Mentari kelihatan redup di waktu pagi
Sebab awan tebal menyelimuti tiada henti
Karenanya terang susah untuk datang menyambut hari
Sehingga semua penghuni bumi sibuk mencari-cari
Tapi jauh di suatu negeri
Justru di sudut rumah itu terang berkilauan
Kelihatannya bukan oleh cahaya mentari
Bukan pula oleh wajah penghuninya yang memancarkan cahaya ilahi
Tapi sinar tumpukan  emas yang rapat disembunyikan bilangan hari
Di situ pula segunung lembaran uang kertas yang baru tersusun pongah mengejek sanubari
Benda itu telah menjadi saksi bisu ketamakan duniawi
Menjadi saksi bisu pula di akhir dunia
Namun begitu kemana pun wajah dipalingkan di situ sorot mata kebencian menghujam
Orang-orang hina semacam ini tak lagi pantas diberi hangatnya sinar mentari
Meski tobat lewat jeruji besi sudah dijalani
Korupsi lagi-lagi mengkhianati negeri
Karenanya sembari menunggu daftar orang-orang hina yang bakal diciduk aparat negeri lagi
Ada baiknya minum kopi sambil memuji keagungan ilahi
Yang meluluskan doa-doa kaum jujur di seantero negeri
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H