Mohon tunggu...
Irfaan Sanoesi
Irfaan Sanoesi Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar seumur hidup

Senang corat-coret siapa tahu nama jadi awet

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Pendekatan Humanistik TNI, Dibalas Serangan KKB

26 Maret 2024   13:26 Diperbarui: 26 Maret 2024   13:27 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Air susu dibalas air tuba. Begitu yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap aparat keamanan dan warga sipil di Papua. 

Berdasarkan keterangan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan, terdapat 5 kabupaten yang kerap terjadi gejolak di Papua antara lain; Yahukimo, Pegunungan Bintang, Nduga, Intan Jaya, dan Puncak. 

Pada tahun 2023, dalam catatan TNI ada 61 korban jiwa akibat kekejaman KKB. Mereka yang menjadi korban terdiri dari: TNI 26 orang, Polri 3 orang, masyarakat sipil 32 orang.

Dari data di atas, jelas yang menjadi korban kekejaman KKB adalah masyarakat sipil yang tak berdosa. Hal ini pula yang sangat disesali oleh pihak TNI.

Mayjen Izak mengatakan bahwa baik TNI maupun Polri selalu mengedepankan pendekatan humanistik dalam penanganan soal Papua. Pendekatan yang dapat menjalin hubungan timbal balik yang baik antara aparat keamanan dan masyarakat.

"Setiap permasalahan kami berusaha selesaikan dengan baik, menghindari terjadinya pertumpahan darah, menghindari terjadinya korban-korban yang tidak perlu," ujar Mayjen Izak dalam jumpa pers di Subden Denma Mabes TNI, Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (25/3/2024).

Namun nasi sudah menjadi bubur. KKB semakin brutal menyerang sekalipun TNI telah menerapkan standar operasional penanganan sesuai standar internasional. Selain itu, TNI-Polri menekankan pendekatan yang sesuai dengan harapan masyarakat.

Papua adalah tanah damai. Papua adalah tanah yang diberkati. Komitmen aparat keamanan senantiasa berupaya agar tanah Papua tak dilumuri darah terpatri dalam setiap tugas TNI-Polri. 

Namun sayang KKB menodai tanah Papua dan menghilangkan nyawa yang berdosa. KKB "berjuang" tanpa arah tujuan yang jelas, sehingga menimbulkan antipati masyarakat Papua juga internasional.

Sebenarnya keberadaan TNI Polri disambut baik oleh masyarakat Papua. Bahkan mereka merasa aman dengan hadirnya TNI-POLRI. Namun KKB tetap saja melakukan penyerangan, pembunuhan, dan perusakan fasilitas umum.  

Anggota TNI dan Polri dibunuh. Bahkan orang asli Papua pun dibunuh. Banyaknya korban sipil berjatuhan pada mulanya untuk membangun fasilitas umum Papua. Seperti sekolah, puskesmas, rumah, dan rumah ibadah.

"Pada tahun 2024, korban meninggal oleh aksi KKB sebanyak 7 orang, TNI 2 orang, Polri 3 orang, masyarakat sipil 2 orang. Fasilitas umum, kantor pemerintahan dibakar sebanyak 7 unit. Ini yang menjadi tantangan kami dalam penanganan setiap permasalahan di Papua," jelas Mayjen TNI Izak.

Karena itu, pemerintah harus semakin tegas terhadap upaya penanganan di Papua. Jika tidak mengubah prosedur operasional TNI-Polri. KKB semakin tak tahu diri dan merasa benar sendiri

Mereka enggan hadir duduk bersama berdialog untuk menyelesaikan masalah berkepanjangan di Papua. Hukum harus ditegakkan seadil-adilnya demi harkat dan martabat kemanusiaan.

Pemerintah jangan diam seribu bahasa melihat anak bangsanya baik sipil maupun aparat jatuh berguguran.  Soal Papua harus dilihat secara komprehensif agar tidak kembali terulang keja

dian serupa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun