Mohon tunggu...
Erusnadi
Erusnadi Mohon Tunggu... Freelancer - Time Wait For No One

"Sepanjang sungai/kali masih coklat atau hitam warnanya maka selama itu pula eksistensi pungli, korupsi dan manipulasi tetap bergairah "

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekotak Nasi untuk Dimakan Bersama Ibu Siang Nanti

18 November 2024   23:07 Diperbarui: 19 November 2024   05:20 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mentari pagi bersinar menyambut hari sementara alam pun turut berseri-seri. Anak-anak sekolah dasar tampak riang berlarian menuju sekolah sebagai tujuan.
Di sekolah pun sudah disiapkan sarapan pagi sebagai program uji coba makanan bergizi. 

Pendek kata,  satu-satu siswa dan siswi tanpa ragu menyantap habis sekotak lauk pauk dan nasi.  Namun di sudut kelas seorang siswi kelas empat hanya menikmati saja lewat tatapan iri kedua matanya seraya menahan diri. Namanya Putri Tangguh Sejati.

"Mengapa ia hanya tatap sekotak nasi itu di mejanya?"kata hati para birokrasi negeri yang beramai-ramai mencuri pandang. Lalu, seorang di antaranya datang mendekati. 

"Kenapa tidak dimakan, Nak? " tanya seorang ibu yang bukan gurunya itu.
"Tidak, Bu. Untuk dibawa pulang saja. "
Katanya tenang seraya menatap dalam-dalam wajah ibu itu yang mulai tampak terharu. 

Padahal selama ini Putri Tangguh Sejati sendiri sebagai anak yatim sudah terbiasa empat tahun hidup tanpa empati. 

Sekarang ia hanya sedang mengingat ibunya untuk makan bersama sekotak nasi ini saat waktu kerja ibu siang nanti selesai mengurus rumah tetangga. Dan, ia merasa tidak perlu dikasihani di sekolah ini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun