Cinta pertamaku terbaring tak berdaya
Bibirnya menghitam tak lagi bersuara
Berbisik lemah dan ingin kembali ke rumah
Wajah yang penuh kerutan,
hanya mendesah lemah
Menggelinjang menahan sakit,
dan tak mampu lagi bersuara
Perut besarku menjadi penahan rasa sakitnya
Bayiku penyemangat di penghujung hidupnya
Wajah tenangnya membuat jantungku berpacu
Sungguh, belum mampu mengikhlaskannya
Hatiku menginginkan ia selalu ada
Mendampingiku saat tangisan bayiku menggema
Sang Pencipta mengangkat rasa sakitnya
Lidah tak mampu mengurai kata
Derai air mata mengiringi kepergiannya
Kaki tak mampu menopang tubuh
Memandang wajah pucat terbujur kaku
Selamat jalan, cinta pertamaku
Tunggu doaku di peristirahatanmu...
Kehilanganmu, 10 Desember 2010
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H