Mohon tunggu...
Ika ervianah
Ika ervianah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mendidik Anak Usia Dini Secara Islami

22 Mei 2016   18:37 Diperbarui: 22 Mei 2016   18:40 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak adalah karunia Allah SWT yang mana Allah sudah mempercayai setiap orang tua/guru anak tersebut sebagai panduan hidupnya. Seperti yang terdapat dalam hadist yang artinya “setiap anak yang dilahirkan itu telah membawa fitrah beragama (perasaan percaya kepada Allah) maka kedua orang tuanya/guru yang menjadikan anak tersebut beragama beraga yahudi, nasrani atau majusi (HR.Baihaki). hadist tersebut memberikan pengertian kepada kita bahwa dalam ajaran islam memang ada perintah untuk mendidik agama. Baik kepada keluarganya maupun kepada orang lain sesuai dengan kemampuannya (walaupun hanya sedikit).

Pendidikan agama dapat diartikan sebagai bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Sehingga pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam membentuk generasi muda agar memiliki kepribadian yang utama.

guru adalah seseorang yang mempunyai kewajiban dalam membimbing dalam proses pembelajaran. Sebagai komponen yang sangat penting, guru harus mempunyai suatu kemampuan yang sesuai dengan fungsi dan tujuan sekolah. Mengetahui kondisi siswa adalah suatu keharusan bagi guru dalam pembelajaran.oleh karena itu, guru juga diharapkan mengetahui materi pelajaran yang harus dipelajari dan didalami, dalam kondisi apa yang harus dijalankan. Dengan demikian, guru dituntut untuk profesional dan mampu mengetahui apa yang merupakan kemajuan dalam diri siswa.

Pendidikan agama adalah usaha untuk membimbing kea arah pertumbuhan kepribadian peserta didik secara sistematis dan pragmatis supaya mereka hidup sesuai dengan ajaran islam, sehingga terjalin kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Al – Abrasyi dalam bukunya yang menerangkan tentang dasar-dasar pendidikan islam, telah menyimpulkan lima tujuan umum pendidikan sebagai berikut :

  • Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia, mencapai suatu akhlak yang sempurna dalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Tetapi ini berarti bahwa kita tidak mementingkan pendidikan jasmani, akal, ilmu atau segi-segi praktis lainnya, melainkan kita memerhatikan segi-segi pendidikan akhlak seperti lainnya.
  • Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.
  • Persiapan mencari rezeki dan pemeliharaan segi manfaat atau lebih dikenal dengan tujuan vokasional dan profesional.
  • Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan rasa ingin tahu mereka.
  • Mempersiapkan pelajar dari segi profesional, teknikal supaya menguasai profesi dan keterampilan khusus.

Mendidik secara islami, dengan cara mengajak anak mengaji, mendoakan kedua orang tua, guru, dan orang yang sudah tiada. Mengaji disini bukan hanya sekedar mengaji namun si anak harus diperhatikan dari bacaan tajwidnya, panjang pendeknya,dsb agar si anak terbiasa melakukan hal baik tersebut.

Mendidik secara islami disini bukan hanya si anak disekolahkan di sekolah islam atau lembaga yayasan yang bernuansa islam saja, namun pengajaran dan etika di dalam sekolah tersebut juga harus menerapkan hal dan tingkah laku yang islami. Seperti seragam yang dikenakan harusnya panjang dan menutup aurat, yang laki-laki memamkai kopiah sedangkan yang perempuan mengenakan jilbab yang mana jilbab tersebut tidak hanya sebagai penutup kepala saja ketika disekolah melainkan sampai dirumah pun ia juga teteap nyaman untuk mengenakan. Begitu pula dengan baju, biasanya sekolah-sekolah SD/MI yang islami mengenakan kerudung namun bajunya hanya sampai siku dan rok yang dikenakan kadang ada yang panjang dan kadang ada yang hanya sampai lutut. Itulah bagaimana strategi sebagai guru/pendidik untuk membiasakan mengenakan pakaiana yang islami secara baik dan benar.

Pendidikan secara islami juga bias berbentuk tindakan anak untuk bersosialisasi dengan antar sesame dengan memberikan stimulus seperti :

  • Memberikan contoh positif anak
  • Membiasakan anak untuk saling membantu orang lain

Sebenarnya, anak bias di ajak interaksi itu sejak anak berada di dalam kandungan usia kandungan 4 bulan dan cara pembentukan karakter anak sebenarnya dimulai sejak orang tua atau calon orang tua memilih pasangan hidupnya, jika seorang perempuan atau laki-laki memilih calon pendampingnya sebaik mungkin maka anak yang akan ia lahirkan nantinya Insya Allah juga baik seperti perilaku kedua orang tuanya.

Selanjutnya ada banyak hal yang harus dilakukan kita sebagai orang tua/guru untuk mendidik anak /peserta didik secara islami, dari si anak yang dibiasakan salam ketika bertemu orang, bersalaman, atau bahkan sedekah. Hal tersebut jika diterapkan sejak dini Insya Allah sampai ia dewasa akan menjadi hal yang biasa dan memang harus dilakukan si anak.

Namun ada satu hal yang perlu diwaspadai kita sebagai orang tua, yakni : jika kita menginginkan anak atau murid kita menjadi manusia yang taat agama, maka kita juga harus mencontohkan kepada mereka baik secara abstrak ataupun secara nyata. Contohnya saja jika kita menginginkan anak mengaji atau memakai jilbab namun orang tua/guru tidak mengenakannya atau melakukan untuk mengaji maka si anak cenderung tidak mau dan bahkan akan berkata “ah, kenapa aku disuruh mengaji ataupun mengenakan jilbab, padahal ibu saja tidak mengaji ataupun mengenakan jilbab”. Apa yang harus kita lakukan jika anak sudah berkata seperti itu?

Jadi kita sebagai orang tua/pendidik maka seharusnya lebih waspada terhadap anak, kita tidak boleh terlalu melarangnya bahkan memanjakannya secara berlebihan karena hal tersebut bisa membahayakan dan merubah karakter pada anak selanjutnya ketika usia anak sudah bertambah.

Semoga kita sebagai orang tua/guru bias memberikan ilmu yang bermanfaat sekaligus contoh yang baik bagi anak didik kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun