diperbaiki dengan adanya pemahaman mengenai nahwu sharaf ( I’rab) dimana kita mengharokati sebuah huruf atau kalimat dengan kemudaian mengetahui bentuk kalimat dan susunan kalimat tersebut sehingga disini rumus atau peran utama dalam menerjemah adalah mengetahui dan harus faham tentang bahasa Arab baik itu susunan kata,kalimat, mufrodat dan lain sebagainya sebagai pendukung dalam memahami bahasa Arab.

Metode Granada adalah sebuah metode terjemah Al-Qur’an Kata-perkata dalam menerjemahkan Al-Qur’an dengan memerhatikan susunan kalimat dalam bahasa arab dan juga dengan menggunakan rumus sehingga memudahkan pemilihan-pemilihan kata atau kalimat dari klasifikasi ruymus tersebut, untuk itu metode ini sangat relevan dan efektif digunakan dalam rangka belajar menerjemah Al-Qur’an dengan baik dan benar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun