Mohon tunggu...
Erviena Saskia Putri
Erviena Saskia Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Student of Sriwijaya University, Social Politic Sience, Communication Studies

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Perubahan Media Komunikasi Terhadap Pola Komunikasi Keluarga

9 Desember 2023   10:00 Diperbarui: 9 Desember 2023   10:51 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perubahan media komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sekarang, memberikan dampak yang sangat signifikan dalam pola komunikasi keluarga. Komunikasi keluarga merupakan hal yang sangat penting dalam proses komunikasi pada anak. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak untuk melatih komunikasi agar dapat berkomunikasi dengan lancar di lingkungan masyarakat. Bronfenbrenner (1994) menyatakan perubahan yang terjadi pada keluarga dapat mempengaruhi proses sosialisasi dan perkembangan anak. Saat ini sering terjadi dimana pertemuan anggota keluarga ternyata tidak disandingi dengan komunikasi langsung di dalamnya. Anggota keluarga secara fisik berada di satu ruangan yang sama, namun tidak ada komunikasi dan interaksi komunikasi di dalamnya.

Berdasarkan hasil dari analisis dan juga riset pada jurnal serta artikel terdahulu, ditemukan bahwa media komunikasi baru dapat merubah pola komunikasi keluarga. Keluarga adalah unit sosial yang paling mendasar dalam masyarakat, dan banyak kebiasaan dan perilaku, termasuk penggunaan media, dipelajari dan diperoleh dalam keluarga . Dengan mempelajari cara individu terlibat dengan media dalam kehidupan sehari-hari sebagai hasil dari komunikasi keluarga mereka, maka akan memperluas pemahaman tentang keluarga dan media serta meningkatkan pemahaman kita mengenai dinamika media komunikasi dan pola komunikasi keluarga.

Media Komunikasi Yang Digunakan Dalam Komunikasi Keluarga

Seiring dengan berkembangnya teknologi, media-media komunikasi ini akan selalu berkembang dan berevolusi lebih baik dari sebelumnya. Media baru merupakan salah satu contoh dari media komunikasi yang berkembang. Pada zaman dahulu para orang tua kita berkomunikasi hanya menggunakan telepon, telegraph, dan surat pos dengan anak mereka yang berada di kota berbeda. Pesan yang disampaikan melalui telepon dan telegraf cepat sampai ke komunikan, tetapi biayanya relatif mahal. Sebaliknya penggunaan media surat pos memerlukan waktu beberapa hari untuk menyampaikan pesan ke komunikan, tetapi biayanya lebih murah. Hal ini membuat banyak masyarakat melakukan inovasi terhadap media komunikasi yang dapat menyampaikan pesan dalam waktu singkat dan biaya yang relatif murah. 


Perubahan media komunikas zaman dahulu dan sekarang

Dahulu: Telepon, Telegraph, Surat pos, dan Daun lontar

Sekarang: Whatsapp, Line, Instagram, dan Email

Pada media-media komunikasi yang digunakan saat ini, masyarakat dapat melakukan pekerjaan dan juga berkomunikasi tanpa bantuan orang lain. Hal ini memang sangat mempermudah masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari, tetapi hal ini juga dapat memberikan dampak negatif kepada penggunanya.

Perubahan Bentuk Pola Komunikasi Yang Digunakan Setelah Adanya Perubahan Media Komunikasi

Pola komunikasi keluarga merupakan proses komunikasi yang dilakukan oleh orang tua (suami dan istri) serta anak-anak mereka. Proses komunikasi ini dilakukan dengan saling bertukar cerita, pikiran, menyampaikan perasaan yang sedang melanda (seperti rasa kesal, senang, maupun sedih), dan juga mengajari anak-anak mengenai nilai-nilai sosial. Dari kegiatan komunikasi ini, anggota keluarga akan merasakan hubungan yang dekat, saling mengenal dan memahami sesama, serta yang terpenting hubungan dalam keluarga akan semakin kuat, harmonis, dan penuh dengan kasih sayang.

Setiap keluarga pasti memiliki pola masing-masing dalam berkomunikasi. Pola komunikasi ini merupakan hal yang akan selalu dijaga serta dibina agar anggota keluarga dapat menjalin sebuah ikatan yang sangat dekat. Tetapi seiring berjalannya waktu, pola komunikasi akan berubah, hal ini dikarenakan oleh adanya media yang canggih di zaman sekarang. Media yang sekarang sudah banyak digunakan oleh masyarakat, terutama oleh kalangan muda, membuat keluarga teralihkan oleh adanya media-media baru ini. Media ini mengajari penggunanya untuk dapat melakukan sesuatu dengan sendiri tanpa bantuan orang lain, yang membuat banyak masyarakat lebih nyaman untuk menyendiri, atau dapat kita sebut sebagai sifat individualisme. Sebuah keluarga yang mana anggotanya sudah lebih fokus kepada media canggih dan tidak menghiraukan lingkungan sekitarnya pasti tidak akan pernah bisa merasakan peran keluarga dengan optimal.

Perubahan Pola Komunikasi dalam Keluarga

Dahulu: Komunikasi secara fisik lebih banyak daripada Komunikasi secara non fisik, Pola Komunikasi satu arah dari orang tua ke anak, dan Peran orang tua dominan dalam komunikasi. 

Sekarang: Komunikasi secara fisik lebih sedikit daripada Komunikasi secara non-fisik, Pola komunikasi dua arah lebih banyak dilakukan, dan Orang tua dan anak memiliki kesempatan yang sama banyak dalam berkomunikasi.

Dampak Perubahan Media Terhadap Pola Komunikasi Dalam Keluarga

Pada media-media komunikasi yang digunakan saat ini, masyarakat dapat melakukan pekerjaan dan juga berkomunikasi tanpa bantuan orang lain. Hal ini memang mempermudah masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari, tetapi hal ini juga dapat meningkatkan potensi masyarakat yang individual. Sikap individual ini merupakan hal yang sangat tidak bagus jika dijadikan sebuah kebiasaan oleh masyarakat. Sikap individualisme merupakan pemahaman seseorang bahwa hidup tidak harus membutuhkan seseorang dan harus mementingkan diri sendiri ketimbang kepentingan bersama. Jika sikap individualisme ini diterapkan dalam proses komunikasi, maka proses komunikasi tidak akan berjalan dengan baik .

Salah satu lingkungan yang mendapatkan dampak dari sikap individualism ini adalah keluarga. Keluarga merupakan hal yang paling penting dalam kehidupan setiap masyarakat. Dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan kelompok primer yang terikat secara lahir dan batin serta ikatan tersebut tidak akan pernah terputus. Keluarga adalah sarana dan juga sekolah pertama bagi anak-anak dalam mengerti proses komunikasi, mengerti dunia luar, serta lingkungan pertama seorang anak. Hal inilah yang membuat komunikasi keluarga sangat penting. Menurut Kumar dalam Wijaya (1987) terdapat ciri-ciri dalam komunikasi keluarga, yaitu:

  • Keterbukaan, merupakan proses dimana anggota keluarga memiliki keinginan dan juga keberanian untuk terbuka dengan orang lain.
  • Empati, merupakan perasaan dimana seseorang akan merasakan hal yang sama dengan orang terdekatnya.
  • Dukungan, merupakan perasaan saling mendukung yang diberikan oleh orang terdekat agar kita lebih bersemangat dalam melakukan suatu aktivitas.
  • Perasaan Positif, merupakan perasaan nyaman kepada seseorang yang sudah sangat dekat serta selalu merasakan aura positif pada orang tersebut
  • Kesamaan, merupakan keadaan dimana kelompok atau individu tersebut memiliki suatu kesamaan dan memiliki rasa nyaman terhadap kesamaan tersebut.

Jika proses komunikasi keluarga sekarang ditinjau lebih lanjut, maka ciri-ciri komunikasi keluarga di atas sudah tidak bisa dirasakan kembali. Sudah sangat sedikit keluarga yang merasakannya. Sebagian besar keluarga zaman sekarang sudah saling tidak menghiraukan. Biasanya proses komunikasi keluarga dilakukan dengan tatap muka, sekarang proses tersebut sudah jarang dilakukan. Ketika keluarga sedang berkumpul bersama, hal yang biasanya dilakukan adalah saling bertukar cerita, bercanda gurau, dan lain sebagainya. Tetapi hal ini sudah berubah, pada zaman sekarang sudah banyak keluarga yang saling acuh tak acuh terhadap sesama, hanya fokus dengan kesibukannya sendiri. Seperti yang dikemukakan oleh McLuhan "Kita menciptakan media untuk berkomunikasi, tetapi pada akhirnya media tersebut akan mempengaruhi kehidupan kita". Dapat disimpulkan bahwa perkembangan media komunikasi merupakan awal berubahnya pola komunikasi masyarakat dengan lingkungan disekitarnya.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa pada zaman modern seperti sekarang teknologi sudah merubah pola kehidupan dalam masyarakat. Teknologi-teknologi ini akhirnya menghasilkan sebuah media yang sangat maju dan berkembang dengan cepat. Dari kemajuan ini, sangat banyak dampak positif yang masyarakat terima, seperti dipermudah dalam bekerja, mengirim pesan, mencari informasi, dan lain sebagainya. Tetapi bukan berarti media-media ini tidak memiliki dampak negatif, dampak negatif yang diterima pun sangat banyak, seperti meningkatnya masyarakat menyendiri (individualisme), sikap egoisme, sikap tidak menghargai dan menghormati orang lain, dan masih banyak lagi.


Dampak-dampak sangat terasa di lingkungan keluarga. Seperti yang kita ketahui bahwa keluarga adalah tempat paling aman dan nyaman jika anggotanya ingin bercerita, tetapi pada zaman sekarang, hal itu sudah berubah. Keluarga sudah kehilangan dimensi fisiknya yang diambil ahli oleh dimensi virtual. Hal ini membuat anggota keluarga, khususnya para anak-anak lebih memilih untuk menggunakan media sebagai sarana untuk bercerita ketimbang bercerita secara langsung kepada keluarga. Dari kasus ini kita mengetahui bahwa pola dalam komunikasi keluarga sudah sangat berubah, yang dulunya komunikasi dilakukan setiap hari secara langsung, berangsur- angsur komunikasi tersebut sangat jarang terjadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun