Air susu dibalas air tuba. Begitu yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap aparat keamanan dan warga sipil di Papua.Â
Berdasarkan keterangan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan, terdapat 5 kabupaten yang kerap terjadi gejolak di Papua antara lain; Yahukimo, Pegunungan Bintang, Nduga, Intan Jaya, dan Puncak.Â
Pada tahun 2023, dalam catatan TNI ada 61 korban jiwa akibat kekejaman KKB. Mereka yang menjadi korban terdiri dari: TNI 26 orang, Polri 3 orang, masyarakat sipil 32 orang.
Dari data di atas, jelas yang menjadi korban kekejaman KKB adalah masyarakat sipil yang tak berdosa. Hal ini pula yang sangat disesali oleh pihak TNI.
Mayjen Izak mengatakan bahwa baik TNI maupun Polri selalu mengedepankan pendekatan humanistik dalam penanganan soal Papua. Pendekatan yang dapat menjalin hubungan timbal balik yang baik antara aparat keamanan dan masyarakat.
"Setiap permasalahan kami berusaha selesaikan dengan baik, menghindari terjadinya pertumpahan darah, menghindari terjadinya korban-korban yang tidak perlu," ujar Mayjen Izak dalam jumpa pers di Subden Denma Mabes TNI, Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (25/3/2024).
Namun nasi sudah menjadi bubur. KKB semakin brutal menyerang sekalipun TNI telah menerapkan standar operasional penanganan sesuai standar internasional. Selain itu, TNI-Polri menekankan pendekatan yang sesuai dengan harapan masyarakat.
Papua adalah tanah damai. Papua adalah tanah yang diberkati. Komitmen aparat keamanan senantiasa berupaya agar tanah Papua tak dilumuri darah terpatri dalam setiap tugas TNI-Polri.Â
Namun sayang KKB menodai tanah Papua dan menghilangkan nyawa yang berdosa. KKB "berjuang" tanpa arah tujuan yang jelas, sehingga menimbulkan antipati masyarakat Papua juga internasional.
Sebenarnya keberadaan TNI Polri disambut baik oleh masyarakat Papua. Bahkan mereka merasa aman dengan hadirnya TNI-POLRI. Namun KKB tetap saja melakukan penyerangan, pembunuhan, dan perusakan fasilitas umum. Â
Anggota TNI dan Polri dibunuh. Bahkan orang asli Papua pun dibunuh. Banyaknya korban sipil berjatuhan pada mulanya untuk membangun fasilitas umum Papua. Seperti sekolah, puskesmas, rumah, dan rumah ibadah.